IDENTITAS

30 10 0
                                    

🍬🍬🍬

Debby menoleh ke wajah Bagas begitu juga dengan bagas. Terdapat pertanyaan besar di mata Bagas,sementara Debby tak kuasa untuk menjelaskan nya.

"Bu—bunda..."

Bagas semakin di buat penasaran dan kesal karna harus menunggu lama penjelasan dari Debby.

"Bu—Bunda..."

"Iya apa bunda?"

"Bunda mimpi semalam,bunda di datangin sama Katherine dan Mirza. Di dalam mimpi bunda kata nya mereka mau balas dendam atas perbuatan kita" Ucap Debby sembari menangis.

Bagas tersenyum devil. "Gak! Gak mungkin! Mereka sudah mati! Gak mungkin mereka hidup lagi. Bunda tenang aja ya" ucap Bagas sembari memeluk Debby dan menaruh kepala Debby di atas bahu Bagas,sementara tangan kanan Bagas sudah mengepal kuat di atas sofa.

Saya gak akan biarin kalian mengganggu kehidupan keluarga saya! Batin Bagas.

Debby melepas pelukan nya dengan Bagas begitu juga dengan Bagas.

"Bunda yang tenang ya.. Mereka gak akan mungkin bisa ganggu kita. Mereka kan sudah mati" Ujar Bagas sembari mengusap puncak kepala Debby dan mengusap air mata yang ada di pipi Debby.

🍬🍬🍬

"Akhir nya kenyang juga gue" ucap Kathya sembari duduk bersender di atas kasur.

"Tapi gue bosan kalo cuma di sini.. Ngapain ya?" Kathya berpikir pikir harus apa.

"Gue main biola aja" Kathya menuju lemari nya untuk mengambil biola warna coklat kesayangan nya.

Kathya duduk di balkon di atas kursi dan menaruh ponsel nya di kantong celana nya

Kathya mulai menaruh biola di samping leher nya dan mulai menggesekkan senar biola dengan alat untuk menggesek senar supaya tercipta alunan nada yang indah. Dengan suara Kathya yang indah dan merdu bisa mengiringi permainan alat musik nya saat ini. Menambah nilai plus kesempurnaan nya sebagai cewe.

Sementara Alan kini tengah bersiap siap untuk keluar rumah lagi. Tidak ada kerjaan lain selain ia keluar rumah bersama motor dan mobil nya. Sebelum Alan pergi,ia sempat melihat sebuah dompet pink milik Kathya di atas nakas di sebelah kasur nya. Alan tersenyum miring lalu mengambil dompet itu dan duduk di atas kasur.

Alan menatap dompet pink itu dengan lama lalu terkekeh saat kembali mengingat kejadian tadi siang.

"Gue gak peduli dan gue gak mau tau ini motor harus secepat nya bener!" ucap Alan dengan santai nya sembari berkacak pinggang.

"Lah?! Kok lo jadi maksa?! Gue gak bisa ganti! Nihh liat isi dompet gue!" Kathya membuka tas coklat kulit nya dan mengeluarkan dompet pink milik nya,disana Kathya memperlihatkan isi dompet pink nya yang hanya ada dua lembar uang seribuan dan uang logam lima ratus perak ada lima.

Buka?gak? Alan membatin

Kedua kata yang saling berebut di dalam pikiran nya,membuat Alan terus bimbang. Satu kata yang menang dan itu adalah kata hati.

Buka! Gumam Alan dalam hati meyakinkan diri nya untuk membuka dompet Kathya.

Alan membuka dompet Kathya. Menampilkan beberapa uang yang tadi di tunjukan Kathya dan Kartu Nama Kathya. Yang menjadi pusat perhatian Alan adalah Kartu Nama Kathya.

Alan mengambil katu nama tersebut lalu melihat identitas Kathya.

Kathya Aranyha Zey. Baca Alan dalam hati.

"Nama nya pasaran" remeh Alan. Berbeda dengan orang orang yang memuji nama seseorang,Alan malah meledek dan meremehkan nama orang yang ia kesali.

Lalu Alan melihat nomor telepon Kathya dan menyimpan nomor tersebut di ponsel nya.

Alan menyeringai jahil. Cowok itu tau apa yang harus ia lakukan.

Alan menghubungi nomor yang barusan ia simpan di kontak nya dan menunggu jawaban dari panggilan.

"Maaf nomor yang anda tujui sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan coba beberapa saat lagi"

Jawaban yang keluar hanyalah suara operator yang membuat Alan kesal

"Sialan!" umpat Alan.

Alan mencoba menelfon Kathya beberapa kali tapi selalu saja suara operator itu yang terdengar.

🍬🍬🍬

Kini Alan sedang membawa mobil nya untuk jalan jalan malam ini. Dengan perlahan Alan menjalankan mobil nya agar bisa mengenali satu persatu tempat yang ada di sana.

"MAKSUD LO APA HAH?!"

"LO MAU BIKIN NIGHTMARE BUBAR?!"

Orang yang berteriak itu terus membaku hantam orang yang sudah terjatuh.

Seruan dari seseorang itu membuat Alan menoleh ke arah sumber suara.

"Heran gue ama anak jaman sekarang nyelesain masalah make ribut ributan segala! Kayak kagak ada cara lain aja!" ucap Alan sembari menghampiri kerumunan orang.

"WOYYY!! NGAPAIN LO PADA DI SANA?!!" teriak Alan membuat seluruh kerumunan orang itu menegok ke arah sumber suara lalu menatap tajam dan garang pada Alan.

🍬🍬🍬

Tinggalin VOMMENT kalian di sini yaa..

Biar author semangat buat cerita nya lagi👌

LOVE YOU READERS😘

KathLanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang