Pagi ini Jimin sedang makan siang dirumah, ah ya, semenjak Hyeri meninggal, Dahyun tinggal dirumah Jimin. Itu ibunya yang menyuruh, sebenarnya ibu Dahyun disuruh untuk ikut juga kerumah Jimin, namun dia menolak berkali-kali hingga ibu Jimin pasrah.
Entah kenapa pagi ini suasana sangat menegangkan dimeja makan, semua menatap Jimin. Jimin yang ditatap hanya berbalik natap dengan tatapan bingung. Sampai pada akhirnya, ayah buka suara.
"Jimin, sekarang hari Jumat." Ucap ayah, Jimin menuangkan air kegelas lalu menatap ayah.
"Memang ada apa dengan hari ini?" Tanyanya, Jimin bingung, memang ada hari penting dihari Jumat ini?
Ayah menghembuskan napas pelan lalu bergantian melihat kearah Jimin, ibu, dan Dahyun. Lalu berucap, "Kau lupa? Hari ini kan hari terakhir untuk menentukan kau mau tidak dijodohkan oleh Dahyun?"
Jimin membulatkan matanya dan menatap Dahyun, "Astaga, maaf, aku lupa."
Ibu menatap Jimin kelewat jengkel, anak ini, sejak kapan ia pelupa seperti itu?
"Jadi apa jawabanmu?"
Jimin berpikir mungkin ada 5 menit ruang makan ini hening. Ketika Jimin tersenyum, semua menatapnya menunggu jawaban.
"Jadi.. Aku menerima perjodohan ini."
Zlep!
Semua menatap Jimin dengan mata berbinar-binar.
Akhirnya, batin Dahyun berteriak kelewat senang.
"Tapi tunggu,"
"Dahyun memang juga menyukaiku?" Tanya Jimin polos, mungkin kelewat polos. Dia tidak bisa lihat apa Dahyun senang bak anak kecil yang diberi mainan kemauannya? Sampai merah begitu mukanya dan tersenyum senang, bahkan ingin mengeluarkan air mata.
"Astaga, kukira kau peka Jimin dengan respon Dahyun." Sahut ayah sontak membuat Jimin melihat kearah Dahyun yang sudah terdapat semburan merah dipipinya dan senyum manisnya tak hilang dari bibirnya.
Tanpa aba-aba, Jimin langsung memeluk Dahyun membuat Dahyun kaget, sangat mungkin. Namun ia tetap membalas pelukan tersebut.
Jimin berbisik tepat ditelinga perempuan dalam dekapannya yang sebentar lagi menjadi istrinya, "Maaf. Aku mencintaimu, Dahyun."
Sebagai respon, Dahyun mencium pipi Jimin dan tersenyum senang saat pelukannya perlahan mengendur.
Ah, sebelum mereka melepas pelukan, Dahyun berbisik yang hampir terdengar oleh dirinya sendiri, ia berucap, "aku juga mencintaimu, Jimin."
Tanpa mereka ketahui, ibu kini meneteskan air mata bahagia. Melihat putra satu-satunya itu kini bahagia kembali walau tidak bersama Hyeri.
●●●
Hyeri sidesHari ini jadwalku dan Jungkook membeli baju pengantin. Awalnya, kukira aku akan beli bersama Jungkook, namun, tadi malam Jungkook kirim pesan kepadaku bahwa hari ini yang menemaniku adalah ibunya yang jelas calon mertuaku. Ini pertama kalinya aku berbelanja berdua dengan ibu Jungkook.
Aku sekarang sedang berada dimobil calon mertuaku. Dikiraku aku yang kerumah Jungkook, namun malah ibunya yang datang menjeputkan.
Selama perjalanan menuju tempat baju pengantin, Ibu selalu memujiku membuatku malu sendiri. Haduh, anaknya jago gombal ibunya suka muji, baper-baper deh ini..
"Hyeri, kau sangat cantik, ibumu juga sangat baik, kau bahkan sangat baik dan lucu."
Ucapan ibu membuatku tertohok.
Ibumu juga sangat baik.
Oh oke, mungkin sekarang kau bilang dia baik, tidak untuk nanti jika rahasia ini terbokar habis. Entah siapa yang nanti membokar, tapi pasti ini harus terbokar, kalau begini terus, aku seperti selalu merasa bersalah dengan keluarga Jungkook dan Jimin.
Kedua bibirku tertarik menampilkan senyum ketika sampai dibutik. Ibu Jungkookpun sama.
Sesampai disana, ibu Jungkook selalu menanyakan ingin yang mana membuatku bingung setengah mati. Semua ini bagus? Bagaimana aku memilihnya? Harusnya dicocokan dulu dengan Jungkook, biar aku tahu selera Jungkook seperti apa.
"Ibu, bagaimana jika ibu saja yang memilih?" Tanyaku ketika tersesat oleh busana yang bagus-bagus ini.
"Oke, bagaimana kalau yang ini?"
"Bagus dan cantik." Sahutku membuat ibu tersenyum dan memberikannya kepadaku.
"Coba pakai, nanti kalau bagus, kita beli yang ini." Ucap ibu diangguki olehku. Dengan segera aku masuk keruang ganti baju dan mengganti pakaianku. Selesai sudah, aku menatap diriku dikaca. Dengan percaya diri aku keluar dan memperlihatkan kepada ibu.
Sebelum kubertanya, Ibu sudah menjawab terlebih dahulu, "Bagus, bahkan sangat bagus, sangat cocok ditubuhmu, Hyeri."
Aku yakin, pipiku terdapat blush on berlebihan alias semburan merah.
Pilihan orang kaya memang tidak pernah salah, pikirku.
"Bagaimana kau mau yang ini? Jungkook juga terlihat tampan ketika memakai pasangan dari gaun ini." Seketika aku membeku, Jungkook? Memang dia ada disini?
Aku melihat kesekitar dan mendapatkan Jungkook yang sedang melihat kearahku sambil duduk dikursi. Ia tersenyum tipis dan mengangguk kecil membuatku ikut tersenyum. Senyumannya memang menular! Semoga saja manisnya menular. Eh.
"Yang ini saja bu." Sahutku membuat ibu menatapku gembira.
"Baiklah, akan ku urus administrasi nya." Seru Ibu lalu pergi kekasir. Dengan cepat, aku menghampiri Jungkook yang melihatku dalam.
"Jung?" Ucapku namun tidak ditanggapi.
"Jungkook?" Panggilku sambil duduk disebelahnya membuat dirinya terkejut bukan main.
"Hey, are u okay?" Tanyaku, ia mengedipkan matanya berkali-kali, lalu tersenyum tipis.
"Ya, kau sangat cantik, Hyeri." Pujinya membuatku malu. Ih, kenapa aku malu mulu sih?
"Terimakasih, kau juga sangat tampan, Jungkook." Fix ini kayaknya pertama kalinya aku memuji dia tanpa ragu. Biasanya sih mujinya dalam hati, kali lolos dari mulut.
"Ah, terimakasih."
Setelah itu, ibu datang sambil membawa 2 kantung ditangannya. Dan berucap, "Cepat ganti baju, kita akan pulang."
Selesai berganti baju kita semua langsung kemobil. Didalam mobil aku ingin sekali bertanya kenapa tiba-tiba bisa ada Jungkook? Darimana dia?
Aku tarik napas dalam, dengan ragu aku bertanya, "bu, kapan Jungkook datang dibutik?"
Ibu menoleh dan tersenyum tipis, "ketika kau sedang diruang ganti, aku sengaja mengajaknya kesini, agar pas ketika dicoba."
Aku mengangguk sebagai jawaban. Jungkook berada disebelahku, dia tertidur, sepertinya kelelahan? Apa dikantor banyak kerjaan? Tidak, aku seperti seorang istri yang mengkhawatirkan suaminya! Eh, tapikan aku istri Jungkook beberapa minggu lagi. Tak kusangka aku akan menikah, walau.. Tidak bersama Jimin. Tak apa, aku yakin, Jimin pasti sudah bahagia dengan perempuan yang ia lihat hari itu.
Tbc.
Maaf dikit lg sakit zheyenk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVE
Fanfic"Ingin kembali ingat kisah kita, namun, semua hancur karena diri ku." -Jung Hyeri.