Part 24

7.5K 200 12
                                    

Holaa readers,, i'am comback nih. Ada yang nungguin cerita ini gak? Masih penasaran kan sama ceritanya?

So, langsung cek aja ya.

Eitss jangan lupa kasih "BINTANG" ya buat apresiasi cerita ini.

Ku tunggu komen dari kalian juga :)



Happy reading :)

Pagi itu Fika bersiap-siap berangkat kuliah, karena hari ini adalah hari pertama ospeknya. Ia diterima di universitas Muara Kasih di jurusan Ilmu Komunikasi, karena saat tes masuk perguruan tinggi Fika tak lolos masuk FK alias kedokteran, namun akhirnya ia lolos di Ilmu Komunikasi. Fika menyambar makanannya dengan cepat dan lahap seperti orang kesetanan, Bagas melihatnya pun hanya geleng-geleng kepala.

"Makanya kalo tidur itu jangan kaya kebo, susah dibangunin sih." celetuk Bagas.

Fika berdecak kesal, "kakak sih kenapa gak bangunin aku. Udah tau hari ini aku pertama ospek, nanti kalo telat terus dihukum gimana?"

"Ya kalo itu salah kamu sendiri lah, susah dibangunin kalo gak di cipok dulu."

-Pletak

Fika memukul kepala Bagas dengan sendok, "heh sembarangan kalo ngomong, kakak aja tuh yang suka nyosor."

Bagas masih terlihat memegangi kepalanya yang sudah jadi korban amukan istri dan meringis kesakitan.

"Iya tapi gak usah pake sendok kali Dek, sakit tau." ujar Bagas dengan suara manja.

Fika mengusap-usap kepala suaminya, "ululuhh manjanya, sakit ya sayang? jadi pengen nabok deh."

"Jangan ditabok dong, dicipok aja," ujar Bagas sambil memanyunkan bibirnya lalu mendekati Fika.

"Kak Bagas mesum!!!! "

Melihat ekspresi Fika, tawa Bagas pun pecah. Entah kenapa asik sekali rasanya menjahili istrinya itu, meskipun terkadang kepalanya akan jadi korban amukan Fika.

"Udah, yuk berangkat" ujar Bagas.

-di kampus,

Fika dengan langkah cepat menuju tempat berlangsungnya ospek, terlihat semua mahasiswa baru dan para senior sudah siap disana, melihat akan hal itu Fika berlari dengan napas yang masih ngos-ngosan. Ia menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? hari pertama ospek Fika sudah terlambat.

"Hey kamu yang terlambat, sini!" ujar salah seorang senior kampus.

Dengan langkah sedikit gemetar, Fika menghampiri senior tersebut.

Fika menunduk takut, "ma .. maaf kak, saya terlambat."

"Kenapa bisa terlambat?"

"Sa ... saya bangun kesiangan kak." ucap Fika tertunduk.

"Saya gak mau tahu, sekarang saya akan hukum kamu."

Jantung Fika berdetak cepat, ia gemetar dan takut akan hukuman yang nanti akan dia terima.

"I ... iya kak, saya akan terima apapun hukumannya." ucap Fika tertunduk sambil memainkan jarinya.

"Baik, hukuman buat kamu yaitu harus meminta tanda tangan senior ospek, mengerti?"

My Love Is My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang