Sekarang Tina, Brian, Davin, Samuel dan Daniel sedang berada di depan gerbang bangunan tua yang sangat besar bahkan luasnya hampir dua kali lipat lapangan sepak bola.
orang tua Davin sudah lebih dulu sampi karna ada kepentingan yang mendadak dengan kepengurusan markas tentang pemberontakan beberapa orang penting.
dengan memakai penutup wajah agar tidak dikenali mereka mulai memasuki bangunan tersebut. Di setiap sudut terlihat banyak orang yang juga memakai penutup wajah seperti mereka sedang berbincang bincang.
" kita tidak boleh terpisah" kata Davin lalu memegang tangan Tina
"Tapi kalo kita bergandengan seperti ini hanya akan mengundang perhatian" kata Tina
"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Daniel sambil melihat ke kanan dan kiri karna risih dengan tatapan orang orang yang melihatnya
"Bagaimana kalo kita memakai rantai kecil yang saling terhubung?agar tidak begitu terlihat juga" usul Brian dan di setujui oleh mereka
Mereka pun berjalan dengan posisi yang membentuk segi lima dengan rantai kecil yang mengait ke setiap ujung baju mereka dan saling berhubungan
"Hey..kalian mau kemana" tanya seorang penjaga dengan nada tegasnya saat mereka ingin memasuki lorong yang menghubungkan ke aula utama yang biasa di gunakan saat ada rapat penting
Davin tiba tiba bergerak maju dan menunjukan sebuah kartu tanda pengenal yang diberikan om Dito kepada penjaga itu lalu penjaga itu langsung menunduk hormat
"Maaf tuan saya tidak tau itu anda,saya akan mengantar anda" kata penjaga tersebut dengan sopan
"Tidak apa kami bisa sendiri" kata Davin
Mereka pun berlalu pergi ke arah pintu besar dan sebelum sampai di depan pintu mereka membuka penutup wajah yang mereka kenakan, karna di beberapa ruangan ada larangan menyembunyikan identitas
saat melewati aula mereka menjadi pusat perhatian, banyak pandangan mengarah ke arah mereka tapi mereka acuh tak acuh dengan pandangan pandangan tersebut
"Woy Kalian baru di sini ya?" tanya seorang wanita tiba tiba kepada mereka dengan nada menjijikan menurut Tina
"Iya, lalu kenapa?" tanya Tina singkat padat dan jelas ya meski dengan nada sedikit nyolo
"Heeh..kalian tau kan orang baru yang tidak punya kemampuan yang bagus hanya akan di jadikan bahan percobaan" kata wanita tersebut sambil melihat penampilan mereka, tatapanya terkesan mengejek
"Iya, lalu?" tanya Davin dengan cueknya malas meladeni wanita seperti ini
"Sepertinya kalian punya keberanian yang cukup besar" kata wanita tersebut dengan nada meremehkan
"HEY..jalang pergi dari sana dan kerjakan tugasmu" teriak seorang wanita dengan pakaian khusus dan sabuk dari besi berukirkan emas, yang menandakan bahwa dia punya pangkat di tempat ini
"Cih...dasar pengganggu" kata wanita yang tadi meremehkan Tina dkk wanita itu lantas pergi menjauh agar tidak mendapat masalah
"Hey...Kalian siapa?dan Ada keperluan apa kalian datang kemari?" tanya wanita yang baru datang tersebut dengan nada tegas, namun pertanyaannya tidak di balas sedikit pun oleh mereka, mereka malah saling menatap
"Oke,mungkin kalian agak sedikit canggung... Nama gue Mega,gue salah satu orang khusus di markas " kata Mega memperkenalkan diri
"Gue Tina, keponakan tante Maya" kata Tina memperkenalkan diri
"Tante Maya? Maksudmu nyonya Maya?" tanya Mega dengan satu alis yang terangkat
"Ya" kata Tina singkat padat dan jelas
"Oh, gue sudah tau akan ada keluarga nyonya yang datang tapi gak gue sangka itu lo,ikut gue"kata Mega sambil berjalan terlebih dahulu, mereka terkejut dengan reaksi Mega yang berbeda dari penjaga tadi
" apa apaan wanita itu tidak tau sopan santun" kata Davin kesal
"Gue denger" kata Mega cukup keras
"Dasar cewe aneh" kata Davin masih kesal
"Mulut Cowo ribet kaya lo itu harusnya di lakban biar gak bikin pusing" kata Mega terus berjalan tampa menoleh ke belakang, Davin yang kesal memilih diam agar tidak bertambah kesal
Mereka berjalan cukup jauh hingga memasuki sebuah lorong yang dijaga keteat dan di ujung lorong tampak sebuah pintu yang memiliki keamanan otomatis, Mega pun menempelkan sidik jarinya dan pintu pun terbuka
Disana duduk orang tua Davin dan beberapa orang yang terlihat penting, saat Tina dkk dan Mega masuk mereka semua menunduk hormat dan berlalu pergi kecuali orang tua Davin dan dua orang wanita yang berdiri di samping orang tua Davin dan tentunya ada Mega
"Om Tante apa semuanya baik baik saja?" tanya Tina cemas saat mereka duduk
"Ya semuanya baik baik saja tidak usah khawatir, semuanya sudah selesai" kata om Dito
"Sukurlah" kata Tina lega
"Oh,iya Tina perkenalkan ini Mega,Lily dan Anna mereka yang akan menemani kalian berkeliling" kata tante Maya sambil menunjuk tiga wanita yang berdiri di sampingnya
"Tapi mom kenapa harus Mega sih?" tanya Davin dengan nada kesal
"Emang gue mau ajak lo keliling gituh? Gak" kata Mega dengan nada mengejek
"Lo..." kata Davin sambil menunjuk nunjuk ke arah Mega
"Apa?emang gue takut sama lo?gak kali walau pun lo itu anak nyonya" kata Mega dengan nada lebih menangtang membuat Davin tambah kesal dan terjadi lah cekcok antara mereka yang entah selesai kapan.
sedangkan di sisi lain terlihat Samuel sedang berusaha merayu Anna yang memang terlihat paling cantik disana
"Hey..cantik,namaku Samuel" kata Samuel mencoba berkenalan
"Gue gak suka cowo playboy dan mata keranjang kaya lo" kata Anna jutek dan to the poin
"Aku gak kaya gitu kok" kata Samuel mencoba membuat igme yang baik di hadapan Anna
"Lo berusaha ngebodohin doktor + pisikolog terkenal se markas, jangan harap" kata Lily menimpal pembicaraan mereka dengan nada mengejek membuat semua orang kecuali orang tua Davin terkejut
"Emang pekerjaan mereka apa aja?" tanya Daniel (yang mulai penasaran dengan semua yang ada di sini) kepada om Dito
"•Mega bekerja sebagai orang khusus yang selalu langsung turun ke lapangan dia berbakat di bidang beladiri dan seorang guru juga di bidang serupa
•Anna dia bekerja sebagai dokter sekaligus pisikolog nomor satu di markas bakatnya tidak di ragukan lagi kedua orang tua nya juga doktor
•Lily dia bekerja sebagai hacker utama di markas dia pusat informasi dan orang tua mereka juga mengabdi kepada markas. karna mereka markas masih utuh. ya meski mereka masih muda tapi jangan coba coba meragukan kemampuan mereka" jelas om Dito"Memang bekerja sebagai hacker tidak membosankan?" tanya Daniel yang sebenarnya tidak suka pekerjaan yang hanya diam di tempat dia lebih suka pekerjaan yang menguras tenaga seperti balap motor
"Setiap orang memiliki kesenangan yang berbeda. Mungkin sebagian orang suka yang memakai tenaga tapi gue enggak, gue lebih suka diam di tempat,masuk ke dunia dalam internet dan gak banyak nguras tenaga. Ya mungkin gue tipe yang pemalas" jelas Lily akan pertanyaan Daniel
"Ya kan lo belum coba gimana rasanya dunia luar" kata Daniel
"Ya iya sih tapi gue lebih suka diem aja" kata Lily
"Oke dari pada kalian di sini ribut masalah gak jelas kayak gini mending kalian keluar buat keliling dan semoga kalian gak ribut terus" kata tante Maya
"Yaudah kita keliling dulu ya tan" kata Tina pamit untuk pergi sambil menggusur yang lain keluar dari ruangan
berharap telinganya tak copot karna mendengar pentengkaran Davin dan Mega , ocehan tiada henti dari Samuel yang terus merayu Anna, dan Daniel yang berdebat dengan Lily soal diam dan gerak
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is psychopath {END}
Romansakisah ini bermula dari seorang petugas RSJ bernama Tina yang tidak sengaja melihat aksi pembunuhan yang di lakukan seorang pria "ap..a yang kau ...kau laku..kan "(Tina) " diam atau kau akan menyesal "(Brian)