sembilan

1.9K 273 2
                                    

Jennie pov

Setelah aku dan Kai berpamitan dengan Bang Suho, kami langsung berangkat ke restoran yang akan kami kunjungi.

Saat aku ingin membuka pintu mobil, Kai dengan segera membukanya dan mempersilakan aku masuk. Astaga ternyata dia pria yang manis.

Sudah hampir sepuluh menit kami berada dimobil dengan keheningan.

Sampai tiba tiba Kai berkata padaku.

"Kau sangat cantik malam ini"

"Ahh gomawo. Kau juga tampan malam ini"

"Aku tahu itu" katanya sambil terkekeh.

Bagaimana ini ya tuhan. Jantungku berdetak lebih cepat.

Setelah itu hening lagi karena Kai yang terfokus dengan jalannya.

Aku baru menyadari bahwa jika seorang pria yang sedang terfokus menyetir seperti ini akan terlihat lebih tampan.

"Sampai!" Seru Kai saat kita sudah berada di depan restoran yang mewah.

Dan ya, seperti tadi. Saat aku ingin membuka pintu mobil, Kai dengan cepat keluar duluan lalu berlari kearahku untuk membukakan pintunya.

Setelah itu ia menggenggam tanganku erat.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungku.

"Dengan tuan Kai?" Tanya salah satu pelayan laki laki kepada Kai.

"Ne"

"Silahkan tuan, meja anda ada disebelah sana. Mari saya antar"

Dan pelayan itu pun mengatar kami ke lantai dua restoran ini.

Ini pemandangan yang sangat indah menurutku. Dengan memperlihatkan kesibukan Kota Seoul dimalam hari, dengan banyaknya bintang yang bertaburan di langit dan bulan yang bersinar terang. Juga terpaan angin yang tidak begitu kencang tapi menyegukkan karena kita sedang berada diluar ruangan restoran ini.

"Disana meja anda tuan" kata pelayan itu sambil menunjuk meja bundar yang sudah dipenuhi dengan berbagai makanan yang tersusun rapi.

"Terimakasih" balas Kai sebelum pelayan itu pergi.

Setelah itu Kai menarik kursi untuk kududuki.

"Silahkan tuan putri"

Dengan wajah yang memerah, aku pun duduk di kursi yang sudah di persilakan oleh Kai.

Lalu Kai duduk dikursi seberangku.

Tiga puluh menit sudah berlalu, aku dan Kai sudah menghabiskan makanan kami dengan keheningan. Jujur, sebenarnya aku benci keheningan. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak tau harus berkata apa.

Sepertinya memang ini hanyalah makan malam biasa, Jen. Seperti apa yang Kai bilang padamu, hanya makan malam. Jadi jangan berkhayal Kai akan menembak hatimu malam ini. Berhentilah bermimpi, Jen.

"Ingin melihat pemandangan" ajak Kai padaku.

"Tentu!"

"Benar benar pemandangan yang luar biasa" kataku dalam hati.

Mungkin sudah tiga menit aku berdiri disini sambil menatap pemandang indah ini tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
Ku kira Kai sedang berada disampingku, dan memandang pemandangam malam juga. Tapi setelah aku melirik kesamping, dia tidak ada.

Aku tak terlalu memikirkan tentang itu. Mungkin ia sedang ke kamar kecil, pikirku.

Sampai tiba tiba ia memanggilku dari arah belakang. Sepertinya dia sudah ingin mengajakku pulang.

Jodoh? [JenKai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang