Mausoleum Chapter Tiga Puluh: The New Ending

4.1K 494 36
                                    

“Apakah kau tahu apa yang akan dilakukan oleh Kaisar Langit kepada pengkhianat seperti Haori?” tanya Infiny, kembali mengingatkan sejarah lama dimana akhirnya sang penerus Dewi Harmoni harus berujung ditidurkan jiwanya. “dia akan membunuhnya berulang kali, sampai jiwanya benar-benar sudah ditidurkan dalam tidur abadi. Dan jika kau memilih mengikuti jejak Haori...”

Sring.

Infiny menarik pedang seputih salju miliknya, berkilauan dengan titik-titik seperti tetesan embun yang mengelilingi pedangnya.

Sejenak Sakura merasa terpukau, jika saja dia tak merasakan hawa ingin membunuh yang kuat yang keluar dari sosok Infiny Dasalledra.

“... Kau akan berakhir sama seperti dirinya,” tegas Infiny dalam berucap, jubahnya berkibar-kibar seperti ditiup angin. “Apakah kau mau mengubah pendirianmu dan memberikan nyawa cinta pertamamu itu padaku? Jika kau mau melakukannya sekarang, setelah aku menyegel jiwa Haori, aku berjanji kau bisa kembali ke langit dan tugasku sebagai eksekutor akan kembali padamu.”

Tawaran yang terdengar menggiurkan. Namun sayang sekali, Sasuke tak tertarik dan tak ingin tenggelam lagi dalam perasaan bersalah yang sama untuk yang kedua kalinya.

“Mungkin ini akan menjadi kenangan yang bagus antara guru dan muridnya,” Sasuke menyeringai, dia membentuk barier tipis berwarna kemerahan untuk melindungi Sakura. Gadis itu tak akan bisa mendengar apapun dari dalam sana, hanya bisa menonton sambil sesekali meraba dinding tipis yang tak akan bisa hancur sekalipun ada ledakan besar.

“Maaf, Infiny. Aku masih ingin melindunginya. Kau salah karena sudah meremehkanku,” Sasuke melangkah maju, menarik pedang hitamnya secara perlahan hingga besi sebening berlian itu berdesing nyaring keluar dari sarungnya. “Aku masihlah tetap Phobos yang ditakuti sejagad langit dan bumi.” Lalu tubuhnya melayang naik, menyejajarkan diri dengan tinggi Infiny. Pedangnya sudah bersiap disisi tubuhnya.

Sakura yang terkurung dalam barier menjadi tercengang dan begitu tegang secara bersamaan. Matanya memanas untuk sesuatu ketakutan yang tiba-tiba hinggap dihatinya.

“Sasuke,” bisiknya ketakutan. Hampir seperti bisikan, namun Sasuke mendengarnya dan dia pun menjatuhkan pandangan kearah Sakura yang menatapnya khawatir. Gadis itu pasti kebingungan dan ketakutan didalam waktu yang sama.

Sasuke tak menatap Sakura lama-lama, dia kembali meluruskan padangan, ada lawan utusan sang kaisar yang harus dia lawan.

“Senang bisa melihat the dark night sword milikmu lagi, Phobos.”

Infiny tersenyum meremehkan, lalu mengangkat tangan tinggi-tinggi sebelum menyebutkan satu mantra, “change dimension!”

Tempat yang semula adalah gedung untuk pengurusan jenazah dan persiapan pemakaman berubah menjadi dataran pegunungan dan hutan yang begitu luas dalam satu kedipan mata. Seperti tempat ini tak akan menemukan ujung jika kau mencarinya, sejauh mata memandang, hanya ada pegunungan dan hamparan hutan yang hijau. Langit biru membentang diatas kepala.

Sasuke bersyukur mereka berpindah tempat, jadi keduanya tak akan mengusik kehidupan manusia yang tak biasa melihat hal magis yang mereka sebut tak masuk akal ini. Namun masalahnya ...

Sasuke menjatuhkan pandangan pada bulatan merah transparan yang berada dibawah kakinya.

...kenapa Infiny membawa Sakura ikut serta bersama mereka kemari?

“Jadi kutanyakan pertanyaanku sekali lagi, Phobos.” Infiny memainkan pedangnya, membuat gerakan memutar dengan mata perak yang memperhatikan gerakan pedangnya. Lalu tiba-tiba...

Wush.

Secepat kilat Infiny terbang mendekati Sasuke, pedangnya kini bersarang manis dibawah dagu Sasuke. Mata perak dan iris kelam itu saling bersirobok, memupuk arogansi tinggi yang dimiliki masing-masing diri.

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang