My husband is psychopath 6

16.7K 664 7
                                    

Setelah kurang lebih 30 menit melajukan mobil, membelah ibu kota di malam hari mereka muali memasuki area hutan.

"Bri..kita tuh sebenarnya mau kemana?" tanya Tina sambil melihat ke arah jendela

"nanti juga lo tau" kata Brian yang masih fokus mengemudi .

setelah berbelok dekat pohon besar Tina mulai melihat ada cahaya remang remang di depan sana .semakin dekat cahaya itu dan semakin jelas kemana Brian akan membawa Tina .saat melewati sebuah gapura yang sudah berkarat.

Tina menyadari bahwa mereka telah sampai di sebuah permungkiman tua yang memiliki penerangan minim di karnakan  penerangan di sana haya memakai obor seperti zaman dahulu.

Tina berdecak kagum saat memasuki permungkiman tua itu karna saat masuk Tina seperti di tarik ke masalau.

"Loh kok malam malam gini di sini ramae banget?" tanya Tina sambil melihat sekitar

"ya iyalah karna di sini ada pasar" kata Brian setelah memarkirkan mobil

"mau turun gak?" kata Brian saat sudah berdiri di samping mobil

"ohh..iya iya" kata Tina lalu turun dari mobil.

Benar kata Brian bahwa di sana ada sebuah pasar .Tina melihat sekitar dan bergidik ngeri karna pasar yang di sebut Brian adalah pasar ilegal

saat melihat ke arah kanan, mata Tina melotot kaget karna melihat banyak manusia yang di rantai di iring menuju sebuah gedung tua yang terlihat ramai sekali .

"Bri.. di sana ada apa?" tanya Tina sambil melirik ke arah gedung tua itu

"pelelangan manusia" jawab Brian santai

"lalu kita akan ke mana?" tanya Tina sambil bergidik ngeri karna memikirkan apa yang terjadi di gedung pelelangan itu

"kita akan ke situ" kata Brian menunjuk sebuah gedung tua berlantai dua

"gedung apa itu?" tanya Tina lagi

"itu hanya sebuah cafe.ayo cepat" kata Brian kepada Tina

Saat Tina sampai Tina melotot kaget. itu memang sebuah cafe tapi bukan cafe biasa karna pelayan disana hanya memakai CD dan BH tali berbahan tipis.

Tina meneguk ludahnya dengan susah payah karna nembayangkan dirinya memakai pakaian itu.

"permisi bisa saya tau dimana tuan Samuel berada?" tanya Brian kepada salah satu pelayan di sana

"tuan Samuel Aditiya?" tanya pelayan itu untuk memastikan

"iya" kata Brian

"tuan Sam ada di meja nomor 12 pojok dekat bar kecil" kata si pelayan sambil menunjuk ke arah seorang pria dengan pakaian formal tapi terlihat acak acakan

"terima kasih" kata Brian lalu menarikku menuju meja yang tadi di sebut pelayan itu

"hey..bro lama tidak bertemu" kata Brian lalu bertos ria bersama pria bernama Samuel itu

"iya bro..lo sih lama gak kesini" mereka pun duduk bersama

"ehh..itu siapa?" tanya Samuel

"ohh iya gue lupa. Tina duduk disini" kata Brian sambil menepuk sopa sebelah Brian yang kosong

"dia bini gue" jawab Brian

"APA lo gila bro, jangan ngaku ngaku lo" kata Sam kaget

"gue gak ngaku ngaku, kalo gak percaya tanya aja sendiri" kata Brian sambil meminum minuman yang ada di meja

"bener lo bininya si Brian?" tanya Sam kepada Tina

"emm..iya emang kenapa?" tanya Tina sambil menatap Sam heran

"enggak, gue cuna heran aja ternyata ada ya yang mau sama si Brian" kata Sam lalu menatap Brian

"eh gulungan kanebo lo pikir gue gak laku?" tanya Brian ke pada Sam karna mengatakan sesuatu yang membuat Brian tersinggung

"gue emang gak pernah deketin cewek bukan karna gue gak laku tapi karna gue udah berpegang teguh pada perinsip gue bawa 'seberengsek berengseknya gue gue gak bakal nyakitin hati cewek' karna kalo gue nyakitin hati cewek sama aja gue nyakitin nyokap gue" jelas Brian dengan nada kesal

"eh bukan begitu maksud gue, tadi gue cuma bercanda Brian ganteng" kata Sam dengan nada merayu agar Brian tidak marah

"cih..homo" kata Brian

"woy gue gak homo gue masih suka lobang cewek, buktinya tadi gue habis buat cewek ngedesahin nama gue" kata Sam dengan cepat

"setan lo" umpat Brian untuk Sam yang sekarang sedang cengegesan gak jelas

"ohh..iya, sebenernya lo mau apa ke sini?" tanya Sam dengan nada serius

"jadi gini, gue lagi di kejar sama agen yang udah lama ngincer gue. nah di sini gue bingung mau pergi ke mana,dan gue gak mungkin terus lari karna gue gak sendiri lagi, gue juga harus mikirin keselamatan Tina" jelas Brian yanyang mengutarakan kegelisahannya pada sang sahabat

"gue sih gak bisa kasih saran apa apa, tapi kalo lo butuh penginapan atau bantuan, lo bisa ke gue dan semua rumah gue paswordnya masih sama kok" kata Sam sambil menatap Brian

"tapi kalo rumah lo ancur gara gara gue kelacak gimana?" tanya Brian

"udah lah lo gausah perduliin rumah gue, asal lo aman dulu itu udah cukup buat gue dan kalo rumah gue ancur gapapa tinggal beli lagi. Karna menurut gue sahabat itu yang paling penting setelah keluarga. gue gak perduli rumah gue ancur gak ada sisa asal jangan persahabatan kita yang ancur" kata Sam lalu memeluk Brian ala cowok maco .

Tina sampai di buat terharu karna adegan di depannya ini. seperti kata papanya dulu

"seburuk apa pun seseorang pasti dia punya orang yang akan menemaninya dengan tulus dan dalam keadaan apa pun itu" seperti Tina yang punya Davin dan Brian yang punya Daniel juga Samuel.

mengingat nama Davin, Tina jadi ingin bertemu pria itu lalu memeluknya erat dan mengucapkan banyak terima kasih karna sudah menemani Tina dalam keadaan apa pun.

Setelah adegan melow antara dua orang pria yang sudah bersahabat sejak kecil itu

Karna setelah acara pelukan itu mereka mulai bernostaliga ke masalau yang isi nya tentang suaminya,Daniel,dan Samuel

mereka pamit karna Tina sudah mengantuk.

setelah perjalanan yang makan waktu kurang lebih 20 menit mereka sudah sampai di sebuah rumah besar dan mewah.

Tina dan Brian masuk saat sampai di depan pintu, Brian mengetikan sesuatu di sisi pintu dan saat Tina menintip ia terdiam.

Brian mengetik nama dia dan kedua sahabatnya.

"Sebegitu berartikah persahabatan mereka? Sampai pasword rumah saja menggunakan nama mereka. Aduhh jadi kangen Davin" pikir Tina sambil mengingat wajah Davin. Pria yang sudah bersahabat dengan Tina kurang lebih 25 thn dan pria yang sudah bagaikan ayah ke 2 bagi Tina meski kadang selalu membuatnya menjengkel.

"Na kenapa bengong, ayo masuk" Tina pun mengekori Brian sesampainya di sebuah kamar, Tina dibuat kagum karna kamar itu begitu luas bahkan kamarnya jauh berbeda dengan kamar dirumahnya

"Na gue mau mandi dulu, kalo lo mau tidur ,tidur aja duluan" setelah Brian mengatakan itu, Tina pun menuju tempat tidur dan mulai memasuki alam mimpi

My husband is psychopath {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang