Friends

8.5K 495 2
                                    

Aku menatap kedua temanku yang sedang memandangku dengan tajam. Kemarin setelah adegan hampir ciuman dengan Kenny dan aku mengiyakan pekerjaan menjadi EO, aku menceritakan semuanya pada Patrick di perjalanan pulang.

Dan hari ini, di kantin kampus tempat kami bertiga sedang duduk menunggu kelas berikutnya, Patrick menceritakan kejadian itu pada Meli. Dan sekarang mereka menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kudeskripsikan.

"Kalian berdua kenapa sih, gue jadi salting nih diliatin kayak gitu," protesku saat mulai merasa tidak nyaman atas tatapan mereka.

Meli mengangkat bahu. "Gue nggak nyangka aja si Kenny bisa kayak gitu."

"Nggak nyangka apanya? Dia kan playboy, jadi pasti sering gituin cewek."

"Bukan, maksud gue, gue nggak nyangka dia bisa bikin janji nggak bakal nyentuh kamu. Secara dia itu hobinya ngerangkul-rangkul cewek gitu."

Aku menoleh ke arah Patrick yang mengangguk seakan mengiyakan perkataan Meli.

"Coba aja dia ngerangkul gue, iya kalo dia mau gue tampar lagi."

Meli tertawa pelan. "Tapi gue salut sama lo, Lice. Baru kali ini gue liat cewek yang nggak terpikat sama pesonanya Kenny."

"Tapi lo juga nggak tuh, Mel," ujar Patrick, seakan baru menyadari kenyataan itu.

Aku menahan senyumku melihat Meli yang salah tingkah. Nggak mungkin kan Meli bilang "iya soalnya gue sukanya sama lo, Pat."

"Ehm.. Itu.. Karna gue udah kenal kalian dari SMP! Lagian lo juga udah ngingetin dari awal kalo kakak lo itu playboy cap elang."

Bagus juga alasannya.

"SMP?"

"Iya, waktu hari pertama gue ama Patrick udah dihukum gara-gara telat. Habis itu kita jadi akrab karna ternyata kami sekelas. Kenny waktu itu SMA kelas satu, gedung SMP dan SMA bersebelahan jadi gosip tentang Kenny si pemikat hati para wanita itu sampai ke teman-temanku. Sampe banyak yang berteman ama Patrick cuma karna pengen cari perhatian ama kakaknya. Tapi Kenny emang nggak pernah ngegoda aku kok, mungkin karna dia tau kalo gue nggak tertarik ama dia."

"Ato karna dia tau lo suka sama orang lain," godaku sambil tersenyum usil.

"Emangnya lo suka ama siapa?" Patrick angkat suara.

Meli menyipitkan mata ke arahku, sementara aku berusaha keras menahan tawa. Gadis itu tergagap. "Anu... Itu, sama Pak John!"

"Pak John satpam kampus? Yang bener aja lo, Mel."

Tawaku pecah. Bohongnya kok nggak elit gitu, satpam kampus. Yang bagus dikit napa.

"Ih, suka-suka gue dong. Lo kok kepo sih, mau tau urusan gue aja," sahut Meli. Patrick lalu mencibir dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

Aku hanya diam sambil tersenyum melihat kedekatan dua orang itu. Mereka cocok. Tapi kenapa mereka tidak pacaran? Padahal mereka sudah berteman sejak SMP. Kasian Meli, selama ini menyimpan perasaannya tanpa tahu bagaimana perasaan Patrick terhadapnya. Patrick sih, gila kerja. Aku serasa ingin menepuk-nepuk bahu Meli. Sabar ya, Mel...

###

Aku mengernyit saat kembali masuk ke dalam kantor Kenny. Ruangan ini membawa kenangan buruk padaku. Aku mengerjapkan mataku, berusaha menyingkirkan kejadian itu dari pikiranku.

Setidaknya kali ini aku tidak terjebak berdua dengan cowok itu. Hari ini akan ada banyak orang karena akan diadakan meeting buat acara selanjutnya yang akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Colorful RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang