Sakura bangun dari tidurnya dengan rasa pusing yang mendera kepalanya dengan sangat. Tubuhnya terduduk dan menyandar pada bantal yang ia tumpuk dekat dinding, memijat sedikit kepalanya untuk menghilangkan pening secara ala kadarnya.
Dia mabuk separah apa semalam? Bahkan Sakura hanya ingat tegukan pertama vodka miliknya, dan selebihnya dia minum dan mengoceh diluar alam sadarnya. Sedikit menyesal karena sudah memilih vodka sebagai minumannya semalam, padahal Sakura lebih dari tahu bahwa minuman itu memiliki kadar alkohol tinggi. Dan Sakura tidak tahu apakah Akira yang mengantarnya untuk pulang semalam, atau orang lain- yang Sakura tidak tahu menahu siapa orang tersebut.
Sakura nyaris dibuai mimpi lagi jika saja rasa mual tak membelit perutnya. Sesuatu seperti naik ke permukaan dan dia ingin memuntahkannya saat itu juga. Tanpa menunggu lama, Sakura berlari ke kamar mandi dan menumpahkan isi perutnya di toilet. Beberapa lama dia berdiam diri sambil mengeluarkan seluruh isi perutnya hingga terasa benar-benar kosong. Dia terduduk di lantai toilet yang dingin hingga suara ketukan di kamarnya terdengar.
Siapa?
“Sakura! Kakak pamit hendak pergi kerja. Mungkin tiga hari kedepan Kakak tidak akan pulang. Ada urusan bisnis di luar kota.”
Sakura mendesis saat mendengar teriakan Sasori. Yang hanya mampu Sakura jawab seadanya. Hening beberapa saat, hingga terdengar Sasori kembali bertanya dibalik pintu sana.
“Kau tak apa-apa? Sasuke bilang dia menjemput mu saat mabuk semalam.”
Sakura mengerang, mengeluarkan isi perutnya lagi ke toilet. Mengelap ujung bibirnya, kemudian sedikit berteriak untuk menjawab pertanyaan sang kakak. “Aku tak apa, sungguh! Kau bisa pergi ke kantor sekarang. Nanti terlambat.”
“Baiklah. Kalau ada apa-apa, hubungi Kakak segera.”
Sakura bersandar lemas didinding kamar mandi yang dingin. Perutnya terasa seperti diaduk-aduk hingga tatanan isinya berantakan. Sakura berumpah akan mengutuk Akira yang berani-beraninya membawa dirinya minum disaat tahu besok masih ada jadwal pemotretan.
Tetapi mendengar pernyataan Sasori, Sakura mendapatkan satu fakta bahwa Sasuke yang menjemputnya semalam dan bukanlah Akira.
Sentakan kecil dari pintu kamar mandi yang terbuka pelan membuat atensi Sakura berpaling, diambang pintu terlihat Sasuke berdiri memandanginya yang tampak menyedihkan tengah terduduk tanpa tenaga diatas lantai yang dingin. Sasuke masuk dan mendekati Sakura. Sebenarnya Sakura ingin menghindari pria bermarga Uchiha itu, namun sayang dia sudah kehabisan banyak tenaga dan tak punya daya lagi untuk melarikan diri.
“Aku membawakan obat pengar dan juga sarapan untukmu. Sudah ku sediakan diatas nakas. Bersihkan diri mu, aku akan menunggu diluar.”
Sakura menangguk patuh, hendak mendorong Sasuke ke luar kamar mandi jika saja isi perutnya tak kembali memberontak ingin keluar. Sakura muntah lagi. Rambutnya menjuntai menutupi wajahnya, namun dengan sigap Sasuke memegangi rambut panjang gadis itu dan memijat tengkuk Sakura agar lebih rileks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mausoleum [✔]
FanficSakura pikir, Sasuke itu seperti lautan malam yang menenggelamkan dan punya banyak sisi yang tak terungkapkan. Membuat Sakura tanpa berpikir dua kali, tak ingin memiliki hubungan apapun dengan Sasuke, apalagi sesuatu yang melibatkan perasaan. Namun...