Chapter Thirteen

363 57 1
                                    

Pagi-pagi sekali disaat semua orang masih terlelap dengan nyenyak para maid berdatangan dan mulai bekerja. Membersihkan rumah, berbelanja bahan makanan, mencuci pakaian, piring, intinya seluruh isi rumah setiap harinya diurus oleh Leeteuk ahjumma dan kawan-kawan maid lainnya. Ini pertama kalinya Ryeowook menyaksikan mereka bekerja. Oh, yeoja kecil itu bangun lebih awal karena perutnya terus berteriak minta makan. Maklum, kemarin ia melewatkan makan malam karena sibuk menangis sampai tertidur. Tapi ia tau tradisi di rumah ini adalah sarapan bersama. Jadi sekarang dirinya tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya duduk meletakkan kepala di atas meja makan menghadap ke dapur.

'Satu stengah jam lagi sarapan dimulai. Semoga aku tidak mati' pikir Ryeowook.

Ngomong-ngomong soal kemarin...
Astaga, nanti dia akan bertemu Yesung. Lalu harus bagaimana sikapnya nanti?! Sialan, lagi lapar begini malah kepikiran sama namja bodoh itu. Gwaenchana, bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Atau..menghindarinya adalah jalan terbaik, mungkin?

Alasan kedua lebih aman. Jadilah sekarang dia lompat dari bangkunya dan ke dapur, menghampiri Leeteuk yang sedang mencuci beras untuk dimasak. Melihat seseorang berdiri di sampingnya, wanita itu pun tersenyum dan menyapa. "Waeyo, Ryeowookie?"

"Aku lapar. Boleh aku sarapan duluan?"

Dia jujur kok, yaa sekalian mau menghindari acara sarapan bersama karena tidak yakin untuk bertatap wajah dengan Yesung. Sebenarnya Ryeowook sudah menyiapkan 5 jurus aegyonya kalau-kalau Leeteuk menolak. Tapi tak disangka maid itu malah tertawa, "tentu saja boleh. Kau tidak makan malam kan. Eum, aku akan buatkan roti isi telur karena nasinya belum jadi. Tidak apa-apa kan?"

Ryeowook mengangguk antusias. Ia pun kembali ke tempat duduknya dan menunggu selama 5 menit sampai roti isi itu tersajikan bersama segelas susu coklat kesukaannya. Setelah mengucapkan terimakasih, tangannya pun mengangkat lapisan roti itu dan bersiap memasukkannya ke dalam mulut.

"Leeteuk-ssi, americano juseyo."

Batin Ryeowook menjerit. Kalau bisa bibirnya juga ingin menjerit sekarang. Aaaaahhhhh Yesung ke ruang makan! Dan Ryeowook terpaksa mengatupkan bibirnya saat mata mereka bertemu. Orang yang menatapnya nampak acuh, tidak seperti Ryeowook yang sekarang tengah berusaha menormalkan suhu wajahnya karena tiba-tiba memanas dan detak jantungnya yang berisik.
Belum selesai dengan terkejutnya, yeoja itu semakin salah tingkah lantaran Yesung menarik kursi di sebrangnya dan duduk disana sambil mengutak-atik tab. Ryeowook ingin melarikan diri, tapi sayang roti dan susunya belum habis.

'Aish, eotteohke:('

"Ini, tuan.."

Yesung mengangguk dan menerima kopi dari tangan Leeteuk. Diam-diam Ryeowook berharap Yesung tidak meminum kopinya disini, tapi dewi fortuna tidak ada dipihaknya. Terbukti dengan santainya namja sipit itu menyeruput gelas sedikit demi sedikit. "Kim Ryeowook"

Mendengar namanya dipanggil, membuat punggungnya menegang. Mata melebar dan secepat kilat mendangak menatap orang yang memanggilnya.

"Rotimu.."

Pluk.

Belum selesai Yesung bicara, telur yang terhimpit roti di tangan si yeoja terjun bebas dari sarangnya. Ternyata daritadi Ryeowook sibuk bergelut dengan pikirannya sampai-sampai tidak sadar kalau telurnya merosot dari dalam roti. Beruntung masih ada piring di bawahnya, jadi tidak kotor. Namun memang dasarnya Kim Ryeowook, insiden begitu saja dia heboh dan merengek tanpa sadar. Leeteuk langsung menghampiri dan tertawa geli. Ryeowook yang manja terus memajukan bibirnya sambil meracau kecewa, tidak lupa mata dramatisnya yang memandang telur di piring sementara selembar roti masih ada di tangan kanan kirinya.

Yesung memerhatikan semuanya. Diam-diam bibirnya menyunggingkan senyum kecil karena tidak tahan dengan sikap manis Ryeowook. Kalau tidak ingat imagenya saat ini, mungkin tuan sipit itu bisa tertawa puas seperti Leeteuk.

Rich Boy From Countryside [KyuMin] BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang