7. Pertemuan

21 7 1
                                    

Now playing : ASAL KAU BAHAGIA-HANIN DHIYA

*lagunya nyes,bacanya pelan-pelan ya biar pas tempo lagunya,ty

***

"Aku kembali menemukan semangat hidupku yang telah lama menghilang setelah mengisi separuh dari bagian di hatiku"

-Aldebaran

"Senyummu itu sebagian dari hariku. Tak peduli resiko yang akan kuterima. Meski harus tersakiti untuk melihat mu tersenyum"
-Cassaluna

***


"Lan balik ke kelas sekarang deh" ajak Aluna santai padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.30 yang artinya jam pelajaran pertama sudah mulai sejak lima belas menit yang lalu.

"Gak mau ntar ca?gue masih pengen disini padahal"

Aluna hanya menjawab dengan anggukan tanda dia mengerti. Angin kencang menerpa wajah Aluna dan beberapa anak rambutnya berterbangan bebas menutupi beberapa titik di wajahnya.

Aluna dan Alan sama-sama enggan untuk membuka percakapan dan memilih larut dalam pemikiran masing-masing.

Aluna termenung memikirkan beberapa menit yang lalu ketika sahabatnya bertemu dengan. Dia.

Entah kenapa, ketika seharusnya Alan merasakan bahagia karena melihat dia kembali setelah sekian lamanya tak jumpa.

Flashback on

Mereka baru saja memasuki gerabang sekolah. Aluna sudah turun tadi didepan gerbang dan membututi motor Alan yang sedang mencari parkir.

"HELM LO CA" seru Alan yang menaikkan suaranya karena posisinya dan Aluna yang cukup berjauhan.

Aluna yang mendengarnya langsung berjalan mendekati posisi motor Alan dan menyerahkan helm putihnya.

"Inget nanti sore temenin gue nyari novel nyet" ingat Aluna pada Alan tentang janji mereka kemarin malam.

"Gak mau gue,males banget ya nemenin lo kalo udah nyari novel. Suka gak tau waktu" cibir Alan.

Aluna langsung menendang tas punggung Alan,karena posisinya kini Aluna pas sedang berjalan dibelakang Alan.

"Isinya buku ni tas gue,main tendang aja lo. PA.MA.LI tau" kata Alan setelah tubuhnya sedikit terdorong kedepan akibat tendangan Aluna yang cukup kencang.

"Alah,tas lo paling isinya buku tulis satu,pensil satu,sama pulpen. Gitu aja sok-sok bawa buku ban----woy"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya leher Aluna sudah dirangkul Alan mendekat kearahnya. Lebih tepatnya kearah ketiak Alan,karena tinggi Aluna yang tak lebih dari 160cm.

"Diem ya babi lucunya Alan" titah Alan sambil mengeratkan rangkulannya pada leher Aluna,tak peduli Aluna yang terus meronta kesakitan meminta untuk dilepaskan.

Tawa mereka terus terdengar sepanjang perjalanan,walaupun dengan posisi Aluna yang bisa dikatakan cukup buruk.

Hingga tiba didepan pintu kelas,tawa mereka berhenti. Raut wajah Alan yang terkejut dengan senyum tertahan namun tak bahagia. Dan raut wajah Aluna yang terkejut dan memandang sinis. Tanpa mereka tau bahwa salah satu diantara mereka hatinya teriris mengingat kejadian beberapa tahun silam.

JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang