N Y | Part 23 - Morning with The Carter

7.1K 249 0
                                    

"Aube?" panggil Alleysia tidak percaya ketika melihat Aube—kekasih kakaknya, sedang memasak di dapur mereka di pagi hari ini. Memang, setelah berbicara dengan Tyler semalam, lelaki itu meminta Aube untuk menginap mengingat waktu yang sudah larut malam dan juga Tyler yang masih ingin berlama – lama dengannya.

            "Hai Ley, bagaimana coachella?" sejak beberapa hari yang lalu, Alleysia dan Qienna memang sempat meminta ijin kepada Tyler dan Aube untuk terbang ke California untuk menghadiri salah satu festival paling bergengsi di Amerika, Coachella.

            "It was fun, aku tidak menyangka Qienna memiliki banyak sekali teman di California" balas Alleysia yang kini sudah duduk di kitchen island sembari memperhatikan Aube yang saat ini sedang memanggang bacon untuk sarapan mereka

            "Qienna dulu sempat tinggal di Los Angeles untuk beberapa tahun karena Grandy dan Granny kami memutuskan untuk tinggal disana. Namun setelah Grandy dan Granny kami memutuskan untuk pindah dan tinggal di Dubai, Qienna di pindahkan kembali ke New York bersama kami"

            Alleysia menaikan alisnya bingung "Dubai? Berarti bisa jadi kemungkinan Grandymu kenal Tyler?"

            Aube berhenti sebentar dari pergerakannya meletakan bacon diatas roti yang sudah di panggang lalu tersenyum "Memang, Grandy mengetahui tentangnya tapi tidak tau kalo Tyler"

            "Kalo Aku kenapa?" suara bariton yang diiringi dengan nada khas seorang habis bangun tidur pun memenuhi dapur dimana Aube dan Alleysia sedang berbicara. Si pemilik dapur pun langsung berjalan menghampiri wanitanya lalu memeluk wanita itu dari belakang

"Aku sangat benci ketika aku bangun dari tidurku, dan bukan wajahmu lah yang kulihat" ucap Tyler didalam lekukan leher Aube. Mungkin memang lelaki yang sedang bergelayut manja pada Aube ini sangat merindukan dirinya. Karena semenjak semalam, Tyler tidak pernah melepaskan pelukannya pada Aube, dan juga pria itu selalu menempatkan wajahnya pada lekukan leher wanita itu. Katanya, lekukan leher Aube adalah tempat paling ternyaman untuk menempatkan wajahnya.

"Get a room. Please!" tanpa perlu repot – repot melihat siapa si penganggu suasana kali ini, Tyler pun sudah sangat tau bahwa adiknya lah si pengganggu itu.

"Shut the hell up, Alleysia. Go outside and get yourself a fucking boyfriend. So you could understand how wonderfull doing things like this" jawab Tyler lalu memutar badan Aube menjadi menghadapnya dan mencium bibir wanita itu tepat dihadapan adiknya

Alleysia mendengus kesal melihat tindakan kakaknya barusan. Karena menurutnya, tindakan Tyler barusan sama saja mengejek dirinya yang tidak memiliki pasangan. "Go to the hell you bastard!" caci Alleysia lalu mengambil satu piring yang sudah disiapkan oleh Aube dan dibawanya pergi meninggalkan area dapur

"You first" balas Tyler dengan sedikit teriak agar adiknya itu mampu mendengar perkataanya

"Kau sedikit keterlaluan Tyler" ujar Aube ketika Alleysia sudah benar – benar menghilang dari pandangan mereka

"Aku berkata tentang fakta, Bee. Leyis itu sebenarnya banyak yang menyukainya, Keenan contohnya, tetapi ia terlalu pemilih" jawab Tyler sambil mempererat rengkuhannya pada pinggang Aube

"Wanita itu memang harus memiliki sikap pemilih Tyler, apalagi jika sudah menyangkut mengenai hubungan dan pendamping. Tidak mungkinkan jika wanita tidak memiliki sikap pemilih, maka ia akan memilih siapapun untuk menjadi pendampingnya tanpa memikirkan seperti apa pendampingnya itu, dan juga segala macam yang berhubungan mengenai pendampingnya. Kalo pilihannya tepat, maka ia akan hidup bahagia seperti keinginanya. Namun bagaimana jika sebaliknya?"

NEW YORK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang