Twins
.
.
.
.
.
"OSEAN DAN DEANISA! MAEN YOO..." Sekumpulan makhluk yang berisi orang sedikit tidak waras ini teriak di depan rumah temannya. Sebenarnya hanya satu orang dari mereka yang berteriak.
Tadinya Alif mau pencet bel, tapi Andra melarang dan mengatakan, "Emangnya kita sales yang mau nawarin barang? Bukan kan. Kalo temen tuh manggilnya gini," dengan segera Andra mempraktekkan apa yang dia maksud.
"Bukan temen gue," Fathur yang malu sama kelakuan Andra cuma bisa mengklaim jika dirinya tidak mengenal manusia bermata sipit didepannya. Dan langsung diikuti oleh dua manusia lainnya.
Dengan wajah yang dibuat sedih, Andra mengatakan. "Jahat yes sama friend sendiri."
"Gak usah sok Inggris kalo ulangan masih remed." Alif, yang punya darah blasteran bule akhirnya angkat suara supaya temennya ini sedikit waras. Kalau boleh, izinkan Alif untuk merukiyah temannya di masjid terdekat.
🍁🍁🍁
"Gue kira lu pada bercanda mau main kesini," ucap Dean sambil mempersilahkan temannya masuk. Setelah berunding selama dua jam dengan Sean, mereka sepakat untuk menerima mereka hanya sampai diruang tamu.
Pencegahan sebenarnya, karena tamu yang mereka terima adalah golongan tamu yang tidak tahu malu, terutama Andra. Mereka pasti akan mengacaukan keadaan rumah yang aman damai. Setelah kacau mereka akan pamit pulang. Jika diperbolehkan, Sean dan Dean ingin menceburkan mereka semua ke danau di komplek mereka.
"Sayang cuy, gue udah ijin sama emak."
"Gue gak mau dibabuin sampe rumah,"
"Kabur, disuruh bantuin sepupu ngerjain tugas. Ogah banget gue. Mending mabar,"
"Gue gak mau disuruh bersihin masjid. Males."
Jawaban mereka beragam tapi intinya satu, agar tidak dijadikan babu. Itu saja.
Mama si kembar datang, membawa nampan berisi enam gelas jus jambu biji. Setelah itu kembali ke dapur untuk mengambil camilan.
"MAKASIH TANTE!" Jawab mereka berempat kompak, dasar. Sean hanya menatap datar dan Dean langsung memberikan tatapan paling sinis yang dia punya untuk keempat temannya.
Dasar Tarzan kelaparan! - Sean
Tahu begini gak gue bukain pintu tadi. Langsung panggil satpam biar mereka diusir. - Dean
🍁🍁🍁
Jam 5 sore pas, keempat makhluk tadi pulang. Sebenarnya cuma Alif yang udah di telfon mamanya buat pulang, tapi yang lain ngikut. Katanya sih gak enak, rumahnya si kembar sudah otw hancur karena mereka. Dasar magadir.
"Ini gimana beresinnya njer?! Berantakan kek gini."
"Bang, ini rumah kita atau rumah korban bencana alam?"
Dengan sangat terpaksa, Sean sama Dena bagi tugas. Sean bagian sapu, pel dan beresin ruang tamu. Sementara Dena bagian cuci piring. Agak gak adil, tapi kata Dean, "Lu kan abang, kerjanya harus yang lebih berat dari gue." Seenak udel kalo ngomong, udah tau abangnya baru sembuh. Sampe abangnya sakit lagi dia yang sedih.
Sore ini, mereka habiskan dengan membersihkan ruang tamu. Sore yang buruk.
🍁🍁🍁
a/n : ada yg punya temen lucknut macem Andra?
Vomment gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins | Wonwoo, Dokyeom
Hayran KurguKisah hidup dua anak kembar tapi bukan dari kampung durian runtuh. • lokal • sometimes, you can find harsh word ©dhkdhk_ww, 2019