My husband is pyschopath 14

10.6K 354 2
                                    

"Dimana mana enakan diem" kata Lily kekuh dengan pendiriannya

"Ya gerak lah, karna bergerak itu menguasai semuanya" bantah Daniel

"Enakan diem lah tinggal nunggu hasilnya" kata Lily yang semakin tak mau mengalah

"Yang gerak lebih memuaskan" kata Daniel yang juga tak mau mengalah

"Diem" kata Lily sambil melotot

"Gerak" kata Daniel juga ikut melotot

"Kalian bisa diem bentar gak,kalo orang yang lain yang denger perdebatan kalian pasti mikirnya mesum, diem gerak diem gerak mau sampe ibu negara hamil terus lahiran anak kembar pendapat kalian gak akan pernah sama" kata Tina kesal dengan mereka (Daniel dan Lily) karna berdebat dengan suara yang keras, bahkan menurut Tina mereka bukan berdebat lagi melainkan saling berteriak membenarkan pendapat

"Hehehe maaf" kata Daniel dan Lily bersamaan lalu saling pandang

"Cieee kompak, jodoh kali" kata Brian menimpal

"Apaan sih" kata Daniel dan Lily bersamaan untuk ke dua kalinya

"Udahlah kalo jodoh gak kemana kok, mau kalian nolak dengan cara apapun kalo kalian emang jodoh pasti ujungnya nikah" kata Brian menggoda Daniel

"Ih ogah banget gue sama dia" kata Daniel dan Lily bersamaan untuk ke tiga kalinya mereka mulai saling memelototi satu sama lain

"Jangan benci benci amat sama orang karna kata lain dari benci adalah benar benar cinta" kata Tina sambil menik turunkan alisnya yang ikut menggoda mereka

"Udah ah, jangan goda gue mulu kesel tau,Mega...." kata kata Lily terpotong karna tidak melihat sahabat sahabatnya yang lain

"Loh, Mega sama Anna kemana?" tanya Lily bingung sambil melihat ke kanan ke kiri mencari keberadaan sahabatnya

"Lah, iya ya kok pada ngilang, yaudah kita cari mereka mungkin nyelip di bawah lampu" kata Tina

"Maksudnya nyelip di bahwah lampu itu gimana?" tanya Lily

"Iya juga yah, gimana yah" kata Tina juga merasa halu dengan perkataannya sendiri

"Udah lah dari pada binggung mikirin perkataan Tina tadi lebih baik kita cari yang lain" kata Brian, tidak ingin terjebak dengan suasana yang bisa membuat kehaluan yang hqq

*************

Sedangkan di tempat lain terlihat seorang wanita yang tengah duduk selonjoran di pinggir sebuah gudang yang sepi dengan seorang pria tengah memijati kakinya

"Udah gak papa kan?" tanya pria tersebut

"Masih sakit dikit sih" kata sang wanita

"Yaudah sini gue gendong" kata sang pria sambil jongkok membelakangi sang wanita

"Ogah ah, entar lo cari cari kesempatan lagi" kata wanita tersebut

"Eh Mega bentet gue udah baik baik nawarin lo buat di gendong malah di giniin, gue juga gak mungkin nafsu sama lo"kata sang pria dengan nada kesal

ya mereka adalah Davin dan Mega, mereka terpisah karna keasikan berdebat dan tampa sadar mereka memasuki area gudang tapi saat mereka ingin kembali tiba tiba Mega tersandung sebuah kabel tak terpaki dan jatun

"apa lo bilang bentet, nyadar diri dong tu badan udah kaya tengkorak idup, kerempeng banget" balas Mega dengan tak kalah kesal karna dikatain bentet

"Mata lo katarak ya, gak bisa bedain mana kurus mana atletis" kata Davin sambil mengangkat sedikit bajunya memperlihatkan perutnya yang six pack, ya meski pun Davin sibuk ia selalu menyempatkan diri untuk pergi nge-gym minimal dua kali seminggu

"Mesum otak lo" kata Davin menoyor kepala Mega pasalnya Mega yang tak berkedip saat melihat perut Davin yang memiliki sembilan kotak sempurna

"Apaan sih, yang gitu mah banyak berjejeran di pasar lowak juga" kata Mega yang berusaha menutupi ke gugupannya

"Ngomong aja ngiler lo" kata Davin tersenyum menang

"Udah lah mending lo bantuin gue berdiri" kata Mega menjulurkan tangannya dan dengan terpaksa Davin membantu mega berdiri tapi saat Mega sudah berdiri sempurna

"Aw...." ringgis Mega yang merasakan sakit di pergelangan kakinya

"Udah lah dari pada kaki lo tambah sakit mending gue gendong" kata Davin dan dengan terpaksa Mega pun mau

"Yaudah tapi jangan macem macem" kata Mega

Tapi saat di gendong Mega malah terdiam karna merasakan dada Davin yang kekar dan tampa sadar mengelusnya

"Lo tau yang harusnya bilang 'jangan macem macem' itu gue bukan lo" kata Davin sukses membuat Mega malu setengah mati

********

Di tempat lainnya lagi Samuel dan Anna yang malah sibuk melihat perangkaian senjata api

"Menurut gue lebih bagus pakai peluru yang kecil dan runcing agar lebih cepat dalam pergerakan"kata Samuel yang tetap fokus pada senjata yang tengah di susun

"Ya kau memang benar tapi itu akan sulit bila di gunakan oleh para pemuala, karna bisa saja bidikan mereka meleset" tamabah Anna

"Kalo misalnya bagian persenjataan menyediakan dua jenis peluru bagaiman?" tanya Samuel sambil menatap Anna

"Itu mungkin saja tapi pasti memerlukan biaya yang cukup besar dan peralatan yang banyak pula" kata Anna

"Kalo misalnya gue bantu gimana? Untuk urusan uang Gue bisa di andalakn dan juga gue punya banyak kenalan yang punya alat alat gitu" usul Samuel

"Kalo gitu kita bicarain rencana ini ke nyonya saja bagaimana?"kata Anna

perkataan Anna barusan di setujui oleh Samuel dan saat ini mereka sedang menuju ruangan tante Maya dan om Dito

*********

Tina, Brian, Lily dan Daniel lelah dan putus asa karna pasalnya mereka tak menemukan yang lain meski mereka sudah keliling ke berbagai tempat dari mulai ruang medis, ruang pelatihan, ruang percobaan dan lain lain

dan karna kelelahan di tambah jarang bergerak membuat Lily harus dipapah oleh Daniel

" yaudah daripada kita cape cape begini mending kita kembali ke ruangan tante Maya aja deh" kata Tina dan di setujui mereka (Lily, Daniel, dan Brian)

Saat hampir sampai di lorong yang terhubung ke ruangan tante Maya mereka bertemu dengan orang orang yang sedang mereka cari tapi anehnya mereka semua malah saling diam dan tatap tatapan

Pasalnya posisi mereka sangat absrud dengan Anna dan Samuel yang saling bergandengan tangan, Mega yang di gendong Davin sambil menyembunyikan wajahnya entah karna apa dan Lily yang dipapah Daniel karna kecapean

"Lah, kalian darimana aja? Kok Mega di gendong Davin sih? Dan kalian kok jalan berdua?" tanya Lily bertubi tubi

"Udah jelasinya tar aja gue cape nih gendong si Mega" kata Davin sambil menyelonong pergi ke arah ruangan tante Maya

"Yaudah ceritanya entar aja" kata Samuel menambahakan

Dan mereka semua memutuskan untuk menceritakan semuanya di dalam. Tapi saat mereka membuka pintu mereka semua terkejut dengan pemandangan yang mereka liat dan tak menyangka akan pemandangan di depan mereka

My husband is psychopath {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang