20🔥 Kebenaran Yang Terpendam

109 12 4
                                    

🔥Fire In Love♥

Part20




Satu bulan telah berlalu, banyak hal yang tak terduga telah terjadi beberapa minggu kemarin. Gio kini jadi buronan untuk ke dua kalinya, kasus lamanya kembali di usut. Namun menangkap laki-laki itu bukan lah hal mudah, bahkan pencarian sampai saat ini tak membuahkan hasil sama sekali.

Steven masih melakukan penyelidikan pada om Farhan, laki-laki yang diketahuinya telah kembali dari Jerman. Steven juga baru mengetahui, jika om nya itu memiliki hubungan baik dengan tuan Cevardo, ayahnya Alin. Bahkan om Farhan menjodohkan anak gadisnya dengan Alin.

"Stev, kita udah tahu rumahnya pak Herman."

Steven bergerak duduk, perempuan yang semula di pangkuannya pun ikut terduduk menatap sang kekasih yang sedang menerima panggilan. "Bagus, gue akan ke sana sekarang. Kirim alamatnya." pintanya, setelah itu mematikan panggilan telpon.

"Mau kemana?" suara lembut itu mengambil perhatian Steven.

Steven mengecup kening pacarnya, Eca. Perempuan itu menatap cemas. "Aku harus selsaikan sesuatu." tuturnya lembut.

"Janji, kamu akan kembali dengan selamat."

Steven mengangguk dengan pasti. "Aku janji sayang, setelah semua ini beres. Kita akan menikah," Steven mengecup bibir ranum gadis itu, entah mengapa Eca takut itu akan jadi ciuman perpisah.

"Jaga diri kamu baik-baik," pinta Steven setelah melepaskan ciuman hangatnya.

Perempuan itu mengangguk berat, namun mau tak mau ia harus rela melepaskan tangan Steven yang masih ia genggam. Laki-laki itu benar-benar meninggalkan Eca tanpa menoleh.

Pak Herman adalah mantan supir keluarga Fransesco, namun semenjak kecelakaan itu pak Her tak lagi muncul.

Tak butuh waktu lama, Steven sampai pada alamat yang dikirim Jeki padanya.

"Permisi." Steven memberi salam dengan nada santai dan sopan.

Seorang gadis membuka pintu rumah. "Siapa ya?" tanyanya ramah.

"Pak Her-nya ada?" balas Steven bertanya.

"Bapak?" Steven mengangguk dengan pasti. "Ada. Masuk kak." ajak si gadis yang tidak di ketahui oleh Steven siapa namanya, namun Steven mendiktenya sebagai anak pak Herman.

"Pak, ada yang nyariin." ujar si gadis, suaranya sedikit lebih nyaring dari sebelumnya.

"Siapa?" Pak Herman muncul dari arah ruangan lainnya, wajah laki-laki tua itu berubah bingung saat berpapasan tatapan dengan Steven. "Kamu?"

Steven mengenyah senyum. "Bapak masih inget aku, kan? Steven, anak nya Amelia dan Frans."

"Aden." Pak Herman mendekap tubuh kekar Steven.

"Lama tidak bertemu pak," ucap Steven, tangan kekarnya mengusap punggung lebar pak Herman.

Pak Herman melepaskan pelukannya, senyumnya teruntai lepas. "Aden, bagaimana bisa tahu rumah bapak?"

"Bukan hal besar, tapi ada yang jauh lebih penting Pak. Ini soal kecelakaan mama dan papa waktu itu."

Wajah pak Herman seketika berubah ketakutan. "Den. Sebenarnya ada sesuatu yang menjadi beban di hidup bapak sejak malam itu."

Fire In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang