Di sebuah ruangan gelap dan sunyi terdapat seorang pria yang tak sadarkan diri dengan rantai yang mengikat kaki dan tangannya
Tiba tiba pintu terbuka dan masuklah beberapa orang dengan membawa senjata tajam dengan berbagai macam bentuk lalu orang orang tersebut duduk di sofa yang berada di sudut ruangan
"Bagaimana ini apa kita mulai sekarang?" tanya salah satu di antara mereka
"Tidak kita harus menunggunya" balas yang lain
"Kenapa kita harus menunggunya? Bukankah kita hanya perlu membunuh orang itu" timpal yang lainnya lagi
"Entah kenapa gue pikir 'dia' memiliki rencana lain, kau tau kan jalan pikirnya susah di tebak" kata orang yang tadi melarang
"Brian lebih baik kau susul Tina dan segera bawa dia kemari, aku sudah terlanjur penasaran dengan apa yang akan terjadi" kata orang yang tadi
Ya mereka adalah teman teman Tina, tapi sekarang mereka malah menunggu Tina yang tak datang datang, karna semenjak pulang dari misi dadakan, Tina mengurung diri di kamar, bahkan ia tidak turun untuk makan malam bersama
"Baiklah akan ku panggil" kata Brian berlalu pergi ke kamar Tina
'Tok tok tok'
"Tina ayo turun semua orang menunggu mu" teriak Brian dari luar namun tak ada balasan dari dalam
'Tok tok tok'
"Na...kau tidur" kata Brian lagi
'Tok tok tok'
"Na gue masuk ya" kata Brian lalu mendorong pintu tersebut dan untungnya tida di kunci
"Na.." panggil Brian karna tidak mendapati Tina di ranjang
"Na...lo di dalam" kata Brian sambil membuka pintu kamar mandi tapi hasilnya nihil ia tidak menemukan Tina
Brian hendak kembali ke tempat teman temannya berada tapi saat melewati pintu yang mengarah ke balkon ia melihat seseorang dan saat Brian mendekat ia mendapati Tina sedang menatap langit malam dengan di temani secangkir coklat panas
Brian pun mendekat ke arah Tina dan memeluknya dari belakang membuat Tina sedikit terkejut
"Maaf" satu kata itu terlontar dari orang yang memeluk Tina membuat ia sadar siapa yang berada di belakangnya
"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Tina sambil menoleh kebelakang untuk melihat Brian
"Karna kelakuanku pada mu" kata Brian dengan penuh sesal
"Itu bukan salahmu, harusnya aku yang meminta maaf karna telah membuatmu marah" kata Tina lalu membalikan tubuhnya, kini Tina dan Brian saling berhadapan dengan jarak yang hanya beberapa cm
"Kalau bukan karna aku, mengapa kau terlihat murung dan kenapa kau tidak ikut sarapan?" tanya Brian
"Aku hanya dalam mood yang kurang baik, karna teringat ayahku" kata Tina
"Mengapa bisa?" tanya Brian aneh, karna menurut Brian Tina bukan orang yang cengeng dan baperan lantas apa yang mengingatkan Tina kepada ayahnya
"Kau tau senyummu tadi sangat mirip dengan ayahku" kata Tina membuat Brian Terdiam, lalu tiba tiba Brian tersenyum manis bahkan lebih manis dari gula membuat Tina membeku sebentar
"Benar benar mirip" kata Tina lalu memeluk Brian dengan erat
"Tina" kata Brian dengan lembut sambil mengelus pipi Tina dan menatapnya dalam
Mereka saling bertukar senyum,wajah mereka semakin dekat...dekat...akhirnya bibir mereka menyatu saling memangut dalam dan...
"Tina kenapa ka...sorry sorry gue ganggu" kata Anna langsung pergi secepatnya dari tkp, sedangkan Tina dan Brian hanya saling pandang dalam kesunyian karna ciuman mereka terhenti
"Oh, iya tadi aku ke sini tujuan nya manggil kamu untuk turun" kata Brian memecahkan kasunyian yang terjadi
"Emm..baiklah kita turun" kata Tina gugup
*********
Sesampainya di ruangan tempat penyekapan Tina sudah di tunggu oleh yang lain dengan pandangan bosan membuat Tina merasa bersalah
"Maaf gue telat"Kata Tina lalu berjalan mendekati mereka di ikuti Brian
"Udah lah itu gak usah di pikirin, sekarang gue mau nanya sama lo,lo mau apain ni orang?" tanya Mega sambil menunjuk orang yang sedang di sekap tersebut dengan pisau
Tina pun melihat ke arah pria yang sedang mereka tahan itu dan menatapnya dalam, tiba tiba Tina tersenyum misterius membuat semua orang yang ada di sana yakin bahwa di dalam otak Tina sedang terangkai rencana gila yang tidak bisa di bayangkan oleh mereka
"Anna bisa kau ambilkan air dingin untuk ku?" tanya Tina dengan suara yang rendah terkesan dingin
"Tentu, Sepertinya kau sudah memiliki rencana gila untuk yang satu ini" kata Anna menaik turun kan alisnya
"Oh ya tolong sekalian air jeruk yang ada di kulkas juga" kata Tina saat Anna sudah melewati pintu
"Baiklah" kata Anna
Anna pun kembali dengan nampan yang befisi air dingin dan air jeruk
"Sebenarnya apa yang akan kau lakukan Tina?" tanya Lily yang tak paham dengan jalan pikir Tina
"Kau lihat saja nanti" kata Tina lalu mendekat sambil membawa air dingin ke arah pria yang terlihat tak berdaya dengan rantai yang mengikatnya
Lalu menumpahkan air tersebut ke kepala si pria membuat pria tersebut bangun seketika
"Kau wan...." belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya tiba tiba Tina menendang kepala pria tersebut
"Apa yang kau lakukan dasar jalang" teriak pria tersebut
"Apa kata mu tadi?" kata Tina dengan wajah yang menakutkan bahkan suasana di dalam ruangan tersebut tiba tiba berubah mencengkram seakan ada aura hitam yang mengerumuninya
"Coba katakan sekali lagi!" kata Tina membuat nyali pria tersebut menciut
"Akkkkkk" teriak pria tersebut saat tiba tiba Tina menyayatkan sebuah pisau kecil ke pipinya
"Aku inggin kau menjawab pertanyaan ku dengan jujur" kata Tina sambil menorehkan sayatan sayatan kecil di dagu pria tersebut
"Dimana data penting markas para penjahat?" tanya Tina sambil merobek pakaian yang pria tersebut kenakan
"Aku tidak tau" kata pria tersebut dengan gugup karna Tina mulai menyayat nyayat dada pria tersebut dengan abstrak
"Katakan dengan jujur!"kata Tina dengan tangan yang mulai mengukir sayatan sayatan indah pada perut si pria tersebut
" aku..benar benar tidak tau"kata pria tersebut sambil menahan sakit
"Baiklah kalau begitu kau tidak memberiku pilihan lain" kata Tina sambil berdiri membuat pria tersebut was was
"Anna bawa kemari air jeruknya" perintah Tina lalu mengambil air jeruk yang di sodorkan Anna
Tina berdiri dihadapan pria tersebut dengan wajah yang menunjukan kegilaan yang nyata lalu menyiramkan air jeruk itu secara perlahan ke luka luka yang ia buat
"Akkkkkkk" teriak pria tersebut sambil meronta ronta berusaha melepaskan diri dengan air mata + darah yang berjujuran
"KATAKAN" bentak Tina membuat pria tersebut dan semua orang di sana kaget
"Baiklah, sebenarnya data tersebut ada di......."
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is psychopath {END}
Romancekisah ini bermula dari seorang petugas RSJ bernama Tina yang tidak sengaja melihat aksi pembunuhan yang di lakukan seorang pria "ap..a yang kau ...kau laku..kan "(Tina) " diam atau kau akan menyesal "(Brian)