***
Tok tok tok
Bunyi ketukan itu membuat seorang berambut pirang menyudahi lamunannya.
"Masuk."
"Icung, kok masih disini sayang? Turun yuk, kita makan malam."
"Males, Ma. Mama aja sama papa," ucapnya.
"Gak bisa, di bawah ada Mami Lee lho."
Jisung sontak membulatkan matanya tak percaya. "Mama bercanda, 'kan?" tanyanya sambil menggeleng pelan.
"Apa deh, Mama serius kok. Mama tunggu 5 menit ya," jawabnya final sambil pergi meninggalkan Jisung yang membeku.
Semoga laki laki brengsek itu gak ikut ke sini.
Jisung segera merapikan tampilannya dan turun menuju ruang makan, di sana semuanya sudah berkumpul.
Mereka berbincang bincang hangat sambil sesekali tertawa karena hal hal acak.
Jisung membuang nafasnya lega.
Syukur, dia gak kesini.
"Sore Om, Tante," sapanya dengan canggung.
"Sore sayang, jangan manggil om tante ah. Panggil mami papi aja," Mami Lee menjawab dan di ikuti anggukan oleh suaminya, Lee Taecyon
Jisung hanya tersenyum kaku sambil mendudukan dirinya di sebelah papa Han.
"Oh iya, Lino nya dimana jeng?"
Ah, apasih mama nanyain si sialan itu.
Raut wajah mami Lee terlihat gelisah, tak mengenakkan.
"Itu jeng, dia masih di tempat kuliah nya."
"Ohh," sedangkan si pemilik rumah hanya ber-Oh ria saja.
Mereka semua menikmati makan malam dengan senang hati. Kecuali seorang Jisung dengan hati nya yang masih terluka, ia melewati malamnya dengan penuh sandiwara. Hebat bukan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
heart and soul | minsung
Fanfiction"Marga kita sudah sama, rumah dan bahkan kamar pun sudah sama. Bersama. tapi, kenapa perasaan kita tetap berbeda?" - Lee Minho "Sampai kapan pun gue gak akan jatuh ke pelukan seorang brengsek seperti lo. jangan pernah bermimpi bahwa perasaan lo akan...