°prolog°

805 45 0
                                    

🔥Fire In Love♥

Masing-masing mereka menyimpan luka dan dendam.

💨
💨

Tiga laki-laki, bersama seorang gadis kecil masuk ke dalam sebuah vila, tempat itu sangat sepi dan jauh dari kerumunan.

"Stevie ngantuk bang," keluh gadis yang bernama Stevily sembari mengucek matanya yang mulai perih.

Laki-laki yang sejak tadi menggenggam tangan Stevi, berdiri di depannya. Sang Abang yang bernama Steven sedikit membungkukkan tubuhnya, "tapi kita belum beres-beres, vila ini masih sangat kotor." Laki-laki itu menatap sang adik dengan senyum kecilnya.

"Ya udah, kita bereskan kamar Stevie dulu. Kasihan dia, kayaknya kecapean." timpal laki-laki yang lain, Giovano.

"Ya udah," Ricard mengangguk setuju.

Ketiganya membawa adik bungsunya menuju sebuah kamar di lantai atas.

"Ini kamarnya," ujar Ricard sembari membuka pintu kamar.

Vila yang mereka tempati seperti tidak pernah dijajah orang namun kamar itu sangat rapi hanya saja tempat tidur dan sofa terbungkus kain putih.

Ketiga laki-laki itu langsung membereskan kamar untuk sang adik, tidak butuh waktu lama kamar itu sudah menjadi kamar yang nyaman untuk di tempati.

"Sekarang Stevi istirahat," ujar Steven, membawa sang adik duduk di tempat tidurnya.

Steven membaringkan tubuh sang adik, dan menyelimutinya.

"Good night," ucap Steven.

Gadis kecil itu tersenyum pelan dan membalas ucapan Steven, "good night too."

Tak lama, gadis itu tertidur pulas di kamar barunya.

Ketiganya menatap gadis yang kini sudah tertidur pulas, Stevi dengan mudah masuk ke dalam dunia mimpi.

"Kita harus bagaimana sekarang?" Ujar Ricard, menatap cemas adik bungsunya nya.

"Kita ngak mungkin keluar kota untuk saat ini, Abang Gio pasti lagi cariin sama polisi." Sambung Steven, laki-laki itu menghela pelan napasnya. "Belum lagi Cevardo yang terus mengincar kita," ujarnya memelan.

Ricard membalas tatapan Steven, dan berujar santai. "Kita juga ngak mungkin terus bersembunyi, kita butuh makan. Stevie juga harus tetap sekolah, minimal dia harus lulus kuliah." Jelas Ricard.

"Gue minta maaf, karena gue hidup kita makin susah." Sambung Gio.

Steven menepuk bahu Gio. "Abang ngak boleh ngomong gitu, kita ini keluarga." Laki-laki itu tersenyum lirih. "Ingat pesan papa, jika kita bersama, semua masalah pasti bisa kita hadapi."

"Gue bersumpah, mereka semua akan menerima balasannya." Gumam Gio penuh emosi.

"Kita pikirkan balas dendam itu nanti, yang penting sekarang kita harus mikirin bagaiman kita bisa lanjut hidup kedepannya." Sahut Ricard.

Steven mengangguk setuju. "Untuk Stevi." Ujar Steven dengan senyum kecilnya, lagi-lagi mata ketiganya terarah pada Stevie yang sedang terlelap tidur. Dua saudaranya yang lain ikut mengangguk pelan.


🍂🍂🍂

"Bagaimana? Apa sudah menemukan mereka?" Suara Cevardo memekakkan hingga keluar ruangannya.

Dua anak buahnya menunduk takut. "Maaf bos, tapi mereka tidak meninggalkan jejak sama sekalian." Jelas salah satunya.

"Menangkap bocah-bocah saja kalian tidak bisa, kalian mau saya pecat?" ancam Cevardo membuat dua anak buahnya itu getir dan ketakutan.

"Maaf pak, kami akan terus mencari," sambung yang satunya.

Cevardo bersedekap, mengepalkan buku tangannya. "Temukan mereka, cepat!" bentaknya kasar, dua anak buahnya lekas berlalu untuk melanjutkan tugas mereka.

Seorang anak laki-laki berlari menghampiri laki-laki muda itu, sejak tadi ia mendengar percakapan ayah dan dua anak buahnya. "Pa, kenapa? Kok sebel gitu?" Tanya anak laki-laki itu penuh perhatian.

Cevardo terkesiap akan suara sang anak, ia tersenyum lebar saat sang anak sudah berdiri di dekatnya. "Eh, Alin. Enggak, bukan apa-apa," jawabnya lembut.

"Papa belum tidur?" Alin menatap sang papa lurus.

Cevardo mengusap kepala Alin, "sebentar lagi papa tidur, kamu tidur duluan gih!"

Alin mengangguk kecil. "Baik pa, tapi Alin tidur sama papa ya. Ali takut," gumam Alin menetap getir sang papa.

"Ia." Laki-laki itu tersenyum lirih, ia tahu jika anaknya itu masih trauma dengan kasus kematian sang kakak, Calindra Cevardo.

Apa lagi tak berselang hari dari kematian putra bungsunya, sang istri ikut menyusul kematian putranya. Kini hanya Alin yang dia miliki, keluarga satu-satunya.

_________

Fire In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang