16

764 79 1
                                    

Twins

Happy reading

.

.

.

.

.

Mereka berdua turun dari mobil begitu sampai di depan sekolah. Ya lumayanlah tumpangan gratis yang ditawarkan Alif ketika mereka berangkat tadi.

"Bang, gue ke ruang guru" ujar Dean yang lalu segera pergi, meninggalkan Sean dan Alif.

Ketika Sean hendak berjalan ke arah kelas, Alif menahannya dan berkata, "lu ekskul kan nanti?"

"Iya, kenapa?" tanya Sean bingung. Padahal tanpa Alif bertanya, seharusnya temannya itu sudah tahu mengingat mereka berada ekstrakurikuler yang sama.

"Enggak, udah ayo ke kelas" ajak Alif lalu berlalu mendahului Sean yang masih menatapnya bingung.

🍁🍁🍁













Pelajaran pertama hari ini adalah matematika, pemanasan yang cukup bagus untuk mengawali hari. Sean memijit kepalanya karena rasa pusing yang melanda.

Sebenarnya hanya latihan soal untuk memantapkan persiapan tryout pertama. Tapi soal yang diberikan membuatnya ingin menghujat secara langsung si guru. Masuk kelas saja kadang-kadang, sekalinya masuk hanya memberi soal. Mending diganti sama guru magang yang waktu itu deh, Sean masih ingat cara mengerjakan aljabar sampai sekarang.

Dean sendiri sudah mengibarkan bendera putih begitu matanya membaca soal nomor satu. Mengandalkan kancing seragam untuk menjawab soal. Jangan bilang Dean lebay, temannya yang lain lebih parah.

Contohnya,

Alif, ketua kelas ini bahkan bisa dibilang mengalami gangguan mental mendadak karena soal yang diberikan secara mendadak pula. Lihat saja, mana ada orang yang mengerjakan soal sambil mewawancarai soalnya. Hanya Alif yang melakukan itu.

Andra, makhluk yang biasanya berisik 24 jam itu hanya diam. Termenung memikirkan jawaban soal yang ia tak mengerti. Rasanya tuh kayak lagi ulangan matematika pake bahasa panda yang dicampur pake bahasa Rusia. Andra mau santet gurunya kalau boleh.

Jihan, perempuan maniak biru itu terlihat tenang meskipun aslinya dia lagi ketar-ketir mikirin jawaban. Dean tahu betul kalau Jihan suka lupa rumus apalagi kalau lagi panik.

Fathur sendiri lagi tidur. Soal miliknya belum dijawab sama sekali. Dia masa bodoh sama nilai yang bakal dia dapat nantinya. Gurunya saja tidak niat untuk mengajar, jadi buat apa dia mengerjakan soal, iya kan?

Si guru matematika? Ya main ponsel sambil menunggu semua selesai mengerjakan soal.

Guru yang kayak gini halal ga sih buat dihujat?

🍁🍁🍁













"Ya dikumpulkan," ucap si guru tiba-tiba. Tentu saja sekelas kaget sekaligus pasrah.

"Punya gue taro tengah, belum gue isi soalnya" ucap Fathur sambil memberikan kertas ulangan miliknya pada Andra.

"Untung ada temennya," Andra justru tersenyum lega mendengar ucapan Fathur. Kemudian maju ke meja guru untuk mengumpulkannya.

Selesai mengumpulkan soal, sang guru keluar kelas bertepatan dengan bel istirahat yang berbunyi. Anak 9-7 langsung kabur ke kantin atau ke kamar mandi buat cuci muka. Sisa mereka berenam di kelas

Alif langsung tepar. Sean dan Dean tidur. Jihan keringat dingin. Andra yang perutnya mules mendadak. Fathur? Lagi sumpah serapah dalam hati. Dinda pergi ke koperasi buat beli es batu.

Kepala mereka panas. Mana habis ini pelajarannya Pak Agus, mau tenggelam di rawa-rawa rasanya. Siap-siap kepala berasap lagi.

"Permisi,"

Suara perempuan dari pintu membuat mereka semua menolehkan pandangan. Setelah beberapa saat mereka semua diam, Sean akhirnya mempersilahkan Airin masuk begitu melihat Airin membawa satu kantung plastik.

"Kenapa Rin?" tanya Jihan begitu Airin menyerahkan segelas es batu dan satu kantung plastik berisi cold pack.

"Disuruh anterin ini sama kak Dinda, katanya buat ngademin kepala" jelas Airin. Yang lain hanya ber-oh dan Alif segera mengambil satu cold pack kemudian ditempelkan di dahinya.

"Dinda kemana?"  tanya Andra bingung.

"Kak Dinda ada rapat komite. Udah ya kak, Saya pamit" Airin langsung mengakhiri sebelum muncul pertanyaan berikutnya. Gadis itu pamit dan segera berlari menuju kelasnya yang kebetulan berada disamping kelas mereka.

Mereka menempelkan cold pack pada dahi dan memakan es batu yang Dinda beli. Pendinginan sebelum pak Agus yang terhormat masuk dan mulai mengajar.

🍁🍁🍁













Bel pulang sekolah berbunyi, Dean pulang dengan Fathur. Sedangkan Sean pergi ke ruang ganti bersama Alif. Hari ini ekskul voli, untungnya Alif juga ikut. Padahal Alif sendiri sudah mengikuti ekskul basket.

"Nanti selesai ekskul ikut gue, mau ga?" ajak Alif sambil mengganti bajunya. Sean sibuk mencari jersei voli miliknya. Setelah menemukannya, Sean segera mengganti seragam sekolah dengan cepat.

"Kemana?" tanya Sean.

"Makan,"

"Oke,"

Setelah beberapa saat, mereka keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju lapangan voli. Karena jam mulai ekskul masih lama, mereka memutuskan untuk ke kantin terlebih dahulu.

Sampai disana, masih ada sedikit orang. Tapi sedang melakukan pemanasan semua. Sean dan Alif memilih untuk duduk dipinggir lapangan. Memainkan ponsel sambil menunggu pelatih mereka datang.

🍁🍁🍁













Pukul lima sore, ekskul mereka selesai. Berjalan di koridor yang sepi karena mereka pulang terakhir, maklum membereskan bola dulu. Dan bisa dibilang, Minggu ini dan Minggu depannya adalah latihan ekskul terakhir buat mereka.

Sean mengambil handuk kecil dari tas dan mulai mengelap tangan dan wajahnya yang masih bercucuran keringat.

Mereka memutuskan untuk makan di tukang mie ayam pinggir jalan setelah bingung ingin makan apa.

Setelah memesan, mereka duduk dan mulai membicarakan banyak hal sembari menunggu pesanan mereka jadi.

"Yan," panggil Alif tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Sean bingung. Dari tadi pagi, gelagat Alif itu aneh.

"Lu deket sama Airin kan?" tanya Alif. Kenapa nih? Kok tiba-tiba bawa nama temannya, pikir Sean.

"Ya terus?"

"Bantuin gue deket sama dia, gue suka sama dia."

🍁🍁🍁













note: kalian lebih prefer mana? sekolah online atau offline?

aku sih offline, lebih enak asli. meskipun harus berangkat pagi-pagi

btw, MASUK SEKOLAH KAPAN WEH😭

adakah disini yang masih wfh? atau udh masuk kerja kayak biasa? dateng ke kantor

maap curhat •-•

vomment tjintah❤️

Twins | Wonwoo, DokyeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang