"Sebenarnya data itu ada di Dofa grup" kata pria tersebut dengan takut
"Dofa grup? Rasanya tak asing tapi kenapa aku lupa" kata Brian mencoba berpikir nama perusahaan yang di katakan pria tersebut
"Iya, kenapa tak asing" kata Daniel
"Yang ku tau, Dofa grup sekarang di pimpin oleh orang bernama Jordan, salah satu kepercayaan keluarga Danugraha yang di kenal dengan si robot berjalan, karna dia tak pernah bisa tersenyum atau pun bercanda sekalipun" jelas Lily
"Ohh...sekarang gue inget,Dofa grup adalah perusahaan yang pernah bekerja sama dengan AlGa grup salah satu perusahaan milik papa"kata Davin
" pernah? Apa maksudmu dengan kata pernah? " tanya Tina
"Ya setelah kejadian tak terduga yang menyebabkan orang tua mu mati, entah kenapa banyak perusahaan yang membatalkan kontrak tampa sebab" jawab Davin
"Lalu apa yang terjadi setelah itu?" tanya Daniel ragu
"Entahlah, tak ada yang tau kecuali orang tua ku" kata Davin
"Ya sudah, lebih baik kita lanjutkan ini nanti, ku rasa orang ini sudah tak kuat" kata Tina saat melihat pria tersebut terkapar lemah
"sekarang juga sudah terlalu malam untuk mencari informasi darinya"kata Mega di iya kan yang lain
*********
[Di kamar Brian dan Tina]"Na, menurtmu apa motif dari pencurian data ini?" tanya Brian saat Tina membaringkan diri di kasur
"Entahlah mungkin kepentingan pribadi" kata Tina acuh tak acuh
"Sudah lah jangan di pikirkan, semuanya akan terlihat jelas besok" kata Tina lagi
"Ya kau benar, good night my wife" kata Brian lalu memeluk Tina dari samping
"Night my husband" balas Tina sambil tersenyum kecil
Mereka mulai terlelap memasuki alam mimpi dan menunggu hari esok yang akan datang
**********
"Na, bagaimana dengan pria yang kita sekap?" tanya Mega saat mereka tengah sarapan
"Entahlah mungkin kita akan membunuhnya hari ini, karna menurutku dia sudah tak berarti sudah tak ada informasi yang bisa kita dapat darinya"kata Tina
" jadi kau akan membunuhnya sekarang?" tanya Lily
"Ya lebih tepatnya setelah sarapan" kata Tina
"Oh iya Sam bisa kau kunci semua pintu di rumah ini" kata Tina
"Tentu" jawab Samuel
************
Saat ini Tina dkk sedang ada di ruangan tempat pria tersebut di sekap dan dengan tiba tiba suasana berubah mencengram
"Kau yakin tidak membutuhkannya lagi?" tanya Lily dibalas anggukan kecil dari Tina
"Hei bangun" kata Tina sambil menepuk nepuk pipi pria itu membuatnya membuka matanya secara perlahan
"Katakan prmintaan terakhirmu!" printah Tina to the poin
"Apa maksudmu" kata pria tersebut sambil mencoba menjauh dari Tina karna di depannya Tina sedang memainkan sebuah kampak yang sangat tajam
"Apa permintaan terakhirmu" kata Tina penuh penekanan
"Tidak tidak aku..aku" kata pria tersebut dengan gagap
"Halah bacot" kata Tina, tiba tiba Tina mengangkat tangannya dan...
'Jleb'
salah satu kaki si pria tersebut terpotong oleh kampak yang sangat runcing, Darahnya pun mengalir begitu deras sampai mengotori tangan Tina
"Bebaskan dia" kata Tina membuat semua orang kaget
"Apa maksudmu?" tanya Anna
"Bebaskan dia" teriak Tina, Davin yang menyadari perubahan sikap Tina pun langsung membebaskan pria tersebut
Pria tersebut langsung lari dengan terpincang pincang saat melihat ada kesempatan dan ia tak sadar bahwa darahnya meninggalkan jejak yang kentra di lantai
"Sam apa kau sudah mengunci semua pintu yang ada di rumah ini?" tanya Tina
"Sudah" kata Samuel yakin
"Hahahahaha permainan di mulai" kata Tina lalu berjalan dengan perlahan mengikuti bercak darah yang ada di lantai sambil menggesekan senjatanya ke lantai menimbulkan bunyi yang sangat mengerikan
"Yuhuuuu kelinci manis dimana kau" kata Tina dengan nada mengerikan sambil terus mengikuti bercak darah yang ada di lantai
Sampai akhirnya berhenti di sebuah lemari besar yang tertutup rapat
"Oh kelinciku yang sangat manis dimana kau" kata Tina membuat bulu kunduk semua orang berdiri
"Ambilkan aku paku....sebanyak mungkin" bisik Tina di telinga Davin
"Baiklah" kata Davin lalu berlari ke arah gudang
'Tok tok tok'
"Ada orang di dalam hahahahaha" kata Tina sambil mengetuk lemari di depannya
"Ini" kata Davin menyodorkan paku di tangannya
"Kemari" kata Tina lalu mengambil paku tersebut dan menaburkannya di depan pintu lemari
"Duduklah sebentar" kata Tina lalu duduk di salah satu kursi yang ada di sana
"Kenapa kau tidak langsung membunuhnya?" tanya Mega pelan
"Tidak tidak tidak aku tidak ingin terlalu terburu buru. Nikmati saja alurnya" kata Tina santai
Tak beberapa lama pintu pun terbuka dan tertutup lagi dengan cepat membuat semua orang kaget kecuali Tina dan Brian
Tina pun menoleh ke arah Brian lalu tersenyum tipis
"Apa kau juga menunggunya?" tanya Tina kepada Brian
"Siapa yang tidak menunggu adegan yang sangat di inginkan sikopat, melihat lawannya ketakutan" jawab Brian membuat semua orang terkejut lagi kecuali Tina dan Brian mereka malah menunggu dengan damai
"Hey...kau memiliki dua pilihan, keluar atau mati di dalam karna kehabisan nafas dan darah" teriak Tina
"Kalau diriku lebih baik keluar, iya kan Na" kata Brian meminta persetujuan Tina
"Tentu, untuk apa aku mati sia sia di dalam lemari" balas Tina
Perlahan lahan pintu lemari pun terbuka menampilkan seorang pria dengan satu kaki berlumuran darah
Semua orang di sana masih diam di tempat tapi saat pria tersebut mulai melangkah ke luar....
"Akkkkkkkkk sialan" teriak pria tersebut saat dirinya menginjak paku yang di taburkan Tina
dengan cepat Tina mendekat dan menancabkan kampak yang ia pegang ke kaki si pria yang masih utuh
Dan tampa perasaan Tina menggusur kampak yang masih menancab tersebut membuat pria tersebut ikut tergusur awalnya pria tersebut berusaha menahan agar dirinya tidak tergusur tapi nihil
Tina malah makin bringis dan menggusur nya menuruni tangga ke arah ruang tengah membuat darah dari tubuh pria tersebut berceceran ke mana mana
Senyum puas tercetak jelas di bibir Tina dan Brian melihat kelinci (pria tersebut) mereka mati sesuai keinginan
"Sangat...indah" kata Brian sambil mengangkat kepala pria tersebut membuat orang yang tidak biasa melihat hal tersebut mual
"Hehehehe kapan hal seperti ini terulang lagi?" tanya Tina
"Kita bisa mengulangnya kapan pun" kata Brian yakin
"Na Bri gue emang sering ngebunuh orang tapi gak dengan cara yang tadi,menurut gue rasanya sama aja" kata Mega dengan gugup
"Ya karna lo bukan sikopat kaya kami jadi lo gak ngerasain apa yang kita rasain" kata Tina enteng sekakan tak ada masalah di hidupnya padahal ia baru saja membunuh seseorang dengan begitu kejam
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is psychopath {END}
Roman d'amourkisah ini bermula dari seorang petugas RSJ bernama Tina yang tidak sengaja melihat aksi pembunuhan yang di lakukan seorang pria "ap..a yang kau ...kau laku..kan "(Tina) " diam atau kau akan menyesal "(Brian)