2. Hari Pertama

43 9 0
                                    

"senyum tak selamanya menandakan kita bahagia. Namun,tak selamanya senyum palsu itu menandakan kita bersedih. Rumahmu akan selalu tau makna senyummu dan mengerti rasa sakitmu juga memahami kebahagiaanmu"
-Aluna Samantha/Alan Natanegara-

Tahun ajaran 2019/2020 adalah tahun pertama Aluna dan Alan menginjak jenjang SMA. SMA Atlanta, adalah SMA favorit,siapa yang tak tau? SMA unggulan yang terkenal pemain basketnya. Tampan?tentu,tinggi?jangan ragukan lagi. Paten mas -author-

Basket memang olahraga favorit kembar beda orang tua ini. Bahkan,dihalaman belakang rumah Alan ada ring basket yang sering dipakai mereka berdua untuk bermain.

"Mama,Aluna berangkat ya" Aluna berjalan mendekat ke mamanya

"gak berangkat sama Alan lun?" tanya sang mama heran karena putri satu-satunya ini tak berangkat dengan sahabat kecilnya

"Alan mah lama ma,dia belum bangun masak" rengek Aluna yang masih jengkel,karena Alan belum bangun padahal semalam Aluna sudah mengingatkan Alan bahwa hari ini adalah hari MOS pertama mereka. Namun,memang dasarnya Alan kelewat kebo jam sudah menunjukkan pukul 6.15 dia masih saja asik dengan bunga tidurnya.

kringg-kringgg--

Dering telepon sang mama menghentikan percakapan singkat mereka. Mama Aluna merupakan seorang pengacara dan akhir-akhir ini mamanya sedang mendapat klien dengan kasus yang lumayan sulit. Jadi,sudah wajar hukumnya bagi Aluna jika pagi-pagi buta seperti sekarang telepon mamanya sudah bising berbunyi.

Sepertinya dewi keberuntungan sedang tidak berpihak pada Aluna,samar-samar dia mendengar suara keributan dari arah mamanya,

"Ya udah gak usah aja kamu pulang" dengar Aluna ketika mulai mendekat kearah mamanya

"Sana!urus dirimu sama anak itu sendiri!" samar Aluna mendengar jawaban dari balik telepon genggam mamanya. Yang tak lain dan tak bukan adalah suara papanya sendiri.

Aluna langsung berlari keluar rumah tanpa bersalaman ke mamanya. Air matanya bagaikan sudah habis,terlalu sering. Tidak. Sangat sering malah ia mendengar papa dan mamanya berdebat baik tayangan langsung atau hanya suara saja. Hanya satu tempat dia bersandar sahabat kecilnya, Alan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30,sedangkan Aluna masih menunggu bus datang di halte dekat rumahnya.

"naik lun" suara itu memecah keheningan Aluna, ia kenal suara itu sangat mengenalnya. Tanpa menunggu lebih lama Aluna langsung naik kemotor orang yang menawarkan tumpangan kepadanya.

Memperbaiki posisi duduknya, menyandarkan kepalanya di punggung tegap lelaki didepannya ini. Alan tau,dia tau yang sedang wanita ini pikirkan,beban berat dibalik wajah cerianya

-Flashback on-

Alan masih setengah sadar ketika mengambil handphonenya. Namun, ketika kesadarannya penuh dia melihat waktu pukul 6.05 dan langsung melempar asal handphone ditangannya.

Pikirannya langsung melayang ketika Aluna kemarin mengingatkannya untuk siap pukul 6 pagi. Tapi kemarin,dia tergoda menonton pertandingan tim sepak bola favoritnya hingga pukul 3 pagi.

Alan hanya menyikat giginya dan mencuci muka tak lupa menata jambul khasnya itu, langsung berlari kearah rumah disampingnya. Pemandangan tak enak lah yang dilihatnya pertama kali ketika menapakkan kaki kerumah bernuansa klasik ini. Tante Rima sedang berdebat dengan suaminya.

Satu yang menyita pandangan Alan, Aluna sedang berlari menjauh dari pekarangan rumah. Tanpa menunggu Alan kembali berlari kearah rumahnya mengambil motor,dan menemukan Aluna sedang menunggu di halte dekat rumah mereka.

-Flashback off-

Pukul 6.40 mereka sampai di gerbang depan yang berdiri kokoh bertuliskan "SMA ATLANTA" diatasnya. Aluna tersenyum senang, Alan tau dibalik senyum itu mata Aluna tetap menatap sendu dengan luka dalam yang menggores hatinya. Satu yang Alan simpulkan "senyum itu palsu".

~~~~~~

Lelah. Satu kata yang mewakili kondisi dua orang yang tergeletak dibawah pohon rindang dipinggir lapangan.

"Cacaaa,bawa air gak caa,haus banget gue astagaa?" tanya Alan masih mengatur nafasnya yang tersengal.

"gak tauuh-hh itu-huhhh aduhh capeee banget gue" jawab Aluna sambil menoleh dan mengibaskan tangannya di depan wajah untuk menghilangkan panas.

"gak ngaruh kalii" celetuk Alan menghentikan kegiatan Aluna sejenak

"diem deh lagi gak mood gue,capek" halau Aluna dan sedikit mendorong tubuh Alan menjauh.

"pulang jam berapa sih?" setelah hening beberapa saat,suara Aluna memecahkannya

"abis ini ada kegiatan lagi bukan sih?" lanjut Aluna

"atau langsung pulang?" Aluna terus bertanya bahkan Alan sama sekali tak ada kesampatan untuk menjawab.

"neng,aa jawab dulu atuh. Pengen ditampol emang ni bocah satu. Nanya mah satu-satu" jawab Alan memotong sebelum Aluna melanjutkan pembicaraannya

"hehe iya-iya lan,santai dong lo"

"kayaknya kegiatan lagi deh,abis itu balik" Alan kembali ke topik semula.

"UNTUK PESERTA MOS DIHARAPKAN UNTUK KEMBALI KE AULA"

Ditengah-tengah pembicaraan mereka,ada suara yang menginterupsi. Suara itu berasal dari Aula SMA Atlanta,tanpa menunggu Alan,Aluna langsung berlari ke arah aula.

Tanpa Aluna tau dibelakangnya Alan terkekeh pelan dan bergumam pelan
"gue tau lo lemah,senyum lo palsu,lo banyak beban,tapi entah kenapa gue suka cara lo nutupinnya"
lantas menyusul Aluna yang sudah lumayan jauh didepannya.

----------------------------------------------------------------------

WEEKEND LOH!!
Nice weekend

JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang