Seperti biasanya, TK begitu ramai dan anak-anak datang diantar orang tua mereka. Seperti Yeoji dan Jihwa yang hari ini diantar ayah mereka karena sang ibu masih berada dalam perjalanan dinas ke China.
"Papa, Hwa tidak mau masuk sekolah hari ini, ingin ikut Papa ke kantor saja," Park yang paling muda itu merengek, mencengkram celana bahan hitam yang dipakai ayahnya dengan erat, wajahnya merengut dan matanya berkaca-kaca.
"Kenapa tidak mau sekolah?" Jimin berjongkok di hadapan si bungsu dengan alis tertaut.
Bibir Jihwa mencebik.
"Mama masih belum pulang, Hwa ingin bertemu Mama. Mama pasti pulang ke kantor dulu nanti, Hwa ingin menunggu Mama," jelasnya dan Jimin pun hanya tertawa mendengar alasan anak bungsungnya.
"Mama akan pulang hari ini dan dia akan menjemput Hwa-chan dan juga nii-chanmu,"
"Benarkah?"
"Tentu saja," Jimin meyakinkan anak bungsunya itu dan akhirnya Jihwa pun mau masuk sekolah.
"Yeo-kun, kenapa kau diam saja? Merindukan Mamamu juga?"
"Huh, tidak tuh," Yeoji malah membuang muka dan Jimin memandang aneh anak pertamanya.
"Butuh seribu tahun untuk membohongi Ayahmu, bocah,"
Lalu Jimin menyentil kening Yeoji sampai anak itu mengaduh dan berseru protes pada sang ayahnya yang selalu saja menyentil keningnya tanpa mempedulikan kening berharganya yang memerah. Yeoji kesal, ayahnya harus sadar kalau tenaga yang dikeluarkannya itu tidak pernah sedikit.
"Jaga adikmu, kalau ada ada anak-anak yang mengganggu, tangani mereka," pesan Jimin pada Yeoji.
"Papa, seram sekali," Jihwa bersembunyi di balik tubuh kakak kembarnya.
Dibilang seperti itu oleh anaknya, Jimin malah menyeringai.
"Papa sering sekali mendengarnya, Nak." Senyum ayah mereka membuat kedua Park bersaudara merinding bersamaan.
.
.
.
Saat ini kedua anak Park Jimin dan Min Yoongi sedang ada di kelas mereka, mengikuti pelajaran hari ini yaitu menggambarkan keluarga mereka dan menulis deskripsi anggota keluarga.
Yeoji dan Jihwa berpindah ke pojok untuk berdiskusi.
"Yeo nii-chan, apa yang harus kita tulis untuk menggambarkan Papa?" Jihwa bertanya dengan kening berkerut lucu. Mereka berdua sudah sepakat menggambarkan ibu mereka dengan deskripsi; Mama sangat cantik seperti putri salju. Mama lebih tua dari Papa tapi banyak yang tidak menyadari karena Mama awet muda. Mama sangat baik seperti ibu peri di kisah Cinderella. Mama berkerja tetapi Mama tidak pernah mengabaikan kami.
"Sebentar Nii-chan pikirkan dulu." kemudian Yeoji berpikir keras sekali. Jihwa juga melakukannya sembari melihat gambar yang dibuatnya dengan sang kakak. Gambar di mana ia, kakaknya dan juga ayah dan ibunya berdiri saling bergandengan tangan. Gambar yang bagus untuk seukuran anak TK, itu karena kakek mereka yang seorang pelukis sering kali mengajari mereka menggambar apabila berkunjunglah ke Busan.
"Bagaimana kalau begini?" Kemudian Yeoji berbisik pada Jihwa dan adik kembarnya nampak mengangguk-angguk setuju setelah mendengarkan apa yang dikatakan kakaknya.
.
.
.
"Mama!" Jihwa memekik dan langsung berlari menuju Yoongi yang menunggu mereka di luar gerbang. Gadis kecil itu langsung memeluk ibunya dan sang ibu pun membalasnya.
Sementara itu, Yeoji berjalan di belakang dengan langkah santai.
"Bagaimana sekolah kalian?"
"Menyenangkan Mama!/Biasa-biasa saja," jawaban berbeda dari kedua anaknya membuat Yoongi tertawa.
"Hari ini kami menggambar Mama," Jihwa menunjukkan gambar yang dibuat kakaknya dan diwarnai olehnya. Yoongi memuji kedua anaknya untuk hasil kerja keras mereka. Sungguh hal bagus bakat Jimin diturunkan kepada kedua anaknya sama rata.
"Eh? Apa ini?"
Yoongi membaca bagian belakang deskripsi yang bertulis tentangnya. Tidak ada yang aneh. Tapi matanya melotot ketika membaca deskripsi tentang suaminya.
Papa bukan superhero, tapi dia sangat keren dan jago sekali berkelahi. Tidak ada yang berani pada Papa. Meskipun Papa menyeramkan, tapi Papa sangat menyayangi kami. Papa selalu menjaga kami dan juga Mama. Dia seperti Malaikat Penjaga yang diceritakan Kakek.
Ps: Papa masih muda dan banyak ajhumma yang suka mendekati Papa. Tapi Papa selalu menolak mereka karena Papa bilang Mama lebih cantik dan hanya Mama yang Papa cintai.
"Ja-jago berkelahi?" Yoongi meringis dan memandang wajah polos kedua anaknya.
"Mama! Hari ini malam akhir pekan kan? Yeoji ingin melihat Papa bermain Tinju! Yeoji suka melihat Papa memakai Merry, boleh ya Ma? Boleh kaaan?"
'Yeoji itu jarang sekali meminta sesuatu, dia bahkan hampir tidak pernah merengek. Tapi kenapa untuk melihat ayahnya di arena tinju, dia sampai seperti ini?' Yoongi membatin miris melihat Putra sulungnya yang menatapnya dengan pandangan memohon.
.
END
.
Haha saya gabut pemirsa. Jadi iseng-iseng buat beginian. Entah apa maksudnya wkwk
Yo! It's Yeoji and Jihwa
Di sini kalian tahu kan gender mereka itu apa?
Yaps, Yeoji is boy and Jihwa is girl.
Jimin panggil Yeoji Yeo-kun dan Jihwa Hwa-chan..
Jihwa panggil Yeoji nii-chan, bukan Oppa karena suatu alasan, wkwk
Ah, mereka masih lama munculnya hahaha#plakSudah ah, unfaedah sekali saya tuh, wkwk
08.06.2019
- Rei
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel Lines 2 [Completed]
ФанфикMereka berdua masih sama saja. Yang satu kurang ajar dan satu lagi arogan. Tapi sekarang keduanya sudah terikat dalam pernikahan. Lalu, apakah kata 'sama' itu benar-benar tidak akan berubah? Tapi bagaimanapun keduanya, mereka tetaplah Park Jimin dan...