tujuh

2.2K 298 2
                                    

Jennie pov

Aku mendengar suara keributan dari lantai dasar. Aku sudah tau bahwa itu pasti adalah teman teman bang Suho yang sedang bermain disini.

Sudah biasa. Tidak heran lagi. Mereka memang sedikit rusuh. Oh bukan hanya sedikit, tapi memang rusuh.

Karena aku bosan dikamar sendirian, jadi aku memutuskan untuk turun ke bawah dan bergabung dengan mereka. Lagipula juga perutku sudah sangat lapar. Pasti bang Suho sudah memesan makanan.

Saat sudah berada di anak tangga yang kedelapan dari atas, aku sudah melihat dengan jelas kerusuhan yang mereka buat. Dan.....

Seseorang yang memenuhi pikiranku seminggu belakangan ini, Kai.

Tunggu. Dia juga melihat ke arah ku. Oh bagaimana ini? Mengapa detak jantungku berdetak dua kali lebih cepat hanya karena melihatnya?

Untuk menormalkan detak jantungku, aku mencoba untuk basa basi pada bang Suho.

"Bang Suho! Apa mama dan papa sedang pergi? Aku tidak melihatnya dari pulang sekolah"

Sebelum mendapatkan jawaban darinya juga aku sudah tau apa jawabannya. Sekali lagi, ini hanya untuk menormalkan detak jantungku.

"Ya, mereka sedang pergi ke rumah paman"

Ya, ya aku sudah tau jawaban itu.

"Kapan mereka akan pulang?"

Dududu. Aku tetap ber basa basi.

"Nanti malam? Mungkin? Kau belum makan kan? Makanlah, sudah kubelikan pizza"

Ku bilang juga apa, bang Suho pasti membeli sudah membelikan makanan.

Aku berjalan ke arah meja dimana kotak kotak pizza itu diletakkan.

Pizza pizza ini masih banyak. Apa mereka belum memakannya? Tapi mengapa Baehyun sudah memakannya? Bahkan sudah habis 1 boks pizza.

"Duduklah, temani Kai disitu. Daritadi dia hanya diam seperti orang depresi, haha"

"Cieee cieeee manusia karamel!"

"Cieeeee Kai thama Jennie"

Sebenarnya, aku sangat malu dan gugup untuk duduk bersebelahan dengan Kai. Tapi, tubuhku malah membawaku duduk bersebelahan dengan Kai.

Entahlah. Ada rasa ingin lebih dekat dengannya dan lebih mengetahui segala tentang Kai didalam diriku.
Aneh memang.

"Kau tidak ikut bermain Barbie dengan bang Suho?" Kataku sambil terkekeh pelan. Karena memang tadi saat bertanya pada bang Suho aku dapat melihat bang Suho yang sedang bermain aplikasi barbie. Memang sudah tidak waras.  

"Apa aku terlihat sama gilanya dengan mereka? Kurasa disini hanya aku dan kau yang waras. Jadi mohon berhati hati lah"

"Hahaha ya mereka semua memang sudah gila. Kau lihat Lay oppa? Aku sedikit miris melihatnya" bisikku padanya yang setelahnya membuat tawa kami berdua pecah.

Karena jujur, aku sangat miris melihat Lay oppa yang dengan senang hati memakan remahan rengginang sedangkan yang lain tak mau memakannya.

"Enak ya, dunia terasa milik berdua"

"Jennie kok mau aja thi thama manuthia karamel?"

"Ehemmm ehemmm"

"Kok disini ada Jennie? Jennie muncul dari mana? Dari lampunya aladin ya?  Icing kok ga liat"

Dari merasa miris sekarang berubah menjadi emosi dengan Lay oppa. Huhh.

"Emang adikku seorang jin!"

"Tidak Ho, tapi adikmu adalah princess Jasmine"

Ya, sangat benar apa yang dikatakan Chen oppa. Sangat amat benar.

"Terus Kainyaa--"

Kai adalah sang aladdin.

"Kainya abu!"

Seorang Oh Sehun memang benar benar perusak suasana.

Ketika semua orang berhenti tertawa, aku mulai melahap pizzaku. Dan jangan lupakan bahwa aku makan dengan posisi duduk bersebelahan dengan Kai.

Bukkannya aku terlalu percaya diri, tapi aku merasa Kai sedang memerhatikanku dari samping. Aku tak menyangka bahwa akan segugup ini.

Hening diantara kita berdua. Tapi tidak dengan para perusuh. Aku mencoba memecahkan keheningan ini.

"Kau tidak makan?"

"Nanti saja bersama yang lain"

"Yang lain belum makan juga?"

"Belum"

"Tapi mengapa Baekhyun sudah memakannya duluan?  bahkan sudah habis satu setengah boks pizza"

"Entahlah. Mungkin dia lapar karena dia sengaja tidak makan dahulu sebelum kesini"

Setelah itu hening. Ya tuhan mengapa canggung sekali.

"Jennie thama Kai ko diem aja thi kaya orang kebelet buang air bethar"

"Bukan kaya kebelet buang air besar, tapi kaya pengantin baru!"

Dan karena perkataan Chen oppa barusan, semua orang yang ada disini menghadap ke arah kami dengan tatapan menggodanya. Begitu menyebalkan! 

Kai pov

"Sangat menyebalkan berada di sekitar sini" cibirku padanya, karena sungguh! Mereka menyebalkan.

Dia hanya membalasnya dengan sebuah kekehan kecil. Tetap, manis.

"Boleh aku minta nomor teleponmu, Jen?"

Ini bukanlah sebuah modal dusta. Entah mengapa diriku ingin jauh lebih dekat dengannya. Semuanya bisa dimulai dari berhubungan lewat sebuah ponsel kan?

"Wuuuuuuu, dasar baru kenal aja udah minta nomor telepon"

"Santai saja, Kai. Tak perlu terburu buru"

"Iya, Jennie tidak akan diambil orang kok, hahaha"

"Kai moduth ya thama Jennie. Modal duthta!"

Ya, aku sudah tau mereka akan semenyebalkan ini. Tapi siapa peduli? Wlek😝.

"Boleh, Kai. Mengapa tidak?"

Karena jawaban Jennie barusan, member yang tadinya sudah fokus ke kegiatan mereka, jadi meledek kami berdua lagi.

"Ada apa dengan Kai dan Jennie, saudara saudara?!"

"Ciee cieeee wuuuuu"

"Sepertinya sebentar lagi teman kita ada yang menjadi seorang kekasih nih"

Sepertinya iya. Do'akan saja. Eh?

Jodoh? [JenKai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang