Sang mentari masih malu-malu menunjukan sinarnya tetapi gadis pemalas ini tumben sudah rapi dan siap berangkat ke sekolah.
Cuaca sangat dingin dikarenakan semalam hujan lebat, Ama memutuskan mengunakan hoodie oversize yang menutupi hampir seluruh rok nya.
"Pagi mama" sapa Ama mencium pipi ibunya.
"Tumben kak, udah rapi gini biasanya masih molor"
"Kakak bangun pagi dibilang tumben, bangun siang katanya anak gadis kok malas. Terus aku kudu otthoke eomma gak bangun sekalian gitu?"
"Hushh mulutnya"
"Ma, aku nanti ajak temen-temen mallmingan di kafenya kak aji ya ma. Temen abang"
"Oh boleh tuh, udah bilang aji?"
"Belum, tolong bilangin abang ya nanti. Biar dibilangin ke kak aji. Aku berangkat"
"Gk sarapan dulu?"
"Enggak ma, nanti makan disekolah mau piket lupa kemarin belum nyapu. Assalamualikum muach" Ama mengecup pipi mamanya.
*****
Memasuki kelas Ama disuguhkan pemandangan warna-warni dari temannya. Hampir separo dari penghuni kelas ini sudah duduk. Tumbenan banget. Mereka semua juga mengenakan jaket, hoodie, sweater dengan warna yang beragam.Ama menyapu kelas sedangkan reno rekan piketnya menghapus papan tulis. Kemarin mereka kompak pulang dan meninggalkan kewajiban piket.
"Ma ama ama. Ini parah banget deh pokoknya" suara grasak-grusuk dari mei, lala, via yang baru datang mengagetkan Ama.
"Ada apa sih?"
"Itu lo doi lo, dia bareng cewek bening banget anjer" pekik mei
"Sayang kamu tadi berangkat ma siapa?" Suara reno dari depan membuat kita menoleh bersamaan.
"Dijemput via. udah lanjutin deh kamu bersihin nya" teriak mei sambil mengibas-ngibaskan tangan.
"Cewek? Anak kelas ipa 1?"
"Nggak kok, kita gak pernah liat itu cewek. Mungkin dia murid baru?" Terka Lala
"Ntar istirahat kita cari si Genta"
"Kita?lo aja kali! " kompak mereka bertiga
Sedangkan dikelas Ipa 1 pak Amir berdiri dengan seorang gadis berambut coklat terang.
"oke baik anak-anak kedatangan saya kesini mau mengenalkan teman dan anggota baru di Ipa 1. silahkan"
gadis itu mengangguk sopan.
"halo teman-teman namaku Maura pindahan dari Bali.
salam kenal semua."Muara tersenyum kearah seseorang yang duduk di baris paling depan meja nomer 3 dari pintu.
Genta hanya membalas senyum kecil.
Maura duduk tepat dibelakang Genta.
Anak-anak yang lain mulai bingung dengan interaksi keduanya."oke anak-anak semoga kalian akur. Saya tinggal dulu selamat belajar" ucap pak Amir dan meninggalkan kelas.
Gadis berambut pendek disamping Maura bertanya
"Hai kenalin gue esya. lo kok kenal nih kulkas atu" Esya memang satu-satunya spesies yang banyak omong di kelas ini.
"Hai Esya. Gue ketemu Genta waktu olimpiade kemarin. Sama-sama mewaliki dari sekolah. Dan dia menang lo juara 1.
kalo gue cuman masuk 10 besar hehehhe" Terang Maura.Esya hanya mengangguk, setidaknya ia akan punya teman ngobrol. Dilihat dari aura Maura yang sedikit cerewet ini.
Ketika bel istirahat dibunyikan, Ama terpaksa melupakan keinginannya pergi ke Kantin dan melihat gadis yang di maksud Mei.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAGENTA
Teen Fiction"Genta tungguin gue dong !" Kesal Amasya sambil menghentak-hentakan kakinya. Cowok yang dipanggil Genta itupun tak berhenti, bahkan menoleh pun tidak. "Ihhh, nyebelin tau gak" Racaunya sambil sedikit berlari mengikuti jejak Genta meninggalkan parkir...