Jineul membasuh mulutnya setelah beberapa menit sebelumnya ia kembali memuntahkan isi perutnya. Ia menghela nafas dan menatap pantulan wajahnya di cermin, wajahnya pucat dan terlihat sangat lemas.
"Udah dong nak, gak kasian sama bunda heum?" gumam Jineul sambil mengusap pelan perutnya yang sudah agak membuncit.
Bungsu Kim itu mematikan keran air dan mengambil handuk untuk mengusap bibirnya yang masih basah. Ia membuka pintu WC dan melangkahkan kakinya keluar.
"AAAAAAAAAAAAAA" tiba-tiba Jineul berteriak dan terjungkal ke belakang.
Karena begitu ia keluar dari WC, satu sosok pria berbadan besar dengan wajah yang sangat putih muncul di depannya.
Jineul memegang dadanya yang bergemuruh dan mendongak ke atas untuk melihat siapa gerangan yang tidak mempunyai kerjaan yang menjahilinya di subuh hari seperti ini.
"Eh eh? Lo gapapa kan? Ini Abang. Ayo berdiri berdiri, ada yang sakit gak?" Ucap nya panik
Bibir Jineul bergetar dan matanya sudah berkaca-kaca, hal yang kini menjadi kebiasaan Jineul jika kaget yaitu menangis.
"Hweeee"
"Eh eh Jineul, ini gue. Jangan nangis dong. Ini Abang, bang key. Udah udah jangan nangis sayang." Orang misterius yang ternyata YoungK itu berjongkok dan dengan panik ia mulai menenangkan Jineul yang terduduk di lantai.
Namun Jineul tetap menangis dan semakin membuat Youngk panik. Kalau Sungjin atau Jae tau pasti ia akan dimarahi. Untung saja mereka sedang mengantar Yuko ke bandara jadinya ia tidak perlu khawatir.
"Sini sini, Abang gendong ke kasur yah. Maafin Abang aduhhh"
Dengan segera, YoungK menggendong tubuh Jineul ala bridal style dan mendudukkan nya di ranjang. Anak tengah Kim itu berjongkok di depan Jineul sembari memasang wajah penuh penyesalan. Jineul sendiri masih sesegukan sambil memegang perutnya.
"Maafin Abang yah? Habisnya tadi Abang kebangun gara-gara denger suara kamu muntah. Terus Abang belum bersihin masker nya. Maaf yah maaf, kenapa? Si dedek gak sakit kan? Aduh aduh maafin abang" ucap Youngk dengan aegyo nya sambil mengelus perut Jineul. Tak disangka, Jineul tertawa.
"Nah gitu dong ketawa, kan cantik. Ohiya, nih Abang bawain air anget. Minum yah?" YoungK menyodorkan segelas air putih hangat pada Jineul dan langsung diterima oleh sang adik.
"Abang," panggil Jineul, YoungK mendongak dengan wajah lucu nya.
"Kenapa?"
"Mas berangkat jam berapa?"
"Mas? Bang Yuko maksudnya? Tadi jam 4. Ohiya, katanya maaf gak bangunin lo soalnya katanya lo nya kayak yang capek banget. Nanti kalau udah nyampe Swiss dia ngabarin kok"
Jineul mengangguk dan matanya menatap jam di atas nakas. Sudah pukul 5 pagi, dan ia sama sekali belum melaksanakan shalat.
"Abang udah solat subuh?"
"Belum, Lo sendiri?"
"Belum, baru kebangun"
"Yaudah, kita shalat aja bareng. Biar Abang yang jadi imam. Ayok wudhu dulu" YoungK menggiring Jineul ke WC untuk wudhu seperti seorang guru tk menggiring muridnya.
Setelah selesai melakukan shalat, keduanya kini turun ke lantai satu dan menuju dapur. Sebenarnya YoungK yang mengajak si bungsu ke bawah untuk mencari makanan karena Jineul katanya sedang lapar.
"Abangggg, laparrr" rengek Jineul dari meja makan
"Aduh iya iya bentar, bentar gue bangunin Wonpil dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ayah Siaga + Day6
Fiksi PenggemarSequel KAKAK part 1. Ketika Jineul hamil dan Yuko sedang dinas, mampukah para Abang menjadi ayah siaga menggantikan Yuko? Ditambah dengan ngidam Jineul yang kayaknya dendam sama mereka? "Bang Jae, contohnya Ayam kayang gimana yah? Aku pingin lihat" ...