Chapter 2; Restlessness Before Married

4.1K 567 326
                                    


Jimin tercenung, keributan dalam kantor akibat teman sedivisinya yang berteriak-teriak frustasi terdengar selayaknya dengungan lebah di telinganya. Divisi keuangan sedang sibuk-sibuknya karena akhir bulan, namun Park Jimin menjadi satu-satunya manusia yang tetap tenang. Bukan dalam artian santai, tapi lebih kepada lepas pikiran.

Benaknya melanglang buana entah ke mana.

Dan Kim Taehyung, sebagai titisan Alien yang luar biasa peka, jelas sadar akan hal itu.

Karena Jimin belum mengeluarkan umpatan apa pun hari ini.

Alarm tanda si pemuda Park dalam keadaan kacau.

"Jim sst Jim, woyy Jim,*

"YAK! PARK MOCHI!"

Jimin tersentak, namun belum mengeluarkan suara apa pun, pintu ruangan divisi yang terbuka membuat semuanya mengalihkan perhatian.

"Park Jimin, dipanggil Presider Min ke ruangannya"

.

Saat ini, Jimin berhadapan dengan Min Seunghyun. Sudah beberapa menit berlalu sejak dirinya berada di hadapan pria tua itu, namun sama sekali belum ada suara yang keluar dari sang Presider. Jimin mendengus dalam hati, mulutnya terkatup rapat di luar karena dirinya sedang dalam mood yang buruk untuk memaki. Mengeluarkan sepatah kata saja rasanya malas sekali, jika saja ia dalam keadaan 'normal' maka dipastikan perdebatan sudah pasti terjadi di antara dirinya dan sang calon kakek mertua.

"Bersiap-siaplah,"

"Hah?"

Pintu ruangan terbuka menampakan asisten presider masuk dengan beberapa paper bag dan kotak sepatu yang membuat langkah pria paruh baya itu kaku.

"Malam ini kau akan menemaniku pergi ke pesta pembukaan rekan bisnis Taeyang,"

"Kenapa aku?"

"Kau harus aku kenalkan pada mereka." ujar Seunghyun datar, ia melanjutkan jika hal ini terjadi karena Jimin sendiri yang menolak pesta pertunangan. Padahal, pesta pertunangan itu adalah media untuk memperkenalkan Jimin sebagai calon suami Yoongi.

Meskipun mendengar itu, Jimin masih tidak merasa pesta pertunangan itu penting. Acara macam itu hanya akan menghabiskan uang dan juga tenaga.

Sekertaris Jung meletakkan semua paper bag dan kotak sepatu di hadapan Jimin. Dengan sopan pria itu meminta Jimin untuk mencobanya satu persatu untuk memilih yang paling cocok.

"Cepat lakukan sekarang!" ujar Seunghyun tak sabaran karena Jimin malah hanya diam seperti patung. Jimin menghela napas, namun menuruti perintah.

Seunghyun mengernyit heran merasa pemuda itu tidak seperti biasanya.

Aneh.

.

.

.

Bertanya mengapa Jimin menjadi aneh hari ini, alasannya karena pertanyaan Yoongi tempo hari.

Kenapa Jimin menikahi wanita itu begitu cepat?

Melihat kepribadian Jimin, siapa yang tidak akan menanyakan hal itu?

Semuanya kaget. Ayahnya, ibunya, adik-adiknya, Taehyung, divisi keuangan dan bahkan Yoongi sendiri.

Tapi Jimin masih belum memiliki jawaban. Pikirnya hanya ingin, tanpa lanjut jauh memikirkan sebuah alasan. Ketika ditanya, ia hanya menjawab.

"Sesukaku lah." dengan nada menjengkelkan.

Ketika Yoongi bertanya, belum sempat ia keluarkan sepatah kata pun, namun wanita itu langsung berdiri dan mengajaknya pulang, berkata kalau dirinya lelah. Dan sejak itu, Jimin belum bertemu lagi dengan Yoongi meskipun nyatanya mereka berada di gedung perkantoran yang sama.

Parallel Lines 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang