23🔥 Semua Bukti

120 6 5
                                    

🔥Fire In Love♥
Part23

Flashback on

Stevi menyandarkan dirinya di kursi kemudi, menarik napas panjang sebelum menyakinkan hatinya. Gadis itu sadar akan resiko yang akan ia ambil, namun tak ada pilihan lain. Bukan tanpa alasan Stevi memilih memakai mobil Gio, ia sangat tahu mobil Gio memiliki anti maling, dan hal spesial yang tak banyak orang lain tahu, mobil sport itu memiliki GPS yang langsung terhubung pada ponsel sang pemilik, jadi jika mobil itu meninggalkan tempatnya dengan otomatis akan ada pemberitahuan di ponsel sang pemilik mobil.

"Gue harap kalian datang tepat waktu," lirih Stevi. Gadis itu dengan yakin mengencangkan sabuk pengamannya, dan membawa mobil Gio meninggal halaman rumah.

Seperti yang ia duga, saat mobil itu meninggalkan tempatnya. Gio langsung mendapat notifikasi di ponselnya.

Laki-laki yang asik duduk di kursi hitam itu menarik ponselnya, nada notifikasi yang panjangnya hampir sama dengan notifikasi panggilan sudah pasti ia kenali.

"Siapa yang berani pakai mobil gue tanpa izin?" Gio langsung mengotak-atik ponselnya, sesaat menempelkan ponsel di telinga kirinya. Laki-laki itu bedecak kesal, "Stevi kemana sih? Kok ngak diangkat" geramnya, mata hitamnya melotot. "Jangan-jangan dia ngak ada di rumah, terus mobil gue ---siapa dong? Steven? Dia ngak akan berani pakai mobil gue tanpa izin." Gio gusar sendiri memikirnya.

Laki-laki itu kembali mengontak seseorang, tak butuh lama panggilan itu tersambung.

"Hallo bos,"

"Suruh si Glen buka GPS mobil gue, ikuti! Gue nyusul,"

"Bos dalam masalah?"

"Udah, ngak usah banyak tanya. Buruan! Ajak yang lain juga."

"Siap bos."

Gio mematikan panggilan dengan raut kesal, bahkan kedatangan Ricard ke ruangannya pun ia tak mengetahuinya.

"Kenapa sih? Pagi-pagi udah ngamuk?" tegur Ricard.

"Mobil gue ada yang nyuri." sahutnya.

"Ya ngak mungkin lah. Emang kunci Lo simpan di mana?" Ricard dengan tenang menanggapi.

Gio terdiam sesaat, dan mengingat terkahir saat ia meletak kunci mobil kesayangannya. "Seinget gue di samping TV,"

Ricard mengangguk kecil. "Telpon Stevi aja," suruhnya.

"Udah gue telpon, tapi ngak diangkat-angkat." Gio menggerutu. Laki-laki itu memasukkan ponselnya ke saku jas, dan beranjak dari kursi. "Lo bisa handel meeting siang nanti kan? Gue ngak mau kehilangan mobil seyangan gue."

Ricard menggeleng heran, menatap kepergian sang adik. Hanya karena mobil Gil itu bisa seemosi itu.

Flashback off

"Lama amat sih!"

Gio menancuskan alis saat mendapati sang adik berda dalam kukungan seorang laki-laki bertubuh besar, mata hitamnya melirik Rega yang terikat sudah tak berdaya di kursi.  "Apa yang terjadi?" laki-laki itu kebingungan dengan hal yang ada di hadapannya.

"Singkirkan mereka!" titah laki-laki yang memegangi Stevi.

Bugh..,

Bugh..,

Fire In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang