Twins
.
.
.
.
.
"Ngapain lu masuk kamar gue?" Tanya Sean begitu ngeliat pintu kamarnya dibuka sama Dean. Untungnya dia belum minum, coba udah, mungkin air yang sudah Sean teguk akan menyembur dengan indahnya.
Gak peduli sama pertanyaan abangnya, "Nobar bang!" Ajak Dean dengan semangat 45.
"Nobar apaan?"
"18+ kek nya seru," Dean menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum aneh.
Hening. Tak ada sahutan dari Sean. Tiba-tiba Sean berjalan mendekati Dean dan,
Ctak!
Byur!
Double kill!
Menjitak kepala Dean penuh kasih sayang dan tak lupa menyemburkan air yang sudah Sean gunakan untuk berkumur. Ewh.
"Baju gue basah! Tanggung jawab!" Sambil mengelap mukanya yang basah, Dean misuh-misuh, jelas.
Ctak!
"Gue gak ngehamilin lu ya kepala putik!" Omel Sean setelah memberikan jitakan keduanya pada Dean.
"Cepetan, nobar film apaan?" Sambung Sean.
"Film horor," kata Dean sambil nunjukin flashdisk warna biru. Flashdisk yang mereka berdua khususkan untuk film.
"Kuy!" Sean langsung menyetujui usul Dean begitu denger kata 'horor'.
Sean sayang, wajahmu itu terkadang horor bahkan kriminal. Bisa tidak jika tontonan kali ini diganti dengan film komedi, setidaknya agar dirimu tertawa :)
🍁🍁🍁
"Laper gak?" Tanya Sean begitu film yang diputar sudah habis.
"Lumayan, tapi kan mama sama papa lagi malmingan." Dean mengambil air satu gelas penuh, lalu meminumnya dalam tiga kali teguk. Efek kaget berlebihan.
"Ketoprak kuy, laper gue." Ajak Sean, tapi sayangnya ajakan Sean tidak dijawab Dean.
Dean masih sibuk menetralkan detak jantungnya. Filmnya gak terlalu serem, cuma bikin kaget. Dan sayangnya, Dean orangnya kagetan sama latah. Mana kalo teriak suaranya melengking banget. Wajahnya pucat pasi dengan tatapan kosong. Sean yang melihatnya jadi ngeri sendiri. Takut jika kembarannya ini kerasukan hantu yang ada difilm.
"Lu gapapa kan?"
Hening.
"Yan? Ini Dean kan?"
Masih hening juga. Oke, Sean mulai panik sekarang.
"Anjer! Jangan bilang roh adek gue ketuker sama setan yang tadi." Sean jadi parno sendiri. Dirinya mengambil jarak tujuh hasta dari Dean. Takut.
"Daki ibab bacod, gue takut gblk." Dean yang gak terima dikira kerasukan akhirnya bersuara, mengeluarkan beberapa kata ajaib miliknya.
"Yeu! Si tapir. Ngomong kek dari tadi. Kan gue jadi gak panik sendiri." Omel Sean sambil menempeleng kepala Dean gemas. Saking gemasnya sampe Sean pengen siram pake kuah mi rebus yang masih tersisa di mangkok. Kuahnya warna merah lagi, terlalu banyak memasukkan saus. Kalo gak pake jus mangga yang ada di kulkas.
"Laper gak lo?" Tanya Sean lagi sambil membereskan barang yang berantakan akibat ulah Dean. Hampir semua bantal Sean diambil, tak lupa dengan selimut untuk mengurung dirinya.
"Laper lah, tadi gue cuma makan mi rebus dua biji. Mana kenyang." Mi rebus dua bungkus Dean bilang cuma, sekali lagi cuma. Perutmu terbuat dari apa hah?! Karet? Makanya melar jadi gak kenyang.
"Ya udah buru, kita makan ketoprak depan komplek. Laper gue,"
"Lu yang traktir kan bang?" Tanya Dean penuh harap.
"Mau gue jitak lagi?"
Sepertinya hobi baru Sean adalah menjitak kepala orang. Terutama menjitak kepala kembarannya sendiri.
🍁🍁🍁
a/n : harapanku satu, semoga Dean gak gegar otak :V
Btw, kuy lah mampir ke work aku yang lain. Banyak pilihan lho! Tinggal pilih mau baca yang mana, kali aja ada yang nyangkut sama kalian. Jangan lupa vomment eaa.
- SnapGram
- Buku Tahunan
- Bread
- Seventeen Salah Gaul
- Kenalan
- Teman?
Ya segitu dulu bacotnya. Seqyan terimaduit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins | Wonwoo, Dokyeom
FanfictionKisah hidup dua anak kembar tapi bukan dari kampung durian runtuh. • lokal • sometimes, you can find harsh word ©dhkdhk_ww, 2019