Part 23

8.4K 248 53
                                    


Holaaa readers, minal aidzin wal faidzin yaaa ...

Kangen gak sama Fika dan Bagas?

Seneng gak cerita ini update?

So, langsung aja ke cerita oke

Eitss,, jangan lupa klik BINTANG ya? Ku tunggu juga komen dari kalian.

Happy reading ....

Bagas mendekatkan wajahnya ke wajah Fika hingga tak ada jarak diantara mereka.

Bagas berbisik, "karena aku ..."

Deru jantung Fika kini sudah tidak terkendali, ia sangat deg-deg an dengan keadaan ini, posisi mereka berdua sangat lah dekat dan intim, hal itu membuat keringat dingin Fika keluar. Sementara Bagas terlihat menahan tawanya melihat ekspresi istrinya itu, hingga akhirnya tawa Bagas pun pecah.

"Loh, kok malah ketawa sih Kak,"

Bagas masih terkekeh pelan, "abisnya kamu lucu Dek, belum juga diapa-apain udah keringatan kaya gitu, gimana nanti kalo udah___"

-Pletakk!!!

Fika buru-buru menjitak suaminya itu sebelum meneruskan kata-katanya yang sempat terpotong tadi. Sedangkan Bagas yang masih memegangi kepalanya, ia heran kenapa istrinya hobi menjitak kepalanya.

•••

-Pagi hari

"Kak.. cepet turun ayo sarapan terus berangkat, ntar telat masuk sekolah !!" teriak Fika memanggil Bagas.

Tak lama kemudian Bagas pun turun dengan penampilan yang lumayan rapi, hanya saja dasi yang ia kenakan sedikit kendur, ia terlihat sedikit kesulitan membenarkan dasinya.

"Sini," tiba-tiba Fika langsung menyambar dan membenarkan dasi Bagas.

Selesai sarapan, mereka berangkat bersama ke sekolah memulai rutinitasnya masing-masing.

-Di sekolah

Disaat istirahat kali ini Fika memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, namun selang beberapa saat perut Fika berbunyi dan akhirnya ia menuju ke kantin untuk sekedar mengisi perutnya. Fika pun memesan makanan favorite nya yaitu mie ayam. Setelah ia memesan Fika hendak mencari tempat duduk, alhasil ia melihat ada tempat kosong namun disana ada Ema dan Dewi, Fika ingin bergabung bersama mereka namun ia masih enggan karena hubungannya dengan Dewi belum kunjung membaik. Akhirnya dengan berat hati Fika mendekati dan bergabung bersama Ema dan Dewi.

"Gue boleh gabung gak?" tanya Fika dengan tangan yang masih memegang mangkuk berisi mie ayam.

"Eh Fika, iya boleh kok sini duduk," ujar Ema.

Sedangkan Dewi masih diam, ia berpura-pura sibuk memakan makanannya. Fika hanya menghela napasnya sabar ia memaklumi sikap Dewi. Saat Fika sedang menikmati makanannya tanpa ia sadari cincin pernikahannya masih tersemat di jari manisnya, karena Fika lupa mencopotnya. Hingga tanpa sengaja Ema melihat cincin itu.

My Love Is My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang