Holaa..
Aku update lagi nih,,,
Semoga penantian kalian terbayar di dua chapter yang aku update ini..
Senin depan sudah mulai aktifitas kembali, jadi mohon maaf ya kalau updatenya ngalor lagi..
Akan aku sempatkan selesaikan karena sebentar lagi cerita ini akan tamat ^^b
Yukkk Lanjut,,, CuzzZZzz..
Teriakan kesakitan dari ruang persalinan membuat beberapa orang yang berada di luar ruangan tersebut mengerutkan kening mereka dan melihat Pangeran Terramai bersamaan. Rupert hanya menggaruk kepala pelan dan bersemu merah karena tidak tahu harus berbuat apa. Ketika memberikan mantra sihir kepada mereka berempat, Gariel tidak menyadari bahwa perbuatannya tersebut memicu anak yang dalam kandungannya mulai berkontraksi. Memakai kekuatan sihir yang terlalu banyak membuat sang cabang bayi menyerap semua kekuatan tersebut dan membuat dirinya makin besar dan akan segera keluar dari perut Penyihir laki – laki itu.
"Apakah Narsillia akan baik – baik saja, Yah?" tanya Jack mulai khawatir karena persalinan tersebut sudah lebih dari lima jam yang lalu dan belum ada teriakan seorang bayipun dari dalam kamar tersebut.
King Arus tidak bisa berkata apa – apa dan tetap melihat ke dalam kamar yang masih tertutup.
"Kubah barrier yang dibuat oleh Narsillia sudah melemah. Kami berempat akan menjaga di pintu masuk istana. Kalian berjagalah disekitar ruangan ini. Hawa Empat Bayangan sudah mulai merasuki kawasan Saint Kingdom." tukas Yesod mulai mengangkat senjatanya dan menatap ketiga Elim lain dan pergi dari tempat itu.
"Aku dan Ralph akan menjaga di depan. Pangeran Terramai dan Jack akan menjaga disini, ayo Ralph!" seru Eternias menarik tangan Assassin tersebut.
"He—Hei pelan – pelan saja, Eternias!" balas Ralph dan menengok ke belakang sebelum menghilang dari balik pintu.
Teriakan masih menggema dari dalam kamar milik Gariel tersebut, Bishop Cane yang menangani persalinan pun juga belum sempat keluar untuk memberikan info bagaimana keadaan Narsillia di dalam. Tiba – tiba, terdengar dentuman yang besar dari luar istana. Walaupun kamar Gariel tepat berada di ujung istana, namun suara tersebut sangat keras dan bisa didengar di seluruh istana.
"Ada apa ini?" tanya Jack terkejut, begitu juga Rupert dan King Arus.
Ketujuh Guardian sudah bersiap dan mengitari kamar Gariel agar tidak tersentuh oleh Empat Bayangan dari Elim.
.
.
.
"Dimana Narsillia, Yesod?" tanya Galadriel memukul jatuh Elim sang Pembawa Damai.
"Kau harus bisa mengalahkanku terlebih dahulu, Galadriel. Setidaknya membuat diriku hilang dari Shiltz." jawab Yesod kembali berdiri dan merapal sebuah mantra dan membalas serangan dari Bayangannya tersebut.
"Kalian berempat tidak akan bisa melawan King Feather. Kekuatannya bahkan sudah melebihi dari Sepuluh Elim dan kalian sebaiknya berhenti melawan." sambung Raziel beradu pedang dengan Neza.
"Kami tidak takut akan hal tersebut, Raziel. Narsillia bersama kami dan akan membuat Shiltz kembali tenteram." tukas Neza menepis serangan dari Balie Raziel dan berlari maju membuat serangan cepat ke arah Balie terkuat di Shiltz tersebut.
"Elios hanyalah memperalat kalian dan semua hal ini hanyalah sebuah drama baginya. Kalian sudah diperbudak oleh dewa itu!" teriak Metraton berusaha mencekik Vinagh, namun langsung dibantu oleh Malkuth yang datang dengan tongkat sihirnya.
"Kalianlah yang diperbudak oleh diri kalian sendiri. Dunia ini adalah buatan Dewa Elios dan kalian hanyalah sebuah bayangan dari Sepuluh Elim, kalian tidak berhak mengatakan hal seperti itu!" balas Malkuth marah dan merapal sebuah mantra memukul mundur keempat Balie tersebut.
Sandalpon tertawa sebentar dan menatap Malkuth tajam.
"Seharusnya aku sudah membasmimu enam puluh tahun lalu, Malkuth. Memakan semua tubuhmu dan jiwamu, agar kau tidak bisa bereinkarnasi kembali." sambung Sandalpon menjilati bibirnya melihat tatapan dari Malkuth tersebut.
"Kau adalah Bayangan paling menjijikkan yang Dewa Elios pernah berikan untukku, Sandalpon," balas Malkuth menaikkan tongkatnya dan merapal sihir teleport dan membawa mereka berdelapan ke Tujuh Dimensi.
.
.
.
"Malkuth membawa mereka ke Tujuh Dimensi." ujar Samael membuat kaget semua yang berada disana, karena berusaha fokus kepada bunyi keras barusan.
"Benarkah?" tanya King Arus menarik nafas lega.
"Tapi kita harus tetap siaga, karena barrier pelindung yang dibuat Narsillia melemah ketika dia masih berusaha melahirkan bayinya dan aku yakin sebentar lagi ada sesuatu yang akan datang." sambung Lanael mengangkat tongkat sihirnya dan merapal sebuah mantra, membuat tanah yang berada dalam jangkauan elemennya berguncang.
"Apa yang kau lakukan, Lanael?" tanya Hananiel bingung.
"Aku dan Sakiel akan membuat kubah pelindung dan memastikan bahwa siapapun tidak ada yang bisa menerobos kubah ini." jawab Lanael melirik ke arah Guardian of Iron tersebut dan disambut anggukkan setuju.
Loriel dan Jikael juga saling bertatapan, begitupula dengan Zakiel yang tahu kode tersebut. Mereka berlima merapal mantra sihir untuk barrier, membantu Lanael dan Sakiel agar makin bertambah kuat, walaupun tidak setara dengan sihir milik Gariel.
Lalu terdengar sayup – sayup teriakan seorang bayi dari dalam kamar milik Penyihir laki – laki tersebut. Rupert dan Jack saling berpandangan satu sama lain dan tersenyum lebar. Tanpa diduga, Bishop Cane keluar dari ruangan tersebut dengan mimik wajah yang sumringah.
"Royal Sorcerer Narsillia melahirkan seorang Pangeran lagi untuk Saint Kingdom!" seru Bishop Cane menundukkan kepalanya di hadapan Rupert dan King Arus.
"Benarkah itu, Bishop Cane?" tanya suara dari arah belakang dan para Guardian terkejut melihat siapa yang datang.
"Lenias—" gumam Samael maju selangkah untuk berhadapan orang tersebut.
.
.
.
TUJUH DIMENSI.
"Tempat yang sudah lama tidak aku kunjungi," sahut Raziel berputar – putar sambil melihat sekeliling.
"Tempat terakhir aku memakan Malkuth dan dia bereinkarnasi kembali—" tambah Sandalpon, mengikuti gerak – gerik Raziel.
"Apakah yang dipikiranmu hanya makan saja, Sandalpon?" tanya Metraton mencibir.
"Kami yang terlahir dari Sepuluh Elim tidak akan pernah berhenti menyerang manusia dan memberontak kepada Dewa Elios. Walaupun kalian selalu menyegel kami, hal tersebut akan terus berulang – ulang." Galadriel akhirnya membuka mulut dan tersenyum licik.
"Begitupula juga dengan kami. Tidak akan pernah berhenti memerangi Bayangan itu." jawab Vinagh tegas membuat Galadriel tertawa renyah.
Malkuth, Yesod dan Neza bersiap – siap dengan senjata mereka.
"Kalian benar – benar terlalu meremehkan manusia, Vinagh. Aku akan membuka mata kalian siapa yang sebenarnya berpihak kepada Balie." balas Galadriel agak maju ke depan dan membaca sebuah mantra di depan keempat Elim tersebut.
Sebuah sinar menyelimuti tubuh Galadriel dan menunjukkan sesosok yang dikenal oleh Empat Elim tersebut. Galadriel berubah wujud dan Yesod langsung menancapkan pedangnya ke arah pinggul Galadriel, namun meleset. Malkuth, Vinagh, dan Neza tidak percaya melihat hal tersebut dan berusaha percaya bahwa yang dihadapan mereka sekarang adalah bukan King Arus.
==============================================================
09 Juni 2019
00:06 A.M
KAMU SEDANG MEMBACA
Crude Prophecy (BoyxBoy) M-Preg Series ON HOLD
Romance"Kau tahu arti hidup?" Kebenaran sejati akan muncul dan membuka mataku bahwa di dunia semuanya adalah sementara. Shiltz adalah sebuah benua yang memiliki tiga kerajaan besar. Saint Kingdom adalah kerajaan Manusia terbesar di Shiltz. Yang kedua adala...