Mausoleum Chapter Dua puluh: The Euphorian.

4.6K 537 53
                                    

Music: Tonight By Kim Seokjin (Jin-BTS)

Sasuke melangkahkan kakinya yang masih lemas akibat baru terjaga dari tidurnya. Berjalan terhuyung ke dapur, berniat hendak minum. Sesampainya didepan kulkas, Sasuke membuka pintu mesin pendingin tersebut lalu mengambil sebotol air mineral. Meneguknya langsung dari botol hingga kandas. Ia terbiasa minum air mineral kemasan setiap paginya, tak pernah menaruhnya dalam teko atau meminumnya dari gelas. Selalu saja dari botol sekali pakai, hingga tanpa pikir dua kali, Sasuke melempar botol yang telah kosong tersebut ke tong sampah.

Ketika hendak menutup pintu, Sasuke mengernyitkan dahi saat meneliti satu-persatu isi kulkasnya. Bahan masakan tak berkurang sama sekali, karena memang dirinya jarang makan di rumah, apalagi semenjak bekerja dengan Sakura. Namun yang membuat Sasuke bingung, adalah jumlah botol air mineralnya yang seolah-olah tak pernah berkurang. Padahal Sasuke yakin, sudah seminggu dirinya tak membeli atau mengisi ulang botol mineral dikulkasnya.

Lagi pula, Sasuke setiap hari meminumnya. Kenapa tidak kunjung habis? Membuat Sasuke merasakan firasat, ada yang tidak beres sedang terjadi.

Sasuke merogoh kantung celana, kantuknya hilang dan seketika otaknya hanya tertuju pada satu nama.

"Naruto, bisa kau datang ke rumahku dan memeriksanya? Ada sesuatu yang janggal disini."

(***)

Sasuke berdiri sedikit bersisian dari tempat Sakura. Gadis bermarga Haruno itu sepertinya tengah asik bermain dengan anak-anak. Beberapa anak laki-laki mengajarkannya memakan kacang yang dilempar ke atas lalu menagkapnya dengan mulut. Awalnya Sakura menolak, namun akibat paksaan para bocah disekitarnya, akhirnya Sakura mencoba. Sasuke terus memperhatikan, Sakura melempar kacang pertamanya ke atas, lalu mencoba menangkapnya dengan mulut terbuka lebar seperti ikan koi. Namun gagal, kacangnya jatuh tepat dimatanya.

Anak-anak tertawa, Sakura juga terlihat sebal akibat ditertawakan. Membuat Sasuke mendengus menahan geli melihatnya.

Sakura tak patah arang, dia mencoba hingga dua kali berikutnya. Masih tetap gagal, membuat anak-anak kian ricuh menertawakannya. Namun dipercobaan yang keempat, Sakura berhasil. Dia bersorak senang sambil menoyor kepala anak-anak nakal yang menertawakannya.

Anak-anak marah akibat ditoyor Sakura. Gadis itu memeletkan lidahnya, membuat anak-anak terutama yang laki-laki semakin kesal dan berujung mengejar Sakura yang lari menghindari kejaran para anak panti asuhan.

"Sasuke!" panggil Naruto dengan nada keras. Membuat Sasuke tersentak, dia lupa kalau sedang ada Naruto disampingnya.

"Kau tak mendengarkan ku dan malah asik memandangi Sakura sambil tersenyum seperti orang idiot. Kau sudah gila?" serbu Naruto kesal, dia sudah menjelaskan panjang lebar dan malah tidak didengarkan.

"Siapa yang tersenyum?" protes Sasuke. Wajahnya sama datar dengan tembok tempat Sasuke bersandar, menekuk satu lutut sambil bersidekap. Keduanya masih berdiri dijarak yang cukup jauh dari kerumunan.

"Ah, jangan mengelak, Uchiha. Aku mengenal mu sebanyak umurku. Bahkan aku bisa melihat bibir mu berkedut menahan senyum." Sanggah Naruto cepat. Pria dengan pakaian kerja itu terlihat sedang banyak pikiran.

"Jadi bagaimana?" Sasuke berusaha mengalihkan pembicaraan. Bersama dengan Naruto semenjak pria itu masih berumur lima tahun, membuat Naruto mengenalinya luar dalam. Tapi lihatlah laki-laki yang dulu Sasuke adopsi dari panti asuhan itu, kini malah seperti seumuran dengannya.

Ternyata waktu sudah sangat banyak berlalu.

"Memang benar, sepertinya minuman itu ditaruh oleh seseorang," seseorang yang ku kenal lebih tepatnya. Tambah Naruto dalam hati. Namun dia tak bisa mengucapkannya langsung pada Sasuke, banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Naruto menambahkan, "didalamnya terdapat tinium barbital."

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang