Namja berambut hitam itu berdehem mengikuti irama lagu di headset wireless yang terpasang di kedua telinganya. Matanya masih setia memandang jalanan yang berbelok belok seakan tiada habis, dengan hamparan sawah dan kebun di sisi kanan dan kiri. Sang supir memerhatikan dari samping, kemudian tersenyum kecil seraya menekan sebuah tombol yang menghasilkan terbukanya jendela di sisi namja berambut hitam tersebut.
"Oh, itu tuan muda"
"Tuan muda sudah kembali"
Terdengar teriakan ramai dari ahjumma dan ahjussi yang sedang berkebun tatkala mobil biru tua mewah melewati mereka dengan wajah 'tuan muda' yang terlihat jelas karena jendela mobil yang terbuka.
Tuan muda itu tersenyum ramah, dan melambai kecil kepada siapapun yang menyapanya. "Tak kusangka mereka masih mengenaliku" gumamnya seraya melepas headset satu persatu.
Sang supir yang terlihat lebih tua 20 tahun itu tertawa, "tentu saja tuan muda Sungminnie. Kau kuliah 4 tahun di Amerika tapi tidak berubah sedikit pun. Malah semakin menggemaskan kkkk~".
Namja bernama Sungmin itu segera memalingkan wajahnya, menghindari tangan yang gemas ingin mencubit pipi mulusnya. "Ah aku rindu sekali dengan pemandangan ini. Kau tahu, ahjussi. Di Amerika kau tidak akan menemukan wilayah yang seperti ini" ucapnya sambil merasakan hembusan angin yang menyibakkan rambut.
"Tentu saja. Tidak ada yang lebih baik dari pedesaan kan".
Tiba-tiba dering ponsel sang supir berbunyi, segera ia sambungkan dengan bluetooth di mobil dan menjawabnya. Ternyata dari 'boss', yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah Sungmin sendiri.
"Yeoboseyo Kim Ahjussi, kau dimana?"
"Saya di simpang kebun teh, tuan. 20 menit lagi sampai. Ada apa?"
"Anhi. Aku hanya tidak sabar bertemu dengan putraku"
Sungmin yang juga mendengarnya hanya terkekeh pelan, pura-pura untuk tidak mendengarkan.
"Hahaha..baiklah tuan, saya akan mengemudi dengan cepat dan-"
"Appaaaaaaaaa annyeoooong~" Sungmin tiba-tiba berteriak, dan menghasilkan tawa lepas sang ayah terdengar di telepon. "Mwoya? Ternyata kau disana juga, eoh?"
Dan selanjutnya kedua anak dan ayah itu mengobrol di telepon, melupakan Kim ahjussi yang memilih untuk fokus menyetir.
"Oh, Sungminnie. Kyuhyun baru saja sampai."
Sungmin nampak terdiam saat sang appa menyebutkan nama Kyuhyun. Wajahnya perlahan memerah dan bibirnya terkulum menahan senyum. "Kyuhyun? Apa dia baru kembali dari lomba?"
"Ne. Lihatlah kekasihmu itu menghampiriku dengan senyum konyolnya. Yaa aku tau si Cho sombong ini pasti menang lagi hahaha"
"Apa dia masih mengikuti lomba pacuan kuda bersama king stone?"
"Ya. Dia menolak menggunakan kudamu walaupun aku mengijinkannya. Dia masih setia bersama si hitam kingstone".
Sungmin nampak memanyunkan bibirnya, sebelum sang ayah mengucapkan salam dan mengakhiri telepon mereka.
Di lain tempat, seorang pria dengan tubuh tinggi berambut coklat ikal menghampiri namja paruh baya yang duduk di teras. Sepatu boots nya dilepas, kemudian masuk dan menyerahkan sebuah amplop dengan wajah berseringai. "Aku menang. Dan ini cheque 200 juta won sebagai hadiahnya".
"Padahal Kingstone sudah agak tua, tapi kau masih menang bersamanya ya" ucap tuan lee sambil membuka isi amplopnya.
Kyuhyun tertawa, dan berbalik meninggalkan bossnya. Ia memilih untuk pergi ke kamarnya, di lantai 2 mansion keluarga Lee. Ia masih ingat saat pertama kali datang kesini, 12 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Boy From Countryside [KyuMin] BxB
أدب الهواةTidak seperti orang kaya pada umumnya, Lee Sungmin terlahir dan tinggal di sebuah pedesaan jauh dari kota, sepi penduduk. Tapi ia punya segalanya, termasuk kekasih yang berasal dari kota.