Part 35

2.8K 109 1
                                    

Happy Reading.

Pelajaran olahraga kali ini membuat dirinya sangat lelah. Setelah upacara, kelasnya kembali melanjutkan pelajaran walaupun hanya break sekitar 15 menit.

Menatap langit yang begitu terik. Keringat sudah membasahi wajahnya.  Tersenyum simpul saat melihat teman-temannya berolahraga dengan begitu semangatnya.

"Heii, join lah. Jangan galau mulu." Seru iren sambil meneguk air minumnya.

"Gak galau kok."

"Yakin? Udah lebih lebih seminggu loh kalian jadian. Sering jalan hangout bareng. Pulang bareng, berangkat? Bareng. Masa iya gak galau."

"Dikit~" sahut aletta yang membuat iren terkekeh.

"Kalau mau moveon itu~"

"Melupakan?" potong Aletta yang membuat iren tersenyum dengan lebar.

"Gak perlu dilupakan kali. Toh dia baik sama gue, gak pernah jahat. Udah buat bahagia, ngapain dilupain?"

"Iyaa sihh, bener."

"Udah sana.Olahraga, lemak lo nanti numpuk." Ujar Aletta terkekeh. Iren hanya menatapnya dengan tajam dan berlalu meninggalkan aletta.

♡♡♡♡

"Maa, take care ya disana." Ucap dayat memeluk erat mamanya.

Hari ini, dayat memutuskan tidak masuk sekolah. Ia bersama kakaknya dan juga adiknya ikut bersama untuk mengantarkan mamanya ke bandara. Yang dimana, mamanya harus menyusul papa nya di Jerman.

Mengurus papanya yang kabarnya sedang masuk rumah sakit.
Sangat khawatir untuk mamanya meninggalkan dayat dan juga wawa. Namun, beliau harus memutuskan untuk secepat mungkin menyusul suaminya.

"Iya ma, mama take care ya. Jangan sampe mama yang ikutan sakit." Sambung wawa memeluk mamanya.

"Iya sayang. Doain biar papa kalian cepet sembuh, terus urusan pekerjaan papa kalian cepat selesai an balik lagi kerumah." Jelas beliau sambil mengelus lembut rambut wawa.

"Bang, jagain adik kamu ya. Jangan suka ngebo."

"SIAP MA!" sahut cakra sambil memberikan hormat kepada beliau.

"Ya udah, mama berangkat dulu ya. Assalamualaikum~"

"Walaikumsalam ma~" sahut mereka bersamaan.

Kini punggung wanita paruh baya tersebut menghilang dari pandangan mereka.

Dan kini merekapun melangkahkan kaki untuk meninggalkan bandara. Dayat hanya diam dan melangkahkan kakinya lebih cepat dari cakra dan juga wawa.

"Bang, mau ikut ngerangkul gak?" tawar wawa yang kini sedang dirangkul oleh cakra.

"Jangan, jangan. Gak usah ditawarin. Gak mau dia." Sambung cakra cepat.

"Kita makan apa?" tanya dayat yang kini melambatkan langkahnya.

"Nanya makan lo?" tanya cakra yang memastikan pertanyaan dayat barusan.

Aletta ✔ [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang