2. Magentanya Gue!

121 5 0
                                    

Setelah insiden ditinggal di parkiran oleh Magenta Aksha Zyandru tadi pagi. Dengan gumpalan kekesalan yang menumpuk, Amasya mendaratkan bokongnya dikursi kelasnya.

Ia menghirup dan membuang napas secara besar-besaran.

"Napa sih am?" Tanya mei, sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Iya masih pagi noh dah burek aja tuh muka" Tambah Via yang diangguki lala.

"Kesel gue masa udah seneng bisa berangkat bareng Genta eh di parkiran ditinggal. Kan keselll"

"Lo berangkat bareng genta? demi apa?" Syok lala.

"Eheh iya dong. Tadi pagi habis sarapan, gue modus kerumahnya nganterin pesanan kuenya tante resa disuruh mama. Sengaja waktu dia mau berangkat biar ama tante disuruh bareng. Dan terbukti si Genta ga bisa nolak. wkkwkk"

"Dasar!" ucap mei sambil menoyor jidat lebarnya amasya.

"Eh minipink, pagi-pagi udah ghibah aja kalian semua" teriak Reno. Percaya deh guys dia itu ketua kelas. Tapi bacotnya kek radio rusak.

Btw, minipink itu sebutan yang dia pake buat manggil kita berempat. Karena kita suka blackpink tapi kita kecil dan mini orangnya dia jadilah Minipink. Hampir semua yang kenal kita, semua jadi mengklaim kita adalah geng yang bernama Minipink.

Padahal mei, tidak pendek-pendek banget Dia tingginya 159 cm. Dia paling sering protes jika disebut mini.

Yang paling pendek jelas aku, tinggiku cuman 153 cm.

Oke mari kita lupain soal tinggi badan biar mood gue gak makin ancur.

Setelah dipimpin doa oleh Reno, Kelas 12 Ipa 5 memulai mata pelajaran pertama yaitu bahasa indonesia.

"Anak-anak ayok kita belajarnya diperpustakaan saja. Karena setelah ini kalian akan saya beri tugas membuat resensi dari buku non fiksi yang ada diperpustakaan sekolah. Bukunya bebas yang penting non fiksi. Jangan lupa bawa barang berharga kalian. Guna menghindari hal-hal yg tidak diinginkan" Ucap Bu.Ana guru cantik tapi sudah bersuami.

Seluruh siswa keluar dari kelas. Jarak kelas dengan perpus lumayan jauh. Harus melewati koridor panjang dan tentunya melewati kelas 12 Ipa 1. Kelasnya anak-anak pintar, kelas Genta juga tentunya. Dia kan peraih rangking nomer wahid paralel berturut-turut sejak kelas 1.

Saat didepan kelas Genta, kebetulan pintunya tidak ditutup. Ama sengaja menolehkan kepalanya kearah genta yang sedang serius menulis dibuku catatannya.

Ama yang sudah menyiapkan gumpalan kertas bertulis tangan itu segera melempar kearah Genta.
Dan Hap! Tepat sekali. Kertas itu mendarat tepat mengenai tangan genta yang sedang menulis.

Genta yang kaget pun reflek membuat coretan panjang dibukunya. Ia mengumpat pelan. Dan melihat keluar siapa pelakunya tapi sudah kosong.
Lihat saja dia akan menumpahkan seluruh isi tinta bolpoinnya ke kemeja anak itu.

Genta membuka gumpalan kertas lusih itu dan mengernyitkan dahinya membaca tulisan tangan mirip ceker ayam itu.

Magentanya Gue, Semangat ya belajarnya. Hwaiting! 💕

Genta sudah bisa menebak siapa pelakunya ini. Siapa lagi kalo bukan si cebol amasya. Ia membuang gumpalan lusuh itu ke tong sampah dipojokan kelas dengan melemparnya asal. Tetapi anehnya kertas itu masuk dengan mulus.

Ia melanjutkan aktivitas yang sempat tertundanya itu dihalaman yang baru. Karena halaman yang tadi sudah ada coretan panjang tak berguna.

Dilain tempat, Amasya berjalan mondar-mandir di antara rak berisi susunan puluhan buku.

MAGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang