Pieces Of My Heart

6.4K 420 3
                                    

Incoming Call
Kenny

Aku melirik ponselku yang sejak tadi berdering tanda panggilan masuk. Entah sudah berapa kali Kenny meneleponku dan tidak sekalipun kuhiraukan. Mungkin pria itu heran karena kemarin aku tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Yah, kemarin aku tidak bisa berpikir jernih. Gara-gara melihat kejadian itu, aku langsung pulang bahkan sebelum acara dimulai, tanpa mengatakan apa-apa.

Tentu saja Kenny akan bertanya-tanya apa yang terjadi padaku. Atau mungkin ia meneleponku untuk memarahiku, karena aku seenaknya pulang disaat kerja.

Mungkin aku akan dipecat...

Ya, seperti itu juga tidak apa-apa... Aku juga sudah tidak berniat kerja disitu lagi. Tidak setelah aku melihat Kenny memeluk Elena dengan penuh perasaan kemarin.

Aku tau, aku tidak punya hak untuk marah maupun melarangnya memeluk siapapun, karena aku bukan siapa-siapanya. Dia punya hak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Tapi...

He kissed me, right?

Aku menyentuh bibirku pelan dengan ujung jariku. Masih bisa kurasakan hangat bibirnya di bibirku. Hangat yang membuat dinding di hatiku runtuh. Hangat yang hampir membuatku jatuh hati padanya.

Ya, hampir... Kalau saja aku tidak melihat kejadian itu dan terbangun kembali pada kenyataan.

A player's gonna be player. No matter what, he won't change a bit.

Hampir saja aku mempercayainya. Hampir saja aku percaya kalau dia bisa berubah. Hampir saja aku percaya kalau dia benar-benar menyukaiku.

Haha, bodoh sekali kau, Alice.

Aku berani bertaruh kalau dia membuat semua wanita merasa seperti itu. Karena itulah meskipun sudah mengetahui reputasinya sebagai playboy, masih saja banyak wanita yang rela berlutut dihadapannya.

Dan aku yang sudah tau hal itu dari awal... Aku yang dari awal sudah diperingatkan oleh Patrick... Aku yang dari awal membencinya dan berkata tidak akan menyukainya... Tetap saja termakan buaiannya seperti wanita lainnya. Aku sama saja seperti mereka.

Sudahlah, Alice. Kau tidak pantas menangisi lelaki seperti itu. Setidaknya tidak untuk kedua kalinya. Ini salahmu sendiri karena membiarkan dirimu dipermainkan olehnya.

Well, look at the bright side, setidaknya aku belum jatuh terlalu dalam, dan aku tidak akan mati karena masalah ini. Aku pernah mengalami yang lebih buruk, ini tidak ada apa-apanya... Aku sudah biasa... Aku tidak apa-apa...

Siapa yang kubohongi? Aku jauh dari 'tidak apa-apa'. Dadaku sesak dan mataku panas. Sial, kenapa aku secengeng ini sih?

Sebelum air mataku sempat menetes, ponselku kembali berbunyi. Dan setelah melihat nama yang tertera di layarnya, aku mematikan ponselku dan mencabut baterenya.

Aku kembali menatap langit-langit kamarku. Apa yang harus kulakukan setelah ini?

###

Alarm hpku berbunyi tepat pukul delapan pagi, karena hari ini aku punya kelas jam sembilan. Aku mengerang, masih tidak rela membuka mataku yang semalam tidak bisa tertutup.

Kumatikan alarm di hpku dan memutuskan untuk tidur sebentar lagi. Aku bisa mandi kilat nanti kalau waktunya mepet. Yang penting aku harus mengistirahatkan mataku dulu setidaknya untuk lima menit.

Tapi seseorang di luar yang tiba-tiba mengetuk pintuku berpikiran lain. Suara ketukan yang semakin keras memaksa mataku untuk terbuka dan memutar bola mataku.

"Siapa?" tanyaku sambil menggerutu. Aku menegakkan badanku dari kasur dengan malas. This better be good.

"Alice! Buka pintunya!"

Colorful RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang