15 - tertangkap cemburu

4.9K 320 34
                                    

start: 10/02/19
end: 28/09/20

[republish]

Aku cemberu karena aku takut.

Hari itu Haira berangkat bersama Salma, ketika sampai diparkiran, keduanya baru bertemu dengan Yura dan berjalan beriringan menuju lorong utama. Pasang-pasang mata yang berada di sepanjang koridor menatap lekat kearah mereka.

Kejadian kemarin diparkiran ternyata menjadi trending topik pagi ini. Banyak cewek-cewek yang mengomonginya terang-terangan. Lihat, betapa hebohnya orang-orang itu saat pemeran utama hadir dalam perbincangan gosib hangat mereka. Gadis itu sukses membuat seluruh pasang mata tertuju padanya. Bahkan Yura dan Salma hanya diam tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan sahabatnya.

"Wii, mantap princess gue!" teriak Hoshi dari ujung lalu berlari menghampiri Haira.

"Anjir, anjir, makin cantik yang lagi patah hati." goda  Hoshi mengacak rambut Haira.

"Apasih, ah! Minggir lo sipit!" omel Haira menepis kasar tangan Hoshi. "Sial, rambut gue berantakan."

"Yaelah, baru segitu. Hati lo berantakan nggak di tinggal bebeb di parkiran?!" ledek Hoshi sambil menarik turunkan alisnya menantang.

"Tunggu, tunggu." Yura menghadang Haira dan Hoshi dengan berdiri ditengah-tengah. "Maksud Lo patah hati. Siapa yang patah hati sih? Gue ketinggalan berita besar ya?"

Hoshi mendengus. "Lo temen macam apa? Temen Lo lagi patah hati aja kagak tau." sarkasnya.

"Heh sipit nggak usah ngegas! Gue nanya nyelow njir." ketus Yura tidak terima.

"Mana ngegas gila, gue nggak bawa mobil." balas Hoshi tak kalah sinis.

Yura sudah memberi ancang-ancang untuk melempar Hoshi dengan sepatu. Haira yang melihatnya langsung menengahi keduanya tak ingin terjadi masalah yang akan membuat mereka berakhir di ceramahi pagi-pagi oleh guru ke siswaan yang membosankan.

"Lo berdua ribut mulu, gue nikahin nih lama-lama." dengus Haira yang dibalas pelototan oleh keduanya.

"AMIT-AMIT YA GUSTI!"

"Ciee barengan," seru Salma dan Haira.

Yura berekspresi jijik menatap Hoshi dan mendorongnya menjauh. "Heh, jauh-jauh lo sipit. Gue nggak kenal lo!"

Hoshi berdecak tak terima dan melengos pergi begitu saja. Haira tertawa melihat wajah Hoshi yang memerah menahan kesal. Memang Hoshi selalu menjadi biang kerok.

"Seru banget, ada apa nih?"

Haira berhenti tertawa dan mereka serentak menoleh. "Eh, kakak kapten," pekik Salma girang.

Theo membalasnya dengan senyuman tipis lalu kembali mengalihkan pandangan kepada Haira. "Kalian lagi ngapain disini?"

"Kita nggak ngapain-ngapain. Lo sendiri ngapain kak? Baru dateng?"

Theo menggeleng. "Gue dateng selalu pagi. Kebetulan gue abis dari ruang eksul eh ketemu lo disini lagi ketawa ngakak kaya orang gil──Ahhk anjing, Ra! Sakit! bercanda elah." ringis Theo mengusap lengannya yang baru saja ditinju oleh Haira.

"Lagian cewek cantik kaya gue dikatain gila." Haira mendelik sinis.

"Cewek cantik nggak ada yang galak." Theo tertawa melihat air muka Haira berubah. Jujur, gadis itu terlihat sangat menggemaskan.

Haira meninju lagi lengan Theo dengan bruntal. "Nggak usah bikin mood gue pagi-pagi berantakan deh. Nyebelin banget. Minggir ah! cewek cantik mau lewat." Haira mendorong tubuh Theo namun dirinya langsung membeku di tempat.

 INTERESTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang