Sekitar pukul sepuluh pagi, bel apartemen berbunyi. Yoongi yang saat itu tengah duduk santai di sofa dengan buku resep masakan di tangan langsung saja beranjak dan melangkah pelan menuju pintu.
"Eoni!"
"Dahyun?" Yoongi sama sekali tak menyangka adik iparnya lah yang berada di balik pintu. Dahyun nampak ceria seperti biasa dan membawa tas dan juga koper. Yoongi mempersilakan gadis itu untuk masuk dan menyajikan minuman dingin melihat adik iparnya yang terlihat cukup kelelahan.
"Kemarin aku bilang pada Jimin Oppa kalau aku mau mencari kerja di Seoul," Dahyun mulai bercerita. Kemudian dia melanjutkan jika kakaknya mengatakan padanya untuk tinggal bersamanya dengan Yoongi, selama Dahyun belum mendapatkan pekerjaan. Tujuan pria itu sebenarnya agar adiknya menemani istrinya yang kesepian ditinggal di rumah seorang diri.
Bibi Yoon mungkin akan kembali, namun akan lebih baik jika Yoongi memiliki sosok yang bisa melakukan dan membicarakan hal apa pun seperti seorang teman.
"Aku pikir lagi, nanti saja cari kerjanya kalau Twins sudah lahir! Aku akan menggantikan Jimin Oppa untuk menjaga Eoni selama Oppa bekerja!" Ujar Dahyun penuh tekad. Yoongi tertawa dan mencubit pipi gadis itu dengan ucapan terimakasih terucap di bibir.
"Eoni sedang apa?" Tanya Dahyun. Yoongi menunjukkan buku resep masakan dan Dahyun pun mengucap Ohh dengan bibirnya yang membulat.
"Bagaimana dengan membuat makan siang untuk Jimin Oppa?"
Yoongi cemberut dan mengatakan kalau Jimin malah akan memarahinya jika datang ke perusahaan. Alasannya tentu saja kehamilannya yang membuat Jimin tidak berhenti khawatir. Jimin bahkan sudah membatasi pergerakannya untuk keluar dengan larangan tidak boleh keluar tanpa pria itu.
"Kalau begitu aku saja yang antarkan, bagaimana?"
Yoongi tersenyum lebar dan menyetujui hal itu.
"Baiklah, ayo."
Mereka berdua pun menuju dapur dan mulai kegiatan masak di mana Dahyun hanya membantu untuk memotong bahan-bahan karena Yoongi berkata kalau dirinya ingin membuat bekal makan siang racikannya sendiri. Daehyun hanya tertawa saja dan menurut, tidak mungkin menolak ketika ekspresi kakak iparnya ketika mengatakan itu sangatlah manis.
'Aku tidak sabar bertemu dengan Twins, mereka pasti akan cantik seperti Yoongi Eoni atau tampan seperti Jimin Oppa.' batin Dahyun menggebu-gebu untuk bertemu dengan kedua keponakannya.
'Kira-kira, Jimin Oppa sedang apa ya?'
.
.
.
Haruskah Jimin menjelaskan siapa itu Kenzo Arizawa?
Pria itu adalah bagian dari masa yang paling kelam. Jimin tidak sudi untuk sekedar mengingat pria itu. Namun, semuanya tidak bisa dicegah ketika pria itu sendiri yang muncul di hadapannya tanpa peringatan apa pun.
Atau tidak.
Artikel itu adalah peringatannya. Jimin hanya sedikit lambat untuk mengumpulkan karena keengganan untuk mengingat pria itu teramat besar.
"Sepertinya kau tidak senang bertemu denganku,"
'Pakai nanyaaaa,' Jimin membatin sewot dengan pandangan sinisnya pada Kenzo yang berekspresi santai luar biasa. Pria Jepang itu pasti tengah berada di awang karena berhasil membuat kehidupan Jimin semakin tidak tentram.
"Apa tujuanmu kemari?" Jimin bertanya tanpa setitik nada ramah sama sekali. Biasanya seperti itu namun kali ini, Jimin benar-benar tidak sudi. Ia tidak repot-repot menutupi kekesalannya akan kedatangan pria itu. Biar saja ditunjukkan banyak-banyak agar Kenzo tahu diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel Lines 2 [Completed]
FanficMereka berdua masih sama saja. Yang satu kurang ajar dan satu lagi arogan. Tapi sekarang keduanya sudah terikat dalam pernikahan. Lalu, apakah kata 'sama' itu benar-benar tidak akan berubah? Tapi bagaimanapun keduanya, mereka tetaplah Park Jimin dan...