10. Dia

13 5 0
                                    

"Aku merindukan dia yang selalu disisiku, yang mengajarkan aku untuk menyadari pahitnya kenyataan kecil diantar kami"
-Aluna

****

X IPA-2 hari ini dilanda kebosanan tingkat akut, sebabnya adalah sosok yang sedang berada didepan kelas sekarang sangat membosankan--maklumlah sudah tua, terlebih lagi mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Indonesia.

Sebenarnya, anak kelas terakhir dalam jurusan IPA ini tidak anti dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya saja Bu Betty mengajarnya seperti menceritakam dongeng sebelum tidur--membosankan. Tingkat akut bahkan.

Dilihat dari ujung hingga ke ujung kelas hampir seluruhnya mengambil posisi mengheningkan cipta, hanya murid-murid yang biasa menjadi kebanggaan guru masih duduk tegak sambil memerhatikan guru tua itu.

"Tam!gue bosen banget" rengek Alan pada teman yang duduk didepan Alan dan Aluna.

"Muak banget gue" celetuk Aluna.

Entah ilham dari mana terlintas ide jahil dibenak Aluna.

Kecoa.

Kaum hawa pasti akan menjerit ketakutan jika melihat hewan purba yang masih hidup hingga saat ini itu.

"Lan" panggil Aluna kecil.

"Ngapa?" tanya Alan enggan untuk menoleh.

"Gue ada ide" sahut Aluna mantap.

"Kecoa lan" serobot Aluna sebelum sempat Alan jawab lagi.

Tak menerima respon dari Alan, Aluna langsung saja melancarkan aksinya yang bisa dibilang gila.

"Kenapa Aluna?" tanya Bu Betty melihat Aluna mengacungkan tangan.

"Mau kemana kamu?bolos lagi?jangan buat ulah hari ini!" tegas Bu Betty setelahnya.

Aluna tidak terkejut guru-guru banyak yang mengetahui namanya. Aluna memang langganan masuk ke ruang penghakiman sekolah, selama hampir tiga bulan bersekolah tiada minggu yang Aluna lewati tanpa keruang yang dikenal kejam tersebut. Tapi bagi Aluna, hal tersebut ada sensasi membahagiakan katanya.

"Ibu mah nethink mulu sama saya, saya mau ngumpul tugas bu, kan kemarin saya belum ngumpul" sahut Aluna masih mengacungkan sebelah tangannya.

"Ya sudah kedepan" titah Bu Betty tak terbantahkan.

Saat sampai didepan Aluna benar-benar menaruh buku tulisnya dimeja guru itu. Jangan lupakan hewan kecil berwarna cokelat yang menjijikam itu.

"BU! TAS IBU ADA KECOANYA" pekik Aluna kencang.

Jangan ragukan lagi, bahkan semua kaum hawa yang berada dikelas sudah menjerit ketakutan termasuk Bu Betty. Guru yang berbadan gempal itu sudah berlari kepojokan kelas sambil berteriak histeris.

Kesempatan ini dipakai Aluna untuk lari dari luar kelas, dan tidak bertanggung jawab setelah menyebabkan satu kelas gempar hanya karena seekor kecoa.

Aluna bersenandung kecil selama menyusuri koridor, sedari kecil Aluna memang suka mendengarkan musik--kecuali jenis musik metal yang menurutnya memekikkan telinga.

JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang