8. Gagal

20 7 0
                                    

now playing: KALI KEDUA-RAISA

*mewakili salah satu perasaan diantara mereka bertiga

****

"Terlihat bahagia ,namun pada kenyataannya aku sangat terluka"

-A-

"Tangismu adalah bencana bagiku"

-A-

"Senang bersama dengamu setelah sekian lama aku menunggumu. Kita kembali lagi mengukir jalan bersama berdua"

-A-

****

Aluna baru saja pulang dan dia sudah disuguhkan pemandangan yang begitu memilukan. Ayahnya pulang.

Iya,ayahnya pulang setelah hampir empat bulan tak menampakkan dirinya dirumah. Aluna tersenyum miris. Memamerkan senyumnya yang penuh dengan kebencian. Sorot matanya yang terlihat begitu ingin membunuh. Tangannya sudah terkepalkan dengan sangat kuat, hingga menunjukkan kuku-kuku jarinya yang memutih.

Aluna kecewa.

Dia berjalan pelan menuju pintu masuk rumah. Kakinya bergetar hebat, matanya sudah buram dipenuhi cairan bening.

Semakin dekat,semakin mencekam suasana yang Aluna rasakan. Hingga, kenyataan menamparnya kuat,menghancurkan hatinya yang sudah hancur--kali ini hingga berkeping-keping rasanya.

Ayahnya memang tak pernah kasar dengan Aluna,selalu memperlakukan Aluna bagai seorang putri, dan hari ini semua hal itu hilang begitu saja dari memori Aluna.

Ayahnya pulang dengan wanita lain.

Satu pemandangan mengalihkan mata Aluna sehingga ia menatap objek tersebut. Mamanya tersenyum--tersenyum. Tak ada siratan senyum pahit, senyum menyakitkan, senyum amarah, senyum sendu, atau lainnya. Mamanya bahagia.

"Aluna, udah pulang nak" sapaan itu membuat tubuh Aluna menegang seketika, lamunannya juga buyar begitu saja--hilang entah kemana.

Tubuh itu semakin mendekat kearah dirinya,entah berapa banyak keberanian yang Aluna punya--dia juga melangkahkan kakinya mendekat kearah orang tersebut.

Ayahnya memeluk Aluna erat seakan inilah pelukan terakhir dari sang ayah. Dan Aluna pikir ini memang akan jadi yang terkahir kali untuknya.

"Pergi" kata Aluna disela-sela dekapan erat dari sang ayahanda yang sebenarnya begitu ia rindukan.

Setelah mengatakan hal tersebut,Aluna langsung meninggalkan ketiga orang yang terpaku mendengar ucapan yang keluar dari bibir mungil Aluna. Terutama ayahnya yang mimik wajahnya berubah sendu seketika.

"Luna" panggil sang mama saat dia sampai di anak tangga ketiga. Aluna berhenti tapi enggan untuk menoleh kearah mamanya.

"Turun dulu mama mau ngomong" ajak sang mama lembut yang Aluna ketahui mendekat kearahnya dikarenakan suara langkah kaki yang cukup menggema ditengah keheningan mereka berempat.

"Capek,aku mau tidur" Aluna tak ingin berlama-lama dengan kenyataan pahit yang dia alami hari ini, cukup tertekan dengan banyaknya kejadian memilukan hari ini.

JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang