Heran. Rasa yang ingin ku hilangkan ini justru bertambah besar seiring berjalannya waktu.
Rania bangun jam 6:30 yang menandakan ia telat bangun, rania bergegas kekamar mandi dan mengganti bajunya lalu berlari kebawah dan melihat ada papah dan mamahnya yang sedang berada di ruang keluarganya, Alex dan Karina menyadari keberadaan putrinya pun menoleh lalu tersenyum dan memberikan isyarat agar rania menghampiri mereka, dengan malas rania menghampiri mereka
"rania kesiangan mah pah,rania buru buru" ucap rania sambil berlari menuju garasi rumahnya
tetapi rania tidak melihat motor merah kesayangannya dan kembali menghampiri kedua orang tuanya "Motor rania mana?"
Alex yang mendengar pertanyaan rania pun menoleh ke arah rania "lagi dipake pak supri buat ngelamar pacarnya" jawab papah rania asal dan rania percaya itu
"Terus rania naik apa pahh?" Alex yang melihat putrinya sedang panik pun bangkit dari tempat duduknya
"Ayo papah anter" rania dengan semangat pun mengiyakan ucapan papahnya itu
Karina yang melihat keakraban suaminya dan putrinya itu pun merasa iri "kapan kamu ramah sama mamah juga ran?" Gumamnya
————
Saat diperjalanan sudah pukul 06:45 membuat rania tambah panik karena 15 menit lagi pintu gerbang sekolahnya akan ditutup dan rania akan mendapatkan hukuman
Rania mengoleh ke arah papahnya "Pah cepetan dikit dong" pinta rania
Alex malah tersenyum, rania kalo memohon memang mengemaskan "iya sayang ini udah cepet"
Rania malah menghembuskan nafasnya kasar,Alex yang melihat putrinya seperti itu pun terkekeh "papah denger kamu menang lomba ya?" Tanya papah rania yang masih fokus menyetir
"Hm"
"Udah cantik,pinter tapi gada pacar" gumam papahnya rania dengan keras dan membuat rania menoleh ke arah papahnya dan menatap horor, membuat Alex tertawa terbahak bahak. Kenapa anak gua gemesin banget dah -batinnya
Saat sudah sampai di depan gerbang sekolahnya rania salim dan langsung bergegas menuju kelasnya dengan cepat untung pak satpamnya baik, jadi rania tidak kena hukuman oleh Pak Saipul yang galaknya setengah mampus
Rania memasuki kelasnya dan meminum minuman alsa.membuat alsa menoleh dan meloloti rania "Heh minuman gua!!" Teriaknya
Rania yang di marahi malah menduduki dirinya di samping Alsa "cape nii gua sa,abis lari larian" ucapnya masih disertai ngos ngosan
"Rann dicariin Arfa tu diluar" teriak Abil dari depan pintu kelas
Rania sontak kaget dan heran,kemarin bukanya tu anak marah sama gua ya? -batin rania "ciee dicariin gebetan tu" goda Alsa sambil mencolek dagu rania
Rania menatap horor Alsa dan berjalan menuju pintu kelas "ngapain?" Tanyanya dengan jutek
Arfa pun menatap rania tak kalah jutek dan tajam "beliin gua makanan, cepet!" Ucapnya lalu berlalu meninggalkan rania yang masih terkejut
Rania menahan Arfa yang hendak pergi meninggalkannya "Lu masih dendam sama gua?" Tanya rania dengan suara agak tinggi
Arfa menepis tangan rania "Lu babu gua kan?" Arfa berjalan meninggalkan rania sambil memasukan kedua tangannya kedalam kantong celananya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFANIA
Teen FictionKu kira...pertemuan kita akan berlalu begitu saja..dan tidak terjadi apa apa..ternyata aku salah #Arfa Ku kira... pertemuan kita tidak menjadi cerita yang rumit...dan membahagiakan seperti ini... #Rania Dan pada akhirnya pertemuan ini..menjadi kisah...