Chapter 6

78 5 0
                                    

Sudah 2 minggu Hyeri meninggalkanku untuk selamanya. Selama 2 minggu tersebut aku mencari keberadaan ibu Hyeri. Setelah mendapat kabar Hyeri meninggal, keesokan harinya aku berkunjung kerumah Hyeri tetapi tidak ada orang, bisa dibilang kosong. Aku sempat bertanya pada tetangganya, katanya yang menempatkan rumah ini--ibu Hyeri sudah pindah rumah. Pernyataan itu membuatku semakin drop. Aku tidak menyangka Hyeri akan meninggalkanku dan meninggalkan janji janjinya. Ya Tuhan, aku masih tidak percaya bahwa Hyeri telah tiada. Sampai pada akhirnya diminggu ke 2 ini aku pasrah, mungkin memang aku dan Hyeri belum jodoh. Aku berusaha menerima kenyataan pahit ini. Aku tidak menyangka mimpi buruk tersebut menjadi nyata. Dimimpi tersebut hyeri bilang ia akan meninggalkanku untuk selamanya, kita tidak akan bertemu lagi, aku takut semua itu terjadi dan tepat 2 minggu yang lalu,semua itu terjadi, terjadi begitu cepat. Tapi aku harus menerima semua ini, aku bersyukur karena masih memiliki kenangan indah bersama Hyeri. 

"Hyeri, semoga kau tenang disana. Jangan menggoda malaikat ya, aku tahu malaikat lebih tampan kebandingku, tapi tetap tidak boleh." gumamku sambil tersenyum. Ah iya, disebelahku terdapat Dahyun. Dahyun yang selama ini menemaniku dikala senang maupun sedih. Aku sangat berterimakasih atas semua itu.

"Semoga Hyeri tenang disana. Kamu juga tidak boleh sedih, Hyeri akan ikut sedih disana." ucap dahyun sambil mengusap punggung tanganku.
Aku tersenyum sebagai respon, aku bersyukur masih ada Dahyun, orangtua, dan sahabat sahabatku untuk menemaniku.

"Mari kita makan!" Seruku sambil mengenggam tangan Dahyun, aku sempat melihatnya tersentak tapi kemudian menjadi biasa saja.

"Iy-iya." ucapnya terbata - bata membuatku tertawa 

[Disisi lain]

Aku berkeliling disekitar komplek rumah duluku. Aku rindu rumahku,sekarang aku tinggal dirumah yang baru. Aku sangat merindukan semua kenangan dirumah tersebut. Rumah dariku lahir. Ah iya, aku berkeliling bersama Jungkook. Menaiki motor. Aku yang memintanya, padahal tadinya ia sedang sibuk dengan pekerjaannya tetapi karena aku langsung datang kekantornya, ia pun menurutinya. Ah iya, ini bukan motor Jungkook, melainkan motor temannya. 

Dilan bat ga tuu naek motor.g

"Kita berkeliling saja?" Tanyanya Jungkook sambil melihat kaca spion.

"Hng..yaiya" sahutku sambil melihat perumahan komplek. Aku sering berkeliling komplek dengan Jimin. Aku merindukan semua itu. Tiba tiba saja terlintas dipikiranku untuk melewati komplek Jimin. Komplekku dan Komplek jimin tidak jauh, hanya beda beberapa blok saja. Sebenarnya ibuku melarangku untuk melihat Jimin, nelepon, chat bahkan melewati rumahnya saat sedang jalan kaki atau naik motor, terkecuali naik mobil. Tapi sekarang aku melanggar semua itu, aku sudah meminta ke Jungkook dan jungkook menyetujuinya. Ah iya, Jungkook tidak pernah tau kalau aku mempunyai kekasih. Aku tidak mau mengungkit kembali semua itu, aku tutup rapat rapat semuanya. Orangtuaku pun sama,mereka semua yang merencanai semua ini. Aku tahu ibuku menelepon Jimin dan bilang apartemenku terbakar habis. Aku cukup kaget dengan perkataan ibuku, aku tidak menyangka, anaknya sendiri diucap meninggal. Aku tak habis pikir,namun kata ibuku, agar Jimin percaya dan tidak mencariku.
Oh astaga, maafkan aku Jimin.

Tak terasa sudah masuk kekomplek jimin. Aku meminta jungkook berhenti beberapa meter dari rumah Jimin. Agar tidak ketahuan.

"Ada apa?" Tanyanya ketika memberhentikan motor.

"Tidak, aku hanya ingin duduk sebentar." ucapku sambil meneliti rumah Jimin. Sama saja, pikirku. Tidak ada yang beda dari dulu, aku ingin melihat wajah jimin, aku rindu dia. Tapi aku bingung harus melihat bagaimana?.

Tanpa aku sadari, Jungkook memperhatikanku dengan tatapan bingung. Mungkin ia sudah memanggilku lebih dari 5 kali, sampai pada akhirnya aku sadar ketika ia menepuk pelan bahuku. Aku melihat kearahnya, senyumnya mengembang. Manis, pikirku.

FAKE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang