Jennie pov
Sekarang aku dan keluargaku sedang makan malam bersama di meja makan.
Setelah semua makanannya habis, papa memanggilku.
"Jennie"
"Kenapa pah?"
"Papah mau bicara sama kamu. Kita semuanya sudah membicarakan tentang hal ini, hanya kamu yang belum tahu"
"Kasih tahu apa pah?"
"Minggu besok kan abang kamu ini sudah lulus dari smanya. Jadi setelah abang kamu lulus sma, abang, papa, dan mama kamu akan pindah ke Australia karena urusan bisnis papa. Abang kamu akan meneruskan kuliahnya disana dan juga membantu papa mengurus perusahaan disana."
"APA?! Kok papa baru bilang sekarang? Terus nanti Jennie gimana? Sendirian disini? Nanti yang menjaga Jennie siapa?"
"Kamu juga akan pindah, sayang. Tapi setelah kamu lulus sma. Anak perempuan papa yang satu ini kan sudah besar, papa yakin kamu bisa menjaga diri kamu baik baik. Papa akan mengirimkanmu uang jajan. Dan juga, jika terjadi apa apa, kamu tinggal telepon papa"
"Tapi paa..."
"Tapi apa sayang? Hanya untuk satu tahun kau sendiri disini, lalu kau akan ikut bersama kami disana. Kami juga akan mengunjungimu saat liburan nanti"
"Teman teman Jennie, bagaimana pah?"
"Walaupun kau pindah, bukan berarti kau tak boleh ke Korea dan bermain bersama dengan teman temanmu lagi, kan sayang? Sekarang ini sudah canggih kau bisa bertatap muka dengan teman-temanmu tanpa bertemu. Lagipula seharusnya kau senang akan mendapatkan teman baru juga disana"
"Kai.... Kai gimana pah? Jennie sayang banget sama dia, pah"
"Tak perlu khawatir sayang. Jika kalian berjodoh, papah yakin Tuhan akan mempertemukan kalian kembali"
"Jennie mau ke kamar dulu pah"
Sesampainya aku di kamar, aku duduk di pinggir kasur dan entah mengapa tiba tiba air mataku menetes begitu saja.
Aku menangis tanpa suara sampai tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundakku.
"Dek..."
Aku dengan segera memeluk tubuh bang Suho dengan erat.
"Keluarkan saja semuanya, tak apa. Menangis lah"
"Bang hiks... kenapa sih.."
"Ini memang berat. Meninggalkan kota di mana kita dilahirkan dan dibesarkan memang berat dek. Apalagi kita sudah nyaman disini, dan berat juga untuk meninggalkan orang yang kita sayangi disini"
"Tapi ini sudah menjadi keputusan papa. Ini semua demi bisnisnya. Abang juga sebenarnya gak mau pindah, tapi memangnya Jennie gak mau lihat papa bahagia karena kita menurutinya. Ini saatnya kita membalas kebaikan papa dan mama yang sudah merawat kita, ya walaupun gak seberapa. Papa gak pernah kan minta yang macam macam sama kita. Masa cuma disuruh pindah saja kita gak mau. Udah ya dek, jangan nangis lagi nanti kalau mukanya jelek terus si item gak mau gimana?"
"Kai...hiks.. Abang tau kan, Jennie sayang sama Kai hiks.."
"Iya dek, abang tau kok. Tapi apa yang dibilang sama papa tadi itu benar, jodoh itu gak akan kemana dek. Udh sekarang tidur ya"
"Tapi abang tidur sini aja ya, sebelum abang pindah kesana nanti"
"Iya. Yaudah cuci matanya dulu sana. Jember banget si"
"Dih, ngeselinnya mulai"
Dan akhirnya akupun tertidur dengan dipeluk oleh bang Suho.
Jadi pengen dipeluk juga sama Suho hwhw -author
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh? [JenKai]
Storie d'amore[COMPLETED] ❝ Selama apapun kita berpisah, atau siapapun yang memisahkan kita. Kalau kita berjodoh, aku yakin Tuhan akan mempertemukan kita kembali. Itu yang selalu lo bilang ke gue kan, Kai? Tapi mungkin Tuhan memang gak menakdirkan kita bersama. ❞...