Mausoleum Chapter Tiga Puluh Tujuh: I Wish...

3.5K 375 4
                                    

Sasuke terdiam lama saat melihat apa yang Kirito perlihatkan padanya. Kini mereka tengah di gedung milik Hyuga Group, didalam lab penelitian dan pengembangan perangkat lunak untuk game VR underworld. Yang mana lebih dikenal dengan projek Alicization.

“Aku kira ini kesalahan sistem. Namun setelah diteliti lagi, ini bukan kesalahan, Sasuke. Ini benar-benar murni ada dua fluct light (jiwa) yang ter-copy.” Kirito menjelaskan dengan cepat. Tangannya yang terampil dengan mahir bermain diatas  keyboard yang tampak transparan. Sekilas terlihat seperti hologram. Lalu komputer dengan layar lebar itu menampilkan data-data yang lain.

“Ini adalah user name Sakura bersama dengan avatarnya, juga kode ID miliknya.” Kirito menunjuk sebuah foto yang sangat mirip dengan Sakura. Namu terlihat lebih kaku khas animasi karena ini adalah dunia virtual. “Lalu ada satu lagi dengan user name yang sama dengan Sakura, namun berbeda tampilan. Dan lagi, kemunculan fluct light ini sama persis saat waktu Sakura melakukan full dive kemarin. Karena aku khawatir, makanya aku memanggil mu kemari untuk memperlihatkannya. Apa tanggapanmu soal ini, Sasuke?”

Sasuke tak langsung menjawab. Dia menatap lama-lama sebuah avatar wanita dengan mata biru dan rambut abu-abu kelam. Bajunya begitu didominasi dengan warna biru dan putih. Rambut panjangnya dikucir setengah hingga rambut panjangnya terlihat panjang menjuntai jatuh hingga menutupi punggung. Disamping tubuhnya tersampir pedang berwarna biru muda yang serasi dengan penampilannya yang juga didominasi warna biru.

Itu jelas-jelas gambaran sosok Haori Aozora. Namun kenapa bisa ada dua jiwa dalam satu tubuh?

“Sasuke,” Kirito menyentuh pundak Sasuke yang terlihat larut dalam pemikiran.

Sasuke hanya menoleh sejenak, lalu tangannya menyentuh ujung dagunya, berpikir apa jawaban yang bisa ia berikan pada Kirito.

Lalu kepala Sasuke mulai mengumpulkan satu persatu alasan yang mungkin bisa ia jadikan patokan kenapa hal ini bisa terjadi. Beberapa keping bagian kejadian terasa begitu menguatkan fakta bahwa Sakura Haruno adalah reinkarnasi Haori Aozora. Namun disisi lain Sasuke juga mulai ragu, terutama perkataan Sakura tadi pagi membuatnya kian dilanda dilema.
“Kalau seandainya aku dan Haori adalah dua orang yang berbeda. Jika seandainya aku bukanlah reinkarnasi Haori, gadis pertama yang kau cintai. Jika kau harus memilih antara aku dan Haori. Apakah kau akan mencintai diriku atau tetap mencintai dia, si cinta pertamamu? Apa yang akan kau pilih?”

Perkataan itu jelas sekali terasa ganjil, apalagi ketika seorang reinkarnasi meragukan identitas dirinya sendiri. Ada beberapa hal lagi yang membuat Sasuke sempat bertanya-tanya, kenapa dirinya diawal pertemuan dengan Sakura tidak bisa sepenuhnya yakin bahwa gadis itulah reinkarnasi dari Haori? Apa karena Sasuke berpikir bahwa dirinya benar-benar sudah menyegel jiwa Haori? Sasuke rasa tidak. Bukan itu jawaban dari kebingungannya saat itu.

Karena jawaban yang lebih tepatnya adalah ... karena sesosok keberadaan Haori tak bergitu terasa kentara pada tubuh Sakura. Bahkan Sakura nyaris seperti tak memiliki aura seorang Haori.

Jadi mungkinkah...

“Hanya ingin mengucapkan selamat. Akhirnya kau mendapatkan apa yang kau butuhkan,”

Tiba-tiba pembicaraan Sasuke dan Deimos pada saat terakhir kali pertemuan mereka, lebih tepatnya saat sesudah insiden pengeksekusian Akira dan Yahiko itu menggema dikepalanya. Membuat Sasuke tercenung sesaat, lalu kalimat-kalimat lainnya segera menyusul perkataan Deimos yang masihlah belum rampung.

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang