Chapter Twelve

356 59 2
                                    

Asli w lagi males bat belakangan ini:(
Jadi jangan heran kalo rada aneh tulisannya ya. Ehe.

Sungmin merebahkan kepalanya di atas lengan Kyuhyun. Wajahnya menatap sisi kepala sang kekasih dan menyentuhnya pelan. Sudah mendingan, tidak sepanas tadi. Alisnya berkerut, apa karena mereka sudah melakukan itu jadi Kyuhyun langsung sembuh? Yang benar saja.
Matanya beralih ke pintu yang mendadak di ketuk. Sungmin pun segera turun, mengenakan celana, lalu pergi membuka pintu tanpa perlu repot-repot memakai atasan. Dia sudah tau siapa di luar, makanya bisa sesantai ini. Tidak ada yang berani mengetuk pintu kamarnya selain yesung, donghae atau sang appa. Kalau Kyuhyun sih, tidak perlu mengetuk.

Samar-samar ia mendengar suara tangis. Dan saat pintu terbuka, terlihat Donghae dengan wajah masam sedang menggendong Sandeul yang menangis. Wajah adiknya itu lebih masam lagi setelah bertemu tatap dengan Sungmin. "Astaga, aku disuruh jadi pengasuh bayi sementara kalian enak-enakan di kamar" keluhnya membuat Sungmin tersenyum malu.

"Mianhae. Ah, kemari Sandeulie" tangannya menangkap Sandeul yang meraih-raih Sungmin. Donghae pun menyerahkannya dan segera berbalik, memilih bersikap seolah tidak melihat apa-apa. Tapi kemudian kepalanya menoleh dan memanggil hyungnya lagi sebelum pintu tertutup. "Hyung. Pastikan lehermu tidak terlihat saat nanti makan malam." Baru setelahnya ia pergi menyisakan Sungmin yang langsung menutupi bagian leher dengan tangan.

Rupanya perbincangan singkat mereka mengusik namja ikal yang sedang terlelap di kasur. Ia membuka mata saat mendengar pintu tertutup dan mendapati kekasihnya sedang membujuk Sandeul supaya berhenti menangis. Bibirnya tertarik ke atas melihat sang kekasih yang hanya berbalut celana pendek selutut, menggendong bayi, membujuknya sambil beraegyo -entah sadar atau tidak-, ditambah lagi tubuh putih susu itu tercorak tanda cinta di mana-mana. Sexy.

"Kau lihat kemana, Cho."

Seketika senyumnya jatuh saat Sungmin memergoki acara menatapnya. Namja itu berjalan mendekat setelah Sandeul sudah berhasil dijinakkan sehingga bocah itu lepas dari gendongan, ikut berjalan ke arah Kyuhyun seperti Sungmin.
Tidak bisa dipungkiri pemandangan ini kembali membuatnya tersenyum, apalagi saat Sandeul berusaha naik ke kasur untuk duduk di atas tubuh namja yang berbalut selimut. Sungmin memilih kembali menyelinap ke tempat tidurnya setelah memastikan bahwa makan malam masih setengah jam lagi.

"Kau tidak mandi, ming?"

"Ming?"

Keduanya tertawa saat Sandeul meniru gaya bicara Kyuhyun. "Ani, ani. Jangan tiru yang itu,"

"Ani?"

"Okey aku ulang. Kau tidak mandi, eomma?"

"Eom..ma"

Wajah Sungmin melunak menatap Sandeul. Anak itu sudah bisa memanggil eomma. Ia membayangkan bagaimana reaksi Ahra nuna jika mendengarnya. Tangannya terangkat menggenggam jari Sandeul, "aku bukan eomma mu."

Seakan mengerti, Sandeul hanya menunduk menatap tangan Sungmin. Tangan yang sedaritadi dirasa menggenggam jarinya itu ditatap penuh makna, kemudian menggerakkan bibirnya lagi menyebut 'eomma'.
Sungmin tidak tahan, ia segera menarik Sandeul ke dalam pelukannya. Membiarkan anak itu bersentuhan langsung dengan kulitnya, membuatnya hangat. Tambah lagi Kyuhyun ikut-ikutan memeluk mereka berdua. Sandeul yang merasa terhimpit akhirnya berontak, mengundang tawa para orang dewasa disana.

"Kau tau, anak ini juga demam 2 hari yang lalu. Saat aku meneleponmu dini hari. Kkk~ aku panik."

"Eoh? Sebenarnya itu hari pertamaku sakit, tidak bisa tidur sampai pagi."

"Dan kau berbohong di telepon? Tidak bilang kalau kau sakit, padahal jelas-jelas aku memdengar suara batuk."

"Hehe. Mian. Lalu bagaimana? Kau ke dokter malam-malam?"

Rich Boy From Countryside [KyuMin] BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang