Bisa ga sih tu lambe gausah ngebacot
Bara memasuki mobilnya ke perkarangan rumahnya. Mobil jazz nya sudah terparkir rapi disebelah mobil Pajero sport milik papanya.
Ia keluar dan berjalan kearah pak budi yang sedang memotong rumput pekarangan rumah yang mulai memanjang.
"Pak! tolong nanti bersihin jok mobil saya ya!" seru Bara sedikit berteriak karena Pak budi memiliki pendengaran yang kurang jelas.
Pak budi menghentikan aktivitasnya lalu berjalan kearah Bara,"Loh kenapa den? bukanya kemaren udah bapak cuci? atau bapak kurang bersih nyucinya?" Pertanyaan beruntun dari Pak budi membuat bara terkekeh sejenak.
Bara menggeleng lemah, "Engga pak,tadi temen saya ada kebentur kepalanya, jadi darah dari kepala dia nempel di jok mobil saya," jelas Bara.
Pak budi mengangguk mengerti lalu memberikan hormat kepada anak majikannya, seakan berkata "siap laksanakan!".
Bara tersenyum tipis bahkan hampir tidak terlihat. Ia berjalan kembali masuk kedalam rumahnya. Sambutan hangat William tak dihiraukan oleh Bara dan tetap melanggang pergi ke kamarnya.
William tersenyum tipis sambil menatap bara sendu.
Bara memasuki kamarnya yang bernuansa klasik. Ia meletakkan tasnya sembarangan dan berjalan menuju balkon rumahnya yang di halangi oleh jendela rumahnya.
Ia keluar dengan santainya lalu menutup jendela itu kembali tak lupa menyibakkan tirainya menutupi jendela itu.
Ia mengeluarkan sebungkus rokok dan pematiknya. Bara duduk di kursi yang sudah disediakan di balkon kamarnya dan menumpukkan kakinya di atas tong sampah mininya.
Kepulan asap yang keluar dari benda berbahaya itu membawa kesan tersendiri bagi Bara.
Jika dibandingkan dengan remaja zaman sekarang Bara tentu jauh beda ia merupakan anak yang tidak neko-neko. Dibalik sifat nakal nya ini tersembunyi sifat hellokitty miliknya yang tak diketahui oleh siapapun kecuali anggota SETADOS.
Dering handphone membuyarkan lamunannya. Tanpa basa basi ia langsung mengangkat telfonnya.
"Apaan?" tanya Bara saat sudah tau tujuan sang penelfon tersebut.
"Biasa ngumpul bro!" seruan semangat dari sang penelfon.
"Males gue," tolak bara sambil memejamkan matanya.
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, setelah hening beberapa detik akhirnya sang penelfon berbicara kembali.
"Come on man! Lo sebagai ketua harus datang lah bro!" ucap sang penelfon dengan pasti.
"Jadi lo manfaatin jabatan gue biar gue mau?" tanya Bara sambil tersenyum sendiri.
"B-bukan gitu bro, intinya lo harus ikut! gue ga mau tau."
"Alasan gue harus ikut apa?" tanya Bara lagi.
"GUE KANGEN!" teriak sang penelfon dari sebrang sana dan mematikan telfonnya sepihak sebelum Bara menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [ON GOING]
Teen Fiction[UPDATE SABTU-MINGGU] Budayakan follow terlebih dahulu lalu baca dan jangan lupa vote dan comment nya, hargai karya saya ya hihi. Bara Amerisium Wilhelm, panggilanya Bara. Cowok yang memiliki badan bagus dan selalu memikat kaum hawa di SMA Garena. K...