"Besok kau akan langsung diresmikan sebagai Direktur Utama Sementara dalam acara khusus yang dihadiri oleh para petinggi perusahaan, direksi, pemegang saham dan juga para rekan bisnis kepercayaan Taeyang Group."
Jimin membiarkan Yoongi memakaikannya dasi dengan rapi. Pandangan matanya nampak tajam dibingkai lensa kontak bening yang membiarkan iris sehitam arangnya menghunus dengan leluasa.
Setelah dasi terpasang rapi, jas hitam dipakainya dan dikancingkan dan membiarkan Yoongi menata rambutnya dengan gel, dirapikan sedemikian rupa mencampakkan dahinya yang mulus, tidak dibelah dua ataupun berponi, membuat sosoknya nampak lain.
Hela napas istrinya membuat Jimin meliriknya dengan heran.
"Kenapa?"
"Kau yakin dengan ini semua?"
"Apa yang membuatku harus meragu?"
Yoongi menggigit bibir bawahnya, dalam bayangannya hanyalah kecemasan berderet yang terkait sebuah respon setelah Jimin diumumkan. Entah itu penilaian buruk, diremehkan, dicela atau bisa saja dimaki, Yoongi benar-benar tidak sanggup membayangkannya sebab ada di antara hal itu akan dilakukan oleh keluarganya sendiri. Paman, bibi dan sepupu-sepupunya yang menyebalkan, tentu saja.
"Otakmu mungkin bergeser sedikit, Park Yoongi." ujar Jimin datar. Namun Yoongi tidak terpengaruh karena dirinya yakin Jimin juga memiliki sebuah kecemasan dalam dirinya.
Tentu saja, Jimin tidak akan mengelak. Dia memiliki kegelisahan tersendiri karena akan menapaki sesuatu yang tidak pernah terlintas untuk disentuh. Tidak mungkin tidak, karena yang paling ia takutkan adalah ketidakmampuannya akan memberikan imbas buruk pada Yoongi nantinya.
Yoongi selesai memakaikan eyeliner di mata Jimin dan wanita itu seketika langsung merasa lemas karena Jimin benar-benar akan pergi untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip pria itu.
"Sudah berapa kali aku katakan, jangan pikiran apa pun," Jimin memeluk pinggang Yoongi erat lalu mencium bibir Yoongi begitu lamban, melumatnya dengan hati-hati dan begitu lembut. Jimin seolah menghapus gelisah dan cemas baik dalam dirinya ataupun Yoongi lewat ciuman itu.
"Mungkin akan sulit, tapi aku akan baik-baik saja." Jimin berujar sembari menyelipkan anak rambut Yoongi ke balik telinga wanita itu. Mereka terdiam beberapa saat dalam posisi seperti itu sampai Yoongi berjinjit dan mengalungkan lengannya pada leher Jimin dan memulai ciuman lainnya yang lebih dalam dan intens namun tidak kasar.
.
.
.
Sepertinya rumor bahwa Yoongi akan digantikan sementara sudah menyebar luas bahkan di kalangan para karyawan. Maka yang terjadi ketika Jimin dan Yoongi menginjakan kaki di perusahaan, semua mata terarah pada mereka. Terlebih keadaan di mana Yoongi memeluk lengan suaminya itu dan penampilan Jimin yang lain dari biasanya. Yoongi juga tidak mengenakan pakaian kantoran, dia hanya mengenakan sebuah gaun berwarna abu-abu selutut yang kasual dan lagi, perutnya yang mulai menonjol cukup menarik perhatian.
Mereka berdua langsung menuju ruangan di lantai 25 di mana di sanalah acara sekaligus rapat khusus akan dilakukan.
"Jimin!" Taehyung bersama para anggota divisi keuangan mencegat keduanya di lobi.
"Jadi rumor itu benar?" Dia langsung bisa menyimpulkan karena penampilan Park Jimin yang cuek itu terlalu rapi dari biasanya.
Jimin mengangguk membenarkan, para anggota divisi keuangan jelas saja tercengang.
"Jimin,"
"Jadi, tidak ada yang akan ada yang akan meramaikan ruangan divisi kita dengan ucapan kasar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel Lines 2 [Completed]
FanficMereka berdua masih sama saja. Yang satu kurang ajar dan satu lagi arogan. Tapi sekarang keduanya sudah terikat dalam pernikahan. Lalu, apakah kata 'sama' itu benar-benar tidak akan berubah? Tapi bagaimanapun keduanya, mereka tetaplah Park Jimin dan...