Vana masuk kedalam rumahnya yang sudah seperti kapal pecah saat melihat abangnya yang makan camilan berserakan dimana-mana.
Ia mengelus dadanya pasrah, baru saja kemarin ia mengganti karpet di bantu dengan bi siti sekarang karpet itu sudah tak menyerupai bentuk karpet.
"Abang lo apa-apaan sih nyampah dirumah?" Kesal Vana lalu memukuli abangnya dengan tas nya yang bewarna abu-abu.
"Aduh!!! sakit oy!!" Jerit Varo kesakitan saat Vana memukulinya bertubi-tubi tanpa ampun.
Varo mencoba untuk bergeser dari tempat duduknya namun dengan cepat Vana menduduki abangnya dan mencubit pinggang abangnya.
"Sakittt!! Ampunn!!!" Rintih Varo aaat adiknya mencubitnya.
Akhirnya Vana melepaskan cubitanya dan berdiri diatas karpet.
Ia merasakan bahwa kaus kakinya basah seperti menginjak sesuatu, saat dilirik kebawah membuat Vana lagi lagi memejamkan matanya menahan amarah yang siap meledak.
"hehe, sorry tadi ga sengaja ke tendang." Ringis Varo melihat adiknya yang ingin menerkamnya.
"Gue ga mau tau lo bersihin sendiri tanpa bantuan Bi siti sama Mang Ujang!" Ujar Vana kesal lalu mencopot Kaus kakinya yang sudah lembab terkena sirup Marjan dan melemparkannya kedepan muka Varo.
"Dasar adek durhaka ya gini ni." Gerutu Varo dengan suara kecil yang masih bisa didengar oleh Vana.
"APA KATA LO?!" Teriak Vana ingin menyerang Varo namun dengan sigap Varo lari kekamarnya dan langsung menguncinya.
"ABANG!!!!"
Ruang keluarga yang tadinya seperti kapal pecah akhirnya bersih seperti semula setelah dibersihkan oleh Varo dengan bantuan Bi Siti yang pastinya tanpa sepengetahuan Vana.
Gadis itu sudah terlelap hingga malam, Varo akhirnya memasuki kamar adiknya dan duduk di kursi disamping tempat tidur Vana.
"Woy! Bangun kebo, mama dah pulang tu." Ujar Varo sambil menarik pipi adiknya.
Vana membuka matanya lalu menabok wajah Varo yang menjijikkan batin Vana.
"Sana lo, Rusuh aja." Usir Vana membuat Varo mengusap Rambut Vana dengan kasar.
"Sakit bego."
Varo menimpuk mulut Vana dengan Buku yang berada di nakas adiknya, "Itu mulut kasar banget, disekolahin apa kagak?"
"Kagak." Sahut Vana singkat lalu menyibakkan selimutnya dan menendang Varo sekuat tenaga agar keluar dari kamarnya.
"Mandi cepetan, Bau lo udah kaya bau tai sapi yang ditimbun bertahun-tahun." Ujar Varo langsung menutup pintu kamar adiknya.
Vana menghiraukan perkataan Varo dan masuk kekamar mandi.
***
"Udah sehatan belum?" Tanya Bara menatap Aldi yang terlihat sayu.
"Alhamdulillah kemaren baru check-up katanya udah bisa sekolah lagi." Ucap Aldi dengan suara seraknya khas orang sakit.
"Jangan sakit-sakit lu ntar kagak bisa main basket ama gue lagi begimana?" Sahut Aziz dengan logat betawinya.
Aldi terkekeh pelan, "Kan ada Bara sama yang lain."
"Itu orang kagak bisa maen semua," Ujar Aziz langsung diberi tatapan horor oleh teman-temanya.
Mereka hari ini memang sudah berencana menjenguk Aldi dirumahnya.
Sebagian dari mereka tidak ikut menjenguk karena saran dari Bara kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [ON GOING]
Teen Fiction[UPDATE SABTU-MINGGU] Budayakan follow terlebih dahulu lalu baca dan jangan lupa vote dan comment nya, hargai karya saya ya hihi. Bara Amerisium Wilhelm, panggilanya Bara. Cowok yang memiliki badan bagus dan selalu memikat kaum hawa di SMA Garena. K...