Masuoleum Chapter Dua puluh Tiga: This Begin?

4.5K 513 33
                                    

Satu jam sebelum dimulainya pesta perusahaan Hyuga’s Group.

Sasuke menatap datar Naruto yang menyengir lebar tengah duduk di sofa ruang tengah miliknya. Sasuke berniat mengabaikan, lebih memilih bersiap-siap untuk menjemput Sakura satu jam kedepan untuk membawanya ke pesta undangan Hyuga. Menganggap Naruto hanya figuran atau semacam patung yang ia pajang di rumah miliknya.

Naruto menjadi kesal sendiri akibat tidak diacuhkan oleh Sasuke, “Kau mengabaikan ku?” teriak Naruto.

Sasuke berbalik, menatap pria Uzumaki itu dari ujung mata, “Apa yang kau harapkan?”

Naruto mendesah lelah, dia menaikkan kakinya ke atas sofa seraya merebahkan tubuh lelahnya. Matanya terpejam sesaat, membuat Sasuke mengira kalau obrolan mereka hanya akan sampai disitu saja.

“Masih bingung?”

Sontak Sasuke menghentikan langkah. Ternyata dugaannya salah, dia kembali berbalik. Menatap datar pria yang tengah berbaring diatas sofanya. Wajahnya lusuh, kentara sekali kalau Naruto kelelahan.

Dia masih paham apa yang Naruto maksud. “Sedikit,” jawab Sasuke dengan nada ragu. Membuat Naruto mendengus, dia merasa geli mendengarnya. Akhirnya Naruto memutuskan duduk, menatap Sasuke lamat sebelum berucap, “Apalagi yang membuat mu bingung? Bahkan aku orang luar saja bisa segera sadar dari apa yang kau ceritakan. Sudah jelas bukan kalau Sakura itu adalah Haori, bukan?”

Sasuke hanya diam. Menghela napas pelan dan wajahnya nyaris tanpa riak. Dia melangkahkan kaki mendekati Naruto, ikut duduk mengambil tempat tepat di sofa yang berhadapan dengan Naruto.

“Aku juga baru menyadarinya, kenapa aku bisa sebodoh ini?” rutuk Sasuke dengan wajah sedatar tembok. Namun Naruto tahu bagaimana rasanya gundah gulana yang Sasuke alami. Sebenarnya Naruto ingin menertawakan kalimat Sasuke, namun melihat wajah memelas Sasuke membuatnya urung melakukannya.

Naruto hanya tersenyum maklum. “Memangnya sedari awal kau tidak merasakan firasat atau sesuatu pada Sakura?”

Sasuke diam sejenak, menimbang pertanyaan Naruto dan kembali mengingat-ingat. Dia menggeleng, “Hanya saja, saat bersama Sakura, aku merasa sudah mengenalnya dalam jangka waktu yang lama hingga membuatku nyaman bersamanya.”

Naruto mengangguk paham, “Lalu Akira?”

Sasuke memejamkan matanya, apa yang dilakukannya selama ini adalah sebuah kesalahan atau memang skenario bodoh yang harus dia lalui? “Lebih kepada perasaan bersalah, membuatku ingin menebus kesalahan yang pernah ku perbuat. Aku tahu selama ini Akira hanya memperalat atau malah memliki rencana sesuatu padaku, namun aku membiarkannya.”

“Kau bodoh?!” Naruto mengacak rambutnya gemas, ia melonggarkan dasi yang masih terpasang rapih. Mendengar kebodohan Sasuke malah membuat merasa gerah sendiri. Dia kembali berucap, “hanya karena dia mirip dengan Haori?” Naruto mendengus geli, “dasar. Lagipula, apakah kau tak memfungsikan hati mu hingga tak bisa merasakan mana yang lebih benar sebagai reinkarnasi Haori Aozora? Sudah dari lama kubilang, Akira bukan Haori. Namun kau bersikeras untuk tetap menjaganya. Kau membuatku hampir gila melihatnya!”

Sasuke tetap diam diomeli oleh Naruto.

“Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang, setelah tahu kalau Sakura itu adalah Haori yang sebenarnya? Bahkan dia sampai memanggil nama lamamu, sekalipun kau belum mengatakan siapa dirimu sebenarnya.”

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang