***
"Mi, saya masih di kantor polisi. Mami gausah kesini, si Abang saya aja yang urus."
"......"
"Tenang aja, Mi."
"......"
"Ya, saya matikan ya, bye," lanjutnya sambil memutus sambungan telepon di ponselnya dan mengacak rambut frustasi.
Laki laki bermarga Lee itu bersandar sambil mengepalkan tangannya kuat kuat. Air mukanya terlihat keruh, kacau, sedih, dan menunjukan keputus asaan.
"Arghh, anjing," umpatnya sambil meninju dinding yang terasa dingin.
Dari jauh tampak seorang pemuda mengatupkan bibirnya tak percaya, pelupuk matanya sudah tak mampu menahan tangis yang tadi sudah mereda. Dia tak bersuara, berdiam sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
Tanpa ba bi bu lagi, ia melangkahkan kakinya dan berlari keluar bangunan yang menyesak-an itu, ia tak tau harus kemana membawa pikiran dan hati yang kacau ini.
"Gak mungkin Minho, kamu gak mungkin kayak gitu, 'kan?" monolog nya sambil terus berlari, tanpa sadar langit mendung sudah mulai menumpahkan hujannya.
Hujan turun dengan sangat deras. Bukannya bergegas dan pergi berteduh, pemuda itu malah duduk menekuk lutut nya di pinggiran jalan yang sepi orang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
heart and soul | minsung
Fanfiction"Marga kita sudah sama, rumah dan bahkan kamar pun sudah sama. Bersama. tapi, kenapa perasaan kita tetap berbeda?" - Lee Minho "Sampai kapan pun gue gak akan jatuh ke pelukan seorang brengsek seperti lo. jangan pernah bermimpi bahwa perasaan lo akan...