Part 43

2.6K 108 0
                                    

Udara subuh yang begitu dingin terasa menusuk tulang rusuk Aletta. Ia mendekap badannya sendiri untuk mengontrol rasa dingin.

"Belum juga di puncak udah kedinginan." celetuk dayat menatap wajah aletta yang berada disampingnya. Kini, ia bersama dayat hanya duduk dibangku halte perumahan untuk menunggu dio menjemputnya.

Pagi ini, hari sabtu pagi. Aletta ikut bersama dayat dan juga teman-temannya untuk berangkat kepuncak. Sudah berada dalam perjalanan menggunakan mobil dio. Di dalam mobil dio, hanya terdapat Dio yang sedang mengemudi, Bella yang disampingnya, Dayat, Abim, Alisya, Iren dan juga dirinya.

Udara pagi ini memang sangat dingin.  Embun pagi yang begitu tebal. Ia hanya terus memeluk dirinya sendiri. Bukan hanya dirinya yang merasakan udara dingin pagi ini, namun sama halnya dengan yang lainnya.

"Gila! Dingin banget ni pagi." Celetuk abim yang duduk dibelakang bersama dayat.

"Iya kan kak, dingin banget." Sahut Alisya

"Bawa tidur aja sya. Siapa tau dinginnya gak kerasa." suruh dio

"Iya kak."

"Ta..," panggil dayat.

"Hmm? Kenapa?"

"Tidur. Nanti kalo udah sampe, gue bangunin."

"Iyaa,"

"Aduh, soswit banget sih. Gue juga mau bang yat." Ujar abim sambil mengelus bahu dayat. Dayat bergidik ngeri dan segera menepis tangan abim "Bacot! Tidur sana lo!."

"Tuh. Udah disuruh kan bim," sambung dio yang membuat mereka semua tertawa.

"Apanya? Kasar gitu nyuruhnya."

"Udah. Gak usah sok-sok an ngarepin gitu. Jones banget lo." Sambung bella yang terkekeh.

"Bangsyat!! Bentar lagi gue juga  gak bakal jomblo." Serunya lalu kembali menenggelamkan kepalanya di balik selimut panda yang ia bawa.

Keheningan kembali terjadi. Kini matahari sudah naik cukup tinggi. Keadaan jalanan yang tidak begitu macet. Jalanan Weekend yang begitu lumayan renggang kali ini.

Sudah tidak terasa,kini mobil dio memasukki wilayah penginapan yang akan mereka tempati.
Disana, sudah terparkir mobil teman-temannya yang datang lebih awal.
Senyumannya terukir saat mobilnya berhasil parkir dengan benar.

"Bel, bella.." Panggilnya pelan sambil menepuk pelan pipi bella.

"Hmm? kenapa?" sahut bella dengan keadaan mata yang masih tertutup.

"Bangun. Udah sampe." Ujarnya sambil mengelus lembut rambut bella. Mungkin, belum banyak yang tahu bahwa dio dan bella sudah berpacaran sejak mereka duduk di kelas 9 smp. Sudah sangat lama.
Bella membuka matanya, mengedarkan padangannya kearah luar dan lalu melirik dio yang tersenyum kepadanya.

"Udah. Ayo." Ujarnya lalu membukakan seat belt bella. Kini, gadis tersebut turun dari mobil dan merenggangkan badannya. Ia tersenyum menatap teman-teman dio yang tengah duduk digazebo yang berada tidak jauh dari area parkiran.

"Woi! Bangun semuaaa!! Udah sampe!!" teriak dio yang mencoba membangunkan teman-temannya yang masih tertidur lelap.

"Bacot!" Sahut abim dibalik selimutnya.

"Lah kenapa? Bangun bolot."

"Bangunin kita aja lo teriak-teriak. Giliran bangunin bella, lembutnya ngalahin bolu kukus lo." Sambung abim yang menyibak selimutnya. Dio hanya terkekeh dan beralih keluar dari mobil. Ia beranjak untuk membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan koper teman-temannya.

Aletta ✔ [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang